lemak. Asam lemak bebas tinggi adalah suatu ukuran tentang ketidakberesan dalam panen dan pengolahan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan
rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam CPO Satyawibawa dan Widyastuti, 1992.
2.10 Standar Mutu Crude Palm Oil CPO
CPO memegang peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya.
Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan
spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas, air, kotoran dan logam. Kebutuhan mutu CPO yang digunakan sebagai bahan baku
industri pangan dan nonpangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kesegaran,
kemurnian dan
aspek higienisnya
harus diperhatikan
Fauzi, dkk., 2012.
2.1.1 Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Dengan Metode Alkalimetri
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan
sejumlah contoh tertentu yang akan di analisis. Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti, maka
persyaratan berikut perlu diperhatikan dalam setiap titrasi yaitu interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara terhitung. Artinya,
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan ketepatan yang dapat dicapai dengan peralatan yg digunakan dalam titrimetri dan laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat
Mulyono, 2006. Pada proses titrasi digunakan suatu larutan pentiter dan indikator. Pentiter
yang digunakan ialah larutan yang mempunyai sifat basa kuat. Dapat digunakan larutan Natrium Hidroksida NaOH ataupun larutan Kalium Hidroksida KOH.
Indikator yaitu, asam atau basa lemah yang berubah warna diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Kisaran penggunaan indikator
adalah 1 unit pH disekitar nilai pKa-nya. Sebagai contoh Fenolftalein PP, mempunyai pKa 9,4 perubahan warna antara pH 8,4 – 10,4. Energi proton
dipindahkan dari struktur fenol dari fenolftalein sehingga pH-nya meningkat akibatnya akan terjadi perubahan warna yang menandakan telah tercapainya titik
akhir titrasi Rohman dan Gandjar, 2008. Teknik titrasi alkalimetri merupakan bagian dari metode Titrimetri.
Alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa – senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Bentuk metode ini termasuk kedalam reaksi
netralisasi, yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton asam dengan penerima proton basa Rohman dan Gandjar, 2008.
Dalam penetapan kadar asam lemak bebas dalam CPO ini, metode yang digunakan adalah alkalimetri. Sebagai titrasi asam lemah dengan basa kuat.
Dalam pengerjaannya, pelarut organik yang digunakan dicampur dengan air,
Universitas Sumatera Utara
seperti etanol ditambahkan untuk melarutkan analit sebelum dilakukan titrasi. Jika sejumlah kecil volume basa kuat ditambahkan pada asam lemah maka nilai pH
akan meningkat secara drastis disekitar 1 unit pH, dibawah atau diatas nilai pKa Rohman dan Gandjar, 2008.
Sejumlah CPO dilarutkan dalam pelarut alkohol 95 netral, digunakan larutan netral agar sifat asam dari alkohol tidak mengganggu sifat asam dari CPO
yang akan ditetapkan. Dengan menggunakan suatu indikator yang tepat dalam hal ini ialah fenolftalein. Larutan analit akan menunjukan perubahan warna bila
kedalamnya ditambahkan secara bertahap pentiter yaitu larutan Kalium Hidroksida KOH. Umumnya perubahan warna larutan dari tidak berwarna
menjadi merah muda. Perubahan warna larutan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan titik akhir titrasi. Dalam hal ini yang berperan adalah dengan
adanya indikator Rohman dan Gandjar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat Pengujian