Hasil uji iritasi Hasil uji mikrobiologi sediaan

4.6.4 Hasil penentuan viskositas sediaan

Penentuan viskositas sediaan gel ekstrak etanol buah belimbing wuluh dilakukan terhadap tiga formula: FI Formula mengandung 10 ekstrak, FII Formula mengandung 20 ekstrak dan FIII Formula mengandung 30 ekstrak dilakukan dengan menggunakan viskometer bola jatuh Haake 597 Gerbruder Berlin. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7. Data viskositas sediaan Sediaan Viskositas cp Blanko 57,092 FI 63,465 FII 65,652 FIII 71,411 Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran Hasil penentuan nilai viskositas sediaan di atas menunjukkan semakin besar jumlah penambahan ekstrak etanol buah belimbing wuluh semakin besar pula nilai viskositas sediaan. Hal ini disebabkan ekstrak etanol mempunyai tekstur yang lebih kental dibanding basis gel yang digunakan untuk sediaan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15, halaman 80.

4.6.5 Hasil uji iritasi

Uji iritasi dilakukan terhadap 6 orang sukarelawan. Pengujian dilakukan dengan cara uji terbuka. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang diberi perlakuan selama tiga hari berturut-turut. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Data uji iritasi Pengamatan Sediaan Sukarelawan 1 2 3 4 5 6 Kulit kemerahan FI - - - - - - FII - - - - - - FIII - - - - - - Kulit gatal-gatal FI - - - - - - FII - - - - - - Kulit bengkak FIII - - - - - - FI - - - - - - FII - - - - - - FIII - - - - - - Keterangan: -: tidak terjadi iritasi Uji ini dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan gel yang dibuat pada kulit lengan bawah bagian dalam selama tiga hari berturut-turut, menunjukkan bahwa semua sukarelawan memberikan hasil negatif terhadap parameter reaksi iritasi. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan gel yang dibuat aman untuk penggunaan topikal Wasitaatmadja, 1997; Tranggono dan Latifah, 2007.

4.6.6 Hasil uji mikrobiologi sediaan

Uji mikrobiologi sediaan gel ekstrak etanol buah belimbing wuluh dilakukan terhadap tiga formula: FI Formula mengandung 10 ekstrak, FIIFormula mengandung 20 ekstrak dan FIII Formula mengandung 30 ekstrak dengan metode difusi agar terhadap bakteri Propionibacterium acne dan bakteri Staphylococcus epidermidis. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Hasil uji aktivitas antibakteri gel ekstrak etanol buah belimbing wuluh terhadap bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis Sediaan Diameter daerah hambatan mm Propionibacterium acne Staphylococcus epidermidis Blanko - - FI 13,00 13,75 FII 15,00 16,50 FIII 17,00 17,50 Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran - = tidak ada hambatan Sediaan gel ekstrak etanol buah belimbing wuluh diformulasi pertama dengan konsentrasi ekstrak 10 FI karena pada konsentrasi 100 mgml telah mencapai diameter hambat yang efektif, sedangkan hasil uji sediaan gel F1 belum mencapai daya hambat yang efektif. Hasil uji aktivitas antimikroba dari gel ekstrak etanol belimbing wuluh pada FII diperoleh daerah hambat yang efektif yaitu diameter 16,50 mm pada bakteri Staphylococcus epidermidis dan diameter 15,00 mm pada bakteri Propionibacterium acne. Hasil uji aktivitas gel ekstrak buah belimbing wuluh dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 68. Hasil uji akitivitas antimikroba dari gel ekstrak belimbing wuluh lebih kecil daerah hambatnya ekstrak belimbing wuluh karena adanya factor kecepatan difusi gel ekstrak pada media agar, semakin kental semakin tinggi viskositas gel maka semakin lambat kecepatan difusi gel pada media agar tersebut. Menurut Ditjen POM 1995, suatu zat dikatakan memiliki daya hambat yang memuaskan dengan diameter daerah hambatan lebih kurang 14 sampai 16 mm. Sediaan yang memenuhi persyaratan tersebut adalah sediaan FII Universitas Sumatera Utara mengandung 20 ekstrak etanol buah belimbing wuluh dan FIIImengandung 30 ekstrak etanol buah belimbing wuluh. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

6 112 90

Formulasi Krim Yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia sp.) dan Uji Aktivitasnya Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat

44 269 103

Formulasi Sediaan Gel dari Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) dan Uji Aktivitasnya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat

23 97 92

Formulasi Sediaan Gel Dari Ekstrak Etanol Daun Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.) Dan Uji Aktivitasnya Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat.

4 47 90

Pengaruh Pemberian Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) Terhadap Kadar Kadmium (Cd) Pada Kerang (Bivalvia) Yang Berasal Dari Laut Belawan Tahun 2010

7 59 114

Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet

4 103 73

Uji Aktivitas Antibiofilm Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Terhadap Biofilm Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro

7 24 91

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar.

0 3 11

FORMULASI GEL DARI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Lina) SEBAGAI ANTI JERAWAT.

0 3 7

Formulasi Sediaan Gel dari Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) dan Uji Aktivitasnya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat

0 3 20