Persamaan Ketiga Fungsi Nilai Impor Non Migas Indonesia

4.3.3. Persamaan Ketiga Fungsi Nilai Impor Non Migas Indonesia

Persamaan ketiga mengestimasi pengaruh produk domestik bruto, nilai tukar rupiah dan inflasi terhadap nilai impor non migas Indonesia. Hasil estimasi sebagai berikut : LOGN_MGS = 4.6286 + 0.8705 LOGPDB - 0.8017 LOGNTR + 0.1945 LOGINF Std. error 0.080721 0.123213 0.062727 t-statistic 10.78437 -6.506642 3.101776 Prob t-stat 0.0000 0.0000 0.0046 R = 2 0.917684 F-statistik = 96.61845 Adj R = 2 0.908186 Prob F-stat = 0.000000 Dw = 1.252604 Sumber: Lampiran 6

4.3.3.1. Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit

Ketepatan model dapat dilakukan dengan Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit sebagaimana tertera dalam lampiran 6 sebagai berikut : a. Koefisien Determinasi R 2 Berdasar hasil estimasi diperoleh koefisien determinasi R 2 untuk persamaan ketiga sebesar 0.917684 yang bermakna bahwa variabel bebas produk domestik bruto, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi mampu menjelaskan variasi nilai impor non migas sebesar 91.76 persen selama kurun waktu yang diteliti sedangkan sisanya sebesar 8.24 persen dijelaskan oleh variabel lain di Universitas Sumatera Utara luar model. Besarnya nilai variasi dari variabel bebas tersebut menunjukkan bahwa pergerakkan nilai impor non migas selalu dipengaruhi oleh PDB, nilai tukar dan tingkat inflasi dimana setiap perubahan dari variabel bebas tersebut akan merubah besaarnya nilai impor non migas Indonesia. b. Uji Parsial t-stat Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu PDB, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi secara individu berpengaruh signifikan terhdap nilai impor non migas Indonesia pada tingkat α = 1 persen dengan probability masing-masing sebesar 0.0000, 0.0000 dan 0.0045. c. Uji Signifikansi Simultan F-test Hasil uji F Overall yang dilakukan untuk melihat signifikansi secara bersama-sama variabel PDB, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi dalam mempengaruhi variabel nilai impor non migas Indonesia. Hasil estimasi diperoleh nilai F-Statistik sebesar 96.61845 prob 0.000 α 0,05 yang berarti secara bersama-sama PDB, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi dapat mempengaruhi impor non migas Indonesia. Dari hasil estimasi persamaan di atas maka dapat diketahui bahwa: 1. Apabila PDB mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka nilai impor non migas akan meningkat 0.8705 persen, ceteris paribus. 2. Apabila nilai tukar rupiah mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka nilai impor non migas akan menurun 0.8017 persen, ceteris paribus. Universitas Sumatera Utara 3. Apabila tingkat inflasi mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka nilai impor non migas akan meningkat 0.1945 persen, ceteris paribus. Perilaku atau respon dari nilai impor non migas terhadap PDB, nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi memiliki kesamaan dengan nilai total impor. Dimana PDB dan inflasi memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap total impor dan impor non migas. Hal ini dikarenakan komponen penyumbang impor Indonesia didominasi oleh sektor non migas. Sebaiknya impor lebih diarahkan kepada barang investasi daripada barang konsumsi maka impor tentunya akan lebih berpengaruh positif terhadap pembangunan. Dalam jangka panjang impor barang investasi dapat menghasilkan pengembalian yang lebih besar daripada kerugian impornya. Barang investasi selain dapat digunakan untuk berproduksi, juga dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah suatu produk.

4.3.3.2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Autokorelasi Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan dengan Langrange Multiplier Test LM Test. Hasil uji LM test menunjukkan bahwa besarnya nilai X 2 hitung ObsR-squared = 2.569761 dengan probability 0.1089 lebih besar dari 0.05 Lampiran 6.1. Dengan demikian, menurut uji serial korelasi LM test tidak terdapat autokorelasi dalam hasil estimasi. Universitas Sumatera Utara b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan Metode Klein yang dikemukakan oleh L.R.Klein. Metode ini membandingkan lower case korelasi antar masing- masing variabel independen. Apabila nilai r 2 R 2 hasil regresi variabel dependen terhadap semua variabel independen, atau dengan kata lain, multikolinearitas terjadi apabila r 2 X1, X2, Xk R 2 X1, X2, Xk dan multikolinearitas dikatakan mempunyai derajat yang rendah apabila: r 2 X1, X2, Xk R 2 Berdasarkan hasil analisis data, dimana semua variabel independen saling berhubungan dengan derajat yang rendah, artinya tidak ditemukan ada nilai r X1, X2, Xk. 2 R 2 c. Uji Linearitas 0.917684 . Hasil pengujian dengan Ramsey RESET test diperoleh nilai F-Statistik sebesar 2.824525 dengan nilai probabilitasnya 0.1053 lebih besar dari 0.05 Lampiran 6.2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan di atas sudah linier dan benar. d. Uji Normalitas Kriteria yang digunakan adalah jika nilai probabilitas Jarque-Bera JB test alpha 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal, atau dapat juga dilihat dari nilai JB X²tabel maka residualnya berdistribusi normal. Hasil pengujian Jarque-Bera JB test yang tertera pada lampiran ditemukan bahwa angka Universitas Sumatera Utara probability 0,05 yaitu 0,225992 Lampiran 6.3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model empiris yang digunakan adalah mempunyai residual atau faktor pengganggu yang berdistribusi normal.

4.4. Interpretasi Hasil Regresi