Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

5.2. Uji Asumsi Klasik

Oleh karena hipotesis akan diuji dengan memakai analisis jalur, maka harus dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas dan uji multikolinearitas.

5.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas data pada variabel DAU, DAK, BM terhadap Pertumbuhan Ekonomi diperoleh hasil sebagai berikut: Gambar 5.1. Histogram Uji Normalitas Data Model Berdasarkan tampilan histogram dan kurva normal yang berbentuk lonceng maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan sudah berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. Normal P-P Plot Model Regresi Berdasarkan analisis lebih lanjut dengan menggunakan Normal Probability Plot of Regression Standardized Residual dapat dilihat bahwa data residual membentuk pola garis lurus mengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data telah berdistribusi normal.

5.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah ditemukan atau tidak kemiripan diantara variabel-variabel. Untuk dapat melihat ada tidaknya multikolinieritas dengan melihat angka colinierity statistic yang ditunjukkan oleh nilai Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerance, dengan kriteria : jika nilai VIF dari 10 dan nilai tolerance dari 0,1 maka variabel bebas yang ada memilki masalah multikolinieritas Lubis, 2007. Hasil pengujian multikolinearitas pada variabel DAU, DAK, BM dan Pertumbuhan ekonomi diperoleh sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Nilai Tolerance dan VIF Model Coefficients Model a Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant DAU .571 1.751 DAK .537 1.862 BM .431 2.318 a. Dependent Variable: PE Sumber: Lampiran 6 Hasil uji statistik nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 dan begitu juga dengan hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF menunjukkan nilai 10.

5.2.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit pada grafik plot scatter- plot antara nilai prediksi variabel terkait ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3. Scatterplot Grafik scatterplot pada gambar 5.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, yang mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas. Tabel 5.3. Uji Park Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5946770.987 432888.438 13.737 .000 DAU 6.351E-6 .000 .457 4.300 .000 DAK -7.433E-5 .000 -.635 -5.788 .000 BM 1.198E-5 .000 .426 3.483 .001 a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi Sumber : Lampiran 7 Universitas Sumatera Utara Hasil Uji Park menunjukkan bahwa koefisien beta variabel independent yang signifikan secara statistik DAU = 0.000 α = 0.05, DAK = 0.000 α = 0.05, BM = 0.001 α = 0.05 maka asumsi homokedastisitas pada model tidak dapat ditolak. Dari grafik scatterplot dan uji park dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi heteroskedastisitas.

5.2.4. Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

7 91 72

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 14 103

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 2 11

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 1 12

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 0 16