Gambar 4.4. Perkembangan PDB
Tahun 1981-2010
Berdasarkan Gambar 4.4. di atas diketahui bahwa nilai PDB pada tahun 1981 hingga 1989 merupakan yang terendah berada pada kisaran Rp. 100 hingga Rp. 200
trilyun kemudian mengalami peningkatan hingga tahun 2008. Pada tahun 2008 - 2009 pertumbuhan PDB Indonesia cenderung mengalami penurunan yang disebabkan
adanya pengaruh krisis ekonomi global yang melanda Amerika Serikat akhir tahun 2007. Krisis tersebut menyebabkan berbagai penurunan indikator ekonomi seperti
ekspor dan impor yang mempengaruhi permintaan akan suatu barang sehingga berbagai produksi barang juga akan menurun.
4.2.5. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Tahun 1981-2010
Di Indonesia, ada 2 sistem yang digunakan dalam kebijakan nilai tukar rupiah sejak tahun 1971 hingga sekarang yaitu sistem nilai tukar tetap fixed exchange rate
dan nilai tukar mengambang floating exchange rate. Pada saat ini, pemerintah lebih
Universitas Sumatera Utara
sering menggunakan sistem nilai tukar mengambang dalam kebijakan moneter yang diambilnya. Perkembangan nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain
yang diukur dalam RupiahUS dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Tahun
1981-2010
Tahun Nilai Tukar Rupiah
RpUS Pertumbuhan
1981 644.00
- 1982
692.50 7.53
1983 994.00
43.54 1984
1,026.00 3.22
1985 1,111.00
8.28 1986
1,283.00 15.48
1987 1,644.00
28.14 1988
1,686.00 2.55
1989 1,770.00
4.98 1990
1,843.00 4.12
1991 1,950.00
5.81 1992
2,030.00 4.10
1993 2,087.00
2.81 1994
2,161.00 3.55
1995 2,249.00
4.07 1996
2,342.00 4.14
1997 2,909.00
24.21 1998
10,014.00 244.24
1999 7,855.00
-21.56 2000
9,525.00 21.26
2001 10,265.00
7.77 2002
9,261.00 -9.78
2003 8,571.00
-7.45 2004
8,939.00 4.29
2005 9,705.00
8.57 2006
9,020.00 -7.06
2007 9,419.00
4.42 2008
11,325.00 20.24
2009 9,400.00
-17.00 2010
9,987.00 6.24
Sumber : BI, data di olah 2011
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Tahun 1981-2010
Berdasarkan Gambar 4.5. diketahui bahwa nilai tukar rupiah yang terjadi dari tahun 1997 ke 1998 sangat signifikan yaitu dari 2.909 RpUS menjadi 10.014
RpUS, hal ini disebabkan adanya kenaikan jumlah uang beredar, turunnya suku bunga dan permintaan masyarakat akan barang juga meningkat. Dengan melemahnya
nilai tukar mata uang Indonesia menandakan melemahnya kondisi untuk melaksanakan transaksi luar negeri baik itu untuk ekspor-impor maupun hutang luar
negeri. Terdepresiasinya mata uang Indonesia menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan krisis kepercayaan terhadap mata uang
domestik.
4.2.6. Perkembangan Inflasi Indonesia Tahun 1981-2010
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus. Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja
Universitas Sumatera Utara
tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. Inflasi yang terjadi dalam
masyarakat disebabkan oleh faktor ketidakpastian masyarakat akan kondisi perekonomian yang selalu berfluktuasi dan selalu memiliki kecenderungan untuk naik
setiap tahunnya. Perkembangan tingkat Inflasi di Indonesia periode 1981-2010 sangat
berfluktuasi. Fluktuasi ini diakibatkan kondisi Indonesia yang mengalami beberapa perubahan baik di pemerintahan maupun politik. Perkembangan tingkat inflasi dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 1981-2010
Tahun Tingkat Inflasi
Tahun Tingkat Inflasi
1981 12.60
1996 8.00
1982 9.30
1997 11.10
1983 11.90
1998 77.60
1984 10.40
1999 2.00
1985 4.60
2000 9.40
1986 5.90
2001 12.60
1987 9.10
2002 10.00
1988 8.20
2003 5.10
1989 6.30
2004 6.40
1990 7.90
2005 17.11
1991 9.30
2006 6.60
1992 7.60
2007 6.59
1993 9.60
2008 11.06
1994 8.60
2009 5.00
1995 9.40
2010 6.10
Sumber : BI, data di olah 2011
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.6. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 1981-2010
Pada tahun 1981 hingga tahun 1996 tidak terjadi perubahan inflasi yang signifikan namun pada tahun 1997 ke 1998 terjadi kenaikan inflasi yang sangat
signifikan. Pada periode tersebut inflasi terendah terjadi pada awal tahun 1999 sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998 dan tahun 2005. Naiknya inflasi
disebabkan adanya kenaikan jumlah uang beredar, turunnya suku bunga dan permintaan masyarakat akan barang juga meningkat.
Tahun 1998 kondisi politik Indonesia mengalami perubahan dengan lengsernya Suharto dan tumbangnya orde baru, yang disambut dengan goncangan
krisis finansial 1998 telah merambat pada krisis kepercayaan yang memaksa tingkat inflasi di Indonesia naik dari 11.10 pada 1997 menjadi 77.60 pada 1998 atau naik
66.50. Selanjutnya kenaikan harga minyak dunia yang memaksa pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri 1 maret 2005 juga direspon oleh inflasi yang
Universitas Sumatera Utara
meningkat dari 6.4 pada 2004 naik menjadi 17.11 pada 2005 atau meningkat 10.71. Setelah shock kenaikan harga BBM dalam negeri tahun 2005 perlahan
tingkat inflasi kembali stabil terlihat ditahun 2006 yang menyentuh 6.6, tahun 2007. 6.56 dan tahun 2008 sebesar 11.06.
4.3. Analisis dan Pembahasan