Mematikan enzim yang merupakan katalisator dalam reaksi penguraian

dilakukkan selama 90 menit sedangkan siklus perebusannya 100 menit. Lori berisi tandan buah segar dimasukkan ke dalam ketel rebusan stelizzer dengan bantuan loko penarik. Setiap ketel dapat diisi 10 lori berkapasitas 2,5 ton tandan buah segar. Setelah dimasukkan, pintu ketel ditutup Sunarko, 2009. Berikut ini beberapa tujuan stasiun rebusan yaitu:

i. Mematikan enzim yang merupakan katalisator dalam reaksi penguraian

minyak menjadi asam lemak bebas dan gliserin. ii. Menguraikan zat lendir dengan cara hidrolisis. Lendir biasanya akan menyulitkan pemisahan air dengan minyak dalam klasifikasi. iii. Melunakkan daging buah untuk mempermudah pengadukan di ketel dan memudahkan buah lepas dari tandan saat proses penebah. Suhu dan lamanya perebusan tergantung pada mutu tandan yang akan diolah. Jika tandan buah segar relatif matang, waktu perebusan akan menjadi lebih singkat. Sebaliknya, jika tandan buah segar relatif mentah, waktu perebusan akan lebih lama bila berlangsung pada suhu yang sama Sunarko, 2009.

4. Stasiun Penebah Bantingan

Penebah adalah suatu alat berbentuk teromol mendatar yang sedikit miring dengan kisi-kisi yang bercelah sedikit lebih besar daripada ukuran berondolan. Teromol berputar dengan putaran sedemikian rupa sehingga tandan akan mengalami gaya sentrifugal yang cukup untuk mengangkatnya sampai titik tertinggi pada dinding teromol. Penebahan bahan bertujuan untuk memisahkan buah dari janjangan. Buah dirontokkan dalam drum silinder yang dilengkapi Universitas Sumatera Utara batang logam yang berputar dengan kecepatan 25 rpm rotation per minute. Tandan dimasukkan secara teratur dengan jumlah yang tetap. Tandan setelah terjatuh kembali terbanting akan melepaskan buahnya, demikian terjadi berkali- kali sampai tandan kosong akhirnya terlempar dari ujung teromol Sunarko, 2009. Teromol biasanya dilengkapi dengan talang pengumpan auto feeder yang mengumpankan buah secara teratur kedalam teromol. Lori yang berisi tandan buah hasil sterilisasi ditarik keluar menggunakan hoisting crane. Mekanisme ini dilakukan dengan cara mengangkat, melintangkan dan membalikkan lori keatas mesin penebah thresher. Tujuannya, untuk melepaskan buah dari tandannya. Setelah itu, masukkan buah ke dalam digester feed conveyer melalui conveyer dan elevator Sunarko, 2009. Saat proses ini, kadang masih ada buah yang melekat di tandan kosong katte koppen. Kondisi katte koppen dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: i. Adanya buah tidak normal yang sukar memberondol. ii. Waktu perebusan terlalu singkat. iii. Adanya buah mentah dari kebun. Janjangan kosong yang terpisah dalam threser dibawa ke incenetor untuk dibakar dan abunya diangkut ke kebun sebagai pupuk dan mulching bahan organik penutup piringan tanaman Sunarko, 2009. Universitas Sumatera Utara

5. Stasiun Pengadukan

Digesting Buah yang telah membrondol dari mesin penebah kemudian dimasukkan ke dalam ketel pengaduk digester. Ketel ini memiliki dinding rangkap dan poros putar yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk Sunarko, 2009. Buah di dalam digester akan diaduk dan dilumatkan sedemikian rupa oleh pisau-pisau yang saling bergesekan. Daging buah akan terpecah dan terlepas dari bijinya. Proses pengadukan ini berlangsung selama 20 menit pada suhu sekitar 95 o C Sunarko, 2009. Pemanasan menyebabkan sel-sel minyak membuka dan mengembang. Karena itu, jaga agar suhu di dalam digester konsisten di bawah 100 o C. Jika suhu mencapai 100 o C atau lebih, minyak dan air akan bersatu membentuk emulsi yang menyulitkan saat proses pemisahan minyak Sunarko, 2009. Pelumatan buah harus berjalan baik. Ditandai dengan daging buah lepas dari biji secara sempurna:

i. Hasil adukan tidak boleh terlalu lumat seperti bubur.