Hasil adukan tidak boleh terlalu lumat seperti bubur. Ketel adukan harus selalu penuh atau sedikitnya berisi tiga perempat adukan.

5. Stasiun Pengadukan

Digesting Buah yang telah membrondol dari mesin penebah kemudian dimasukkan ke dalam ketel pengaduk digester. Ketel ini memiliki dinding rangkap dan poros putar yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk Sunarko, 2009. Buah di dalam digester akan diaduk dan dilumatkan sedemikian rupa oleh pisau-pisau yang saling bergesekan. Daging buah akan terpecah dan terlepas dari bijinya. Proses pengadukan ini berlangsung selama 20 menit pada suhu sekitar 95 o C Sunarko, 2009. Pemanasan menyebabkan sel-sel minyak membuka dan mengembang. Karena itu, jaga agar suhu di dalam digester konsisten di bawah 100 o C. Jika suhu mencapai 100 o C atau lebih, minyak dan air akan bersatu membentuk emulsi yang menyulitkan saat proses pemisahan minyak Sunarko, 2009. Pelumatan buah harus berjalan baik. Ditandai dengan daging buah lepas dari biji secara sempurna:

i. Hasil adukan tidak boleh terlalu lumat seperti bubur.

ii. Serat-serat buah harus masih terlihat jelas. iii. Minyak yang terbentuk di dalam ketel adukan harus dikeluarkan. iv. Suhu massa buah diupayakan lebih rendah dari 90 o C.

v. Ketel adukan harus selalu penuh atau sedikitnya berisi tiga perempat adukan.

vi. Waktu pelumatan dalam digester 20-25 menit Sunarko, 2009. Universitas Sumatera Utara

6. Stasiun Pengempaan

Pressing Pengempaan bertujuan untuk mengambil minyaknya dari buah secara bertahap dengan bantuan pisau pelempar dari ketel adukan. Alat yang digunakan dalam proses ini disebut screw press, yakni alat penekan yang berputar berlawanan arah. Masa buah akan tertekan ke ujung screw dan minyak akan keluar melalui dinding silinder yang berlubang. Minyak hasil pengempaan di tampung di sebuah talang crude oil tank melalui saringan getar vibrating screen dan di pompakan ke stasiun pemurnian klarifikasi. Biji dan serabut yang berbentuk gumpalan diteruskan ke cake breaker conveyor dan dipisahkan di pericarper. Biji dikirim ke tempat penampungan biji nut silo, sedangkan serabut fibre dikirim ke ketel uap sebagai bahan bakar Sunarko, 2009.

7. Stasiun Klarifikasi

Stasiun klarifikasi yaitu stasiun pengolahan di pabrik kelapa sawit yang bertujuan untuk melakukan pemurnian minyak dari kotoran-kotoran, seperti padatan lumpur dan air. Minyak kasar yang diperoleh dari proses pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan solid, lumpur sludge, maupun air. Tujuan dari pembersihan ini adalah untuk memperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak. CPO kasar yang melalui proses pemurnian atau klarifikasi bertahap akan menjadi minyak sawit mentah yang kemudian disimpan di tangki penimbunan sebelum pengiriman. Sedangkan sisa olahan yang berupa lumpur, masih dapat dimanfaatkan dengan proses daur ulang untuk diambil CPO-nya Pahan, 2011. Universitas Sumatera Utara

2.7 Crude Palm Oil CPO