probability 0,05 yaitu 0,225992 Lampiran 6.3. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model empiris yang digunakan adalah mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal.
4.4. Interpretasi Hasil Regresi
Berdasarkan hasil regresi dapat diketahui pengaruh PDB, nilai tukar rupiah dan inflasi terhadap nilai total impor, impor migas dan non migas Indonesia sebagai
berikut :
Tabel 4.7. Resume Hasil Regresi
Variabel IMP
MGS N_MGS
Tanda Signifikansi
Tanda Signifikansi
Tanda Signifikansi
PDB positif
sign positif
sign positif
sign NTR
negatif sign
negatif tidak
negatif sign
INF positif
sign positif
tidak positif
sign Sumber: data diolah.
Perilaku total impor dan impor non migas terhadap PDB, nilai tukar dan tingkat inflasi berdasarkan tabel 4.7 di atas adalah identik. Hal ini dikarenakan impor
Indonesia secara keseluruhan didominasi sektor non migas. Oleh karena itu perilaku impor Indonesia secara keseluruhan dapat diwakili oleh kecenderungan perilaku
impor non migasnya.
4.4.1. Variabel Produk Domestik Bruto PDB
Hasil regresi yang diringkaskan pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa PDB mempunyai hubungan positif searah dan berpengaruh signifikan terhadap nilai total
Universitas Sumatera Utara
impor, impor migas dan non migas Indonesia. Artinya jika terjadi peningkatan PDB maka nilai total impor, impor migas dan non migas Indonesia akan meningkat juga.
Perubahan PDB turut mempengaruhi perubahan impor Indonesia. Athiah 2010 yang melakukan penelitian berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Impor Di Indonesia” juga menyatakan bahwa PDB bernilai positif, berpengaruh signifikan dan memiliki elastisitas yang sangat tinggi terhadap
impor Indonesia. Penelitian Sigit 2003
Hal ini telah sesuai dengan teori, dimana PDB memiliki hubungan yang positif terhadap impor. Pendapatan nasional sangat mempengaruhi pola konsumsi,
biasanya pola konsumsi penduduk yang meningkat akan diikuti oleh kecenderungan meningkatkan impor, hal ini disebabkan produktivitas di dalam negeri belum mampu
untuk memenuhi permintaan yang ada. yang menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto
PDB, nilai kurs rupiah, penanaman modal asing PMA, Penanaman modal dalam negeri PMDN dan cadangan devisa terhadap permintaan impor jangka pendek dan
jangka panjang, menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara PDB terhadap permintaan impor Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Realisasi impor juga ditentukan oleh kemampuan masyarakat suatu negara untuk membeli barang-barang buatan luar negeri yang berarti besarnya impor
tergantung dari tingkat pendapatan nasional negara tesebut. Makin tinggi tingkat pendapatan, serta makin rendah kemampuan negara dalam menghasilkan barang-
Universitas Sumatera Utara
barang tersebut, maka impor makin tinggi dan makin banyak terdapat “kebocoran” dalam pendapatan nasional Deliarnov, 2005.
4.4.2. Variabel Nilai Tukar Rupiah
Berdasarkan resume hasil analisis pada tabel 4.7 variabel nilai tukar rupiah mempunyai hubungan negatif terhadap nilai total impor, impor migas dan non migas
Indonesia. Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap nilai total impor dan impor non migas tetapi untuk impor migas pengaruhnya tidak signifikan.
Berdasarkan teori, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ekspor maupun impor. Jika nilai tukar internasional
mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi harganya akan menyebabkan ekspor meningkat
dan impor cenderung menurun Sukirno, 2009. Jadi nilai tukar internasional mempunyai hubungan terbalik dengan impor. Apabila nilai tukar internasional dalam
hal ini US dollar meningkat terhadap rupiah, maka impor Indonesia akan menurun. Depresiasi maupun apresiasi yang terjadi terhadap nilai mata uang dalam negeri,
impor tetap ada, namum persentase impor yang akan terpengaruh. Hasil penelitian yang dilakukan Athiah 2010 diketahui bahwa nilai kurs
negatif dan inelastis terhadap impor Indonesia. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap impor namun dari hasil estimasi
diketahui bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap impor migas Indonesia. Demikian juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sigit 2003
Universitas Sumatera Utara
bahwa kurs rupiah memiliki pengaruh yang negatif terhadap permintaan impor Indonesia dalam jangka pendek.
Pengaruh nilai tukar rupiah terhadap nilai impor migas Indonesia menjadi tidak signifikan disebabkan oleh karena ekonomi migas bukan dalam kategori pasar
perfect competition , sehingga demand dan supply tidak memegang peranan penting
dalam pasar migas. Harga minyak dalam negeri ditentukan oleh harga minyak dunia, karena
sebahagian besar produk migas dan turunannya diimpor dari luar negeri dan adanya kebijakan pemerintah memberlakukan subsidi harga BBM dalam negeri. Sehingga
pengaruh fluktuasi nilai tukar tidak nyata terhadap impor migas Indonesia. Berapapun harga minyak dan gas pada saat tersebut pasti akan dibeli, karena migas merupakan
kebutuhan pokok masyarakat dan industri dalam negeri.
4.4.3. Variabel Inflasi