BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyediaan Pangan
Penyediaan pangan adalah Pengadaan bahan makanan dari proses memilih dan pengolahan makanan. Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau
optimal dimulai dengan penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup diperoleh melalui produksi pangan dalam negeri melalui upaya pertanian
dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, dan buah- buahan. Agar produksi pangan dapat dimanfaatkan setinggi-tingginya perlu diberikan
perlakuan pascapanen sebaik-baiknya.Almatsier, 2002 Menurut Suryana 2003, apabila ditinjau dari ketersediaan komoditas pangan
per kapita per tahun secara mikro pada tingkat rumah tangga masih terdapat masalah yang tidak seimbang dari sisi kecukupan dan komposisinya. Ketersediaan bahan
pangan sumber energi dan protein masih secara dominan dipenuhi oleh pangan sumber karbohidrat, khususnya beras. Kelompok padi-padian menyumbang protein
sekitar 56-61, kacang-kacangan sekitar 19 dari total ketersediaan protein, ketersediaan protein dari pangan hewani masih relatif rendah.
Undang-undang No.7 Tahun 1996 mengartikan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya bahan
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau, mempunyai pengertian :
a. Pangan bukan berarti hanya beras atau komoditas tanaman pangan tapi mencakup
makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan termasuk ikan. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
proses produksi pangan tidak hanya di hasilkan oleh kegiatan subsektor pertanian, tapi juga peternakan, perikanan, dan industri pengolahan pangan.
b. Penyediaan pangan yang cukup diartikan dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan setiap individu untuk memenuhi asupan zat gizi makro karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi mikro vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi
pertumbuhan, kesehatan, daya tahan jasmani dan rohani. Dengan demikian ketahanan pangan tidak hanya berupa pemenuhan konsumsi pangan saja tapi harus
memperhatikan kualitas dan keseimbangan konsumsi gizi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susanti 2010 tentang pengaruh
penyuluhan gizi terhadap perilaku ibu dalam penyediaan menu seimbang untuk balita, menyimpulkan bahwa pengetahuan ibu yang rendah tentang penyediaan menu
seimbang sangat berpenaruh terhadap pemberian makanan anak balita dan status gizinya.
Ketersediaan pangan di keluarga harus memenuhi jumlah yang cukup untuk memenuhi seluruh anggota keluarga baik jumlah, mutu dan keamanannya.
Kemampuan suatu keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang dipengaruhi oleh daya beli kemiskinan, pengetahuan dan juga oleh kemampuan wilayah dan
rumah tangga memproduksi dan menyediakan pangan secara cukup, aman, dan kontiniu. Keluarga yang mampu memenuhi hal ini disebut sebagai keluarga yang
memiliki ketahanan pangan yang baik. Pangan dalam kelurga dipengaruhi oleh ketersediaan, distribusi dan konsumsi, dimana penyediaan pangan mencakup kualitas
dan kuantitas bahan pangan untuk memenuhi standart kebutuhan energi bagi individu agar mampu menjalankan aktifitas sehari-hari Dinkes Prop Sumut, 2006
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.2. Penyediaan Menu Seimbang Untuk Balita