Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas

3.6.1. Uji Autokorelasi

autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data time series. autokorelasi itu sering dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data runtun waktu atau time-series atau ruang seperti dalam data lintas sektoral atau cross section. sehingga terdapat saling ketergantungan antara faktor pengganggu yang berhubungan dengan pengamatan lainnya. oleh sebab itu masalah autokorelasi biasanya muncul dalam data time series , meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi dalam data cross section. dalam konteks regresi, model regresi linier mengasumsikan bahwa situasi autokorelasi tidak terdapat dalam faktor pengganggu atau dapat ditulis: ei,j = 0; i ฀j ……………………………..……………………… 3.5 berdasar persamaan 3.5, dapat dikemukakan bahwa model regresi linier mengasumsikan bahwa faktor pengganggu yang berhubungan dengan pengamatan lainnya. oleh karena itu, bila pengamatan-pengamatan dilakukan sepanjang waktu, pengaruh faktor pengganggu yang terjadi dalam suatu periode waktu, tidak terbawa pada periode waktu berikutnya. bila terjadi saling ketergantungan antara faktor pengganggu yang berhubungan dengan observasi dipengaruhi oleh unsur gangguan yang berhubungandengan pengamatan lainnya atau dengan kata lain terjadi autokorelasi, ditulis dengan simbol berikut: Universitas Sumatera Utara e฀i,฀j ≠ 0; i ฀฀j …………………………………………………. 3.6 untuk menguji autokorelasi dalam model ini digunakan uji lagrange multiplier lm test, yaitu dengan membandingkan nilai ฀ 2 hitung dengan ฀ 2 1. bila nilai ฀ tabel, dengan kriteria keputusan sebagai berikut: 2 hitung ฀ 2 2. bila nilai ฀ tabel maka hipotesis nol ho ditolak, berarti ada autokorelasi. 2 hitung ฀ 2

3.6.2. Uji Multikolinearitas

tabel maka hipotesis nol ho tidak dapat ditolak, berarti tidak ada autokorelasi. pada dasarnya multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna mendekati sempurna antar beberapa atau semua variabel bebas. adapun cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah: 1. apabila korelasi antara dua variabel bebas lebih tinggi dibandingkan dengan salah satu atau kedua variabel bebas tersebut dengan variabel terikat pindyk and rubinfeld, 1990. 2. gujarati 2008 lebih menegaskan bahwa: bila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8 maka multikolinieritas menjadi masalah yang serius. adanya statistik f dan koefisien determinasi yang signifikan namun diikuti dengan banyaknya statistik t yang tidak signifikan. perlu diuji apakah sesungguhnya x 2 dan x 2 secara sendiri-sendiri tidak mempunyai pengaruh terhadap y; atau adanya multikolinieritas yang serius menyebabkan koefisien mereka menjadi tidak Universitas Sumatera Utara signifikan. bila dengan menghilangkan salah satu, yang lainnya menjadi signifikan, besar kemungkinan ketidaksignifikanan variabel tersebut disebabkan adanya multikolinieritas yang serius.

3.6.3. Uji Normalitas