1.2 Tujuan
Untuk menentukan kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam CPO dan kesesuaiannya dengan norma yang ditetapkan pada standar mutu PT Perkebunan
Nusantara IV PERSERO Unit Usaha Adolina.
1.3 Manfaat
Dapat mengetahui apakah asam lemak bebas yang terkandung dalam CPO yang diproduksi oleh PT Perkebunan Nusantara IV PERSERO Unit Usaha
Adolina memenuhi persyaratan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman perkebunan atau industri. Brazil dipercaya sebagai tempat di mana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Tanaman ini
dapat ditemukan tumbuh secara liar di sepanjang tepi sungai. Kelapa sawit pertama kali di bawa ke Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintah kolonial
Belanda, tepatnya di kebun raya Bogor. Pada tahun 1876, SirYoseph mencoba menanam bibit kelapa sawit di Labuhan Deli, Sumatera Utara Pahan, 2011.
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Pahan 2011, Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Bangsa Ordo : Monocotyledonae
Suku Familia : Palmae Arecaceae
Anak suku Subfamilia : Cocoideae Marga Genus
: Elaeis Jenis Spesies
: Elaeis guineensis Jacq Elaeis oleifera H.B.K
Elaeis odora
Universitas Sumatera Utara
Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763 berdasarkan pengamatan pohon-pohon kelapa sawit yang tumbuh di Martinique,
kawasan Hindia Barat, Amerika Tengah. Kata Elaeis Yunani berarti minyak, sedangkan kata guineensis dipilih
berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit berasal dari Guinea Afrika. Jenis-jenis lain dari marga Elaeis antara lain adalah E. madagascariensis Becc
dan E. melanococca sekarang lebih banyak dipakai nama Corozo oleifera Mangoensoekarjo dan Haryono, 2008.
2.1.2 Varietas Tanaman Kelapa Sawit
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas- varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau
berdasarkan warna kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan,
antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain Satyawibawa dan Widyastuti, 1992.
Pembagian varietas berdasarkan tempurung dan daging buah, yaitu: i.
Dura Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut
pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35-50. Kernel daging biji biasanya besar
dengan kandungan minyak yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
ii. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan
daging biji sangat tipis. iii.
Tenera Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu
dura dan pisifera. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5-4 mm dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah
terhadap buah tinggi, antara 60-96. Tandan buah yang dihasilkan oleh tenera lebih banyak daripada dura, tetapi ukurannya
relatif lebih
kecil Satyawibawa dan Widyastuti, 1992.
2.2 Buah Kelapa Sawit Buah disebut juga fruktus. Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang
tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah, serta siap dipanen pertama kali pada umur sekitar 3,5 tahun sejak penanaman biji kecambah di
pembibitan. Dengan kata lain, tanaman siap dipanen pada umur 2,5 tahun sejak penanaman di lapangan. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen adalah 5-6 bulan. Warna buah tergantung varietas dan umurnya
Fauzi, dkk., 2012 .
Universitas Sumatera Utara
Secara anatomi, bagian-bagian buah kelapa sawit adalah sebagai berikut: i.
Perikarpium terdiri dari: 1.
Eksokarp yaitu kulit buah yang keras dan licin 2.
Mesokarp yaitu daging buah yang berserabut dan mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi.
ii. Biji mempunyai bagian:
1. Endokarp yaitu kulit biji = tempurung berwarna hitam dan keras.
2. Endosperm kernel= inti = daging buah, berwarna putih dan dari bagian ini
akan menghasilkan minyak inti sawit setelah melalui ekstraksi. Lembaga atau Embrio Satyawibawa dan Widyastuti, 1992.
2.3 Sifat Fisiko-Kimia
Crude Palm Oil CPO
Sifat fisiko-kimia CPO meliputi warna, bau, flavor, kelarutan, titik cair, titik didih, titik pelunakan, bobot jenis dan titik kekeruhan. Warna minyak
ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning
disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak Ketaren 1986. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat
adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas CPO ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionine. Titik cair CPO berada
dalam nilai kisaran suhu, karena CPO mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
Titik lebur CPO tergantung pada kadar asam lemak bebasnya atau lebih tepat lagi pada kadar digliseridanya. Pada kadar asam lemak bebas 7 terdapat
titik lebur terendah karena terbentuk formasi antara digliserida dengan trigliserida Ketaren, 1986.
2.4 Kandungan Nutrisi Crude Palm Oil CPO