Uji Hipotesis Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil uji statistik Durbin Watson, diperoleh nilai DW dibawah angka 2 yaitu sebesar 1,367. Artinya tidak terdapat autokorelasi. Menurut Sarwono 2006, untuk menghitung error term 1 digunakan rumus e1 = √1 -r 2 = 0,66 dan error term 2 digunakan rumus e2 = √1 -r 2 = 0,79. Sehingga R 2 total = 1 – e1 2 x e2 2 = 0, 72. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa DAU, DAK dan BM berpengaruh simultan dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien determinasi R 2 sebesar 0,72 atau 72 sementara 28 dipengaruhi oleh variabel lain.

5.3. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Analisis Jalur Path Analisis . Hasil ringkasan uji hipotesis dengan menggunakan analisis jalur dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Ringkasan Uji Hipotesis Model 1 Koefisien a 5442484,742 b1 0,630 b2 - 0,439 R 0,549 R 2 0,301 F hitung 20,912 F tabel97:0,05 3,265 Prob F 0,000 T hitungDAU 6,333 T hitungDAK -4,415 T tabel0,025:98 2,00 Model 2 Koefisien a -4,210E10 b3 0,404 b4 0,460 R 0,754 R 2 0,569 F hitung 63,903 F tabel97:0,05 3,265 Prob F 0,000 T hitungDAU 5,175 T hitungDAK 5,887 T tabel0,025:98 2,00 Model 3 Koefisien a 5873411,598 b5 0,295 R 0,295 R 2 0,087 F hitung 9,340 F tabel97:0,05 3,265 Prob F 0,000 T hitungBM 3,056 T tabel0,025:98 2,00 Model 4 Koefisien a 5946770,987 b6 0,457 b7 -0,635 b8 0,426 R 0,616 R 2 0,380 F hitung 19,584 F tabel97:0,05 3,265 Prob F 0,000 T hitungDAU 4,30 T hitungDAK -5,788 T hitungBM 3,483 T tabel0,025:98 2,00 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.5 menunjukkan DAU berkontribusi secara simultan dan signifikan baik terhadap belanja modal maupun terhadap pertumbuhan ekonomi. DAK berkontribusi negatif secara parsial dan siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan kata lain hipotesis DAK terhadap pertumbuhan ekonomi ditolak, namun DAK memberikan kontribusi secara simultan dan signifikan terhadap belanja modal. Dan belanja modal berpengaruh simultan dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Semua hasil hipotesis diterima. Tabel 5.6 Ringkasan Hasil Koefisien Jalur Keterangan Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1. DAU terhadap PE 2. DAK terhadap PE 3. DAU terhadap BM 4. DAK terhadap BM 5. DAU terhadap PE melalui BM 6. DAK terhadap PE melalui BM 0,630 -0,439 0,404 0,460 0,6300,295 = 0,19 -0,4390,295 = 0,13 0,630+0,0,19 = 0,82 -0,439+0,13 = -0,569 Sumber : Data Hasil Olahan SPSS Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.6 diperoleh koefisien jalur DAU, DAK, terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan belanja modal sebagai variabel intervening maka dapat digambarkan secara keseluruhan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara e1= 0,66 b1=0,630 e2 = 0,79 b3 =0,404 b5 = 0,295 b4=0,460 b2 = -0,439 Gambar 5.4. Kerangka Koefisien Jalur Dari koefisien jalur maka semua variabel di atas dikatakan variabel intervening sebahagian partially intervening variable, sesuai dengan kriteria jika : b1 ≠ 0, b2≠ 0, b3 ≠ 0, b4 ≠ 0, b5 ≠ 0, b6 ≠ 0, b7 ≠ 0, dan b8 ≠ 0. Sementara b6 ‹ b1 dan b7 ‹ b2. 5.4. Pembahasan Hipotesis dalam penelitian ini adalah dana alokasi umum dan dana alokasi khusus berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan belanja modal sebagai variabel intervening pada Kabupaten Kota di Sumatera Utara dapat diterima. Dana alokasi umum, dana alokasi khusus berpengaruh simultan dan signifikan terhadap belanja modal, sementara dana alokasi khusus berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD untuk menambah aset tetap. Anggaran belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, pemerintah daerah seharusnya mengubah komposisi belanjanya. Selama ini belanja daerah lebih banyak DAU BM PE DAK Universitas Sumatera Utara digunakan untuk belanja rutin yang relatif kurang produktif. Dana Alokasi Umum DAU yang dialokasikan pada KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. Berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, hal tersebut merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi transfer yang cukup signifikan di dalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dan pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini apakah untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau untuk keperluan lain yang tidak penting. Dana Alokasi Khusus DAK berpengaruh signifikan terhadap belanja modal hal ini disebabkan oleh karena DAK hanya digunakan untuk kepentingan khusus saja. Hal ini sesuai dengan data bahwa DAK hanya dialokasikan untuk Dana Reboisasi DR www.depkeu.djpk.go.id, yang merupakan bagian 40 persen dari total penerimaan DR. Sejalan dengan UU Nomor 33 Tahun 2004, sejak tahun 2006 DAK DR yang sebelumnya merupakan bagian dari DAK dikelompokkan ke dalam DBH SDA Kehutanan. Pada tahun 2004, DAK Non-DR dialokasikan untuk infrastruktur air bersih serta bidang kelautan dan perikanan, dan pada tahun 2005 terdapat penambahan bidang, yaitu pertanian. Selanjutnya, pada tahun 2006 bidang yang didanai melalui DAK ditambah bidang lingkungan hidup. Bahkan pada tahun 2008 Universitas Sumatera Utara bertambah dua bidang, yaitu bidang keluarga berencana KB dan bidang kehutanan. Untuk menunjukkan komitmen daerah dalam pelaksanaan DAK, kepada daerah diwajibkan menganggarkan dana pendamping dalam APBD, sekurang - kurangnya 10 persen dari besaran alokasi DAK yang diterima. Dari lampiran 1 menunjukkan rata-rata DAU dari tahun 2005 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan secara berkala. Namun demikian nilai standar deviasi masih cukup besar. Kesenjangan penerimaan DAU ini paling tidak memberikan indikasi adanya ketimpangan fiskal yang masih cukup tinggi. Artinya distribusi DAU kepada daerah yang memiliki kemampuan relatif besar masih lebih tinggi dibandingkan daerah-daerah yang mempunyai kemampuan keuangan yang rendah. Dari lampiran 2 rata-rata DAK dari tahun 2005 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan secara berkala. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya kesenjangan DAK yang dialokasikan kepada daerah-daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan-kegiatan khusus daerah tersebut berdasarkan prioritas nasional dan tujuan nasional khusus. Nilai standar deviasi belanja modal menunjukkan adanya kesenjangan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Kesenjangan belanja modal ini dapat dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya adalah perbedaan kebutuhan dan prioritas pembangunan tiap daerah, perbedaan kelayakan dan ketersediaan fasilitas umum tiap daerah. Sementara pertumbuhan ekonomi yang diproxykan ke dalam PDRB per Kapita dengan harga konstan Provinsi Sumatera Utara dari tahun ke tahun mengalami Universitas Sumatera Utara kenaikan. Namun kenyataannya masyarakat KabupatenKota Propinsi Sumatera Utara masih belum mampu memanfaatkan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah. Selain itu pemerintah juga belum mampu mengarahkan masyakat untuk memanfaatkan infrastruktur dan fasilitas yang ada. Infrastruktur yang disediakan pemerintah juga tidak bersifat produktif dan lebih banyak mengarah pada proyek-proyek yang menguntungkan diri pribadi. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis data, uji hipotesis, serta pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Model pertama berhasil didukung atau dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan dan simultan antara DAU, DAK terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkia Daulay 2011. 2. Model kedua berhasil didukung atau dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan dan simultan antara DAU, DAK terhadap belanja modal. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasrina Husni 2011. 3. Model ketiga berhasil didukung atau dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan dan simultan antara belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardi Hamzah 2009 dan Ismi Rizky Fitriyanti dan Suryo Pratolo. 4. Model keempat berhasil didukung atau dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan dan simultan antara DAU, DAK dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismi Rizky Fitriyanti dan Suryo Pratolo 2009. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

7 91 72

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 14 103

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 2 11

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 1 12

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 0 16