dan merusak dinding sel bakteri sehingga bakteri mati, juga dapat mempresipitasikan protein secara aktif dan merusak lipid pada membran sel
melalui mekanisme penurunan tegangan permukaan membran sel, selain ituflavonoid bekerja pada bakteri dengan merusak membran sitoplasma. Membran
sitoplasma bakteri sendiri berfungsi mengatur masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi, apabila membran sitoplasma rusak maka metabolit penting dalam
bakteri akan keluar dan bahan makanan untuk menghasilkan energi tidak dapat masuk sehingga terjadi ketidakmampuan sel bakteri untuk tumbuh dan pada
akhirnya terjadi kematian Pelczar dan Chan, 1988.
Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein, kemungkinan protein yang terendapkan.Fenomena ini
dikenal dengan denaturasi protein. Jika protein dari bakteri terdenaturasi, enzim akan inaktif sehingga metabolisme bakteri terganggu yang berakibat pada kerusakan sel
Harborne, 1973.
4.4 Hasil Ekstraksi Serbuk Buah Belimbing Wuluh
Hasil maserasi dari 600 g serbuk belimbing wuluh dengan pelarut etanol 80 diperoleh 89,6 g ekstrak setelah di freeze dryer dengan pH 3.
4.5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh Terhadap Bakteri
Propionibacterum acne dan
Staphylococcus epidermidis dengan Metode Difusi Agar
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah belimbing wuluh dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium
acne dan Staphylococcus epidermidis. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak akan menghasilkan diameter daerah hambat yang semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol, buah belimbing wuluh dapat dilihat pada Tabel4.3 berikut ini.
Tabel 4.3. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah belimbing wuluh
terhadap bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis
Konsentrasi Diameter daerah hambatan mm
mg ml Propionibacterium acne
Staphylococcus epidermidis 500
22,75 23,6
400 22,5
23,0 300
21,5 22,2
200 20,0
21,0 100
15,3 16,5
75 12,55
13,7 50
11,15 12,35
25 -
- BLANKO
- -
Keterangan: = hasil rata-rata tiga kali pengukuran - = tidak ada hambatan
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menentukan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri, dimana diameter zona hambat akan meningkat
seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan konsentrasi terhadap ekstrak buah belimbing wuluh memiliki korelasi
positif terhadap peningkatan diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acne.Dari data di atas
menunjukkan bahwa ekstrak buah belimbing wuluh efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidisdan Propionibacterium acne,
sedangkan pada blanko tidak menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap kedua bakteri yang digunakan. Aktivitas antibakteri dapat disebabkan adanya kandungan
senyawa kimia yaitu flavonoid dan tanin.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji aktivitas antimikroba dari ekstrak tersebut diperoleh daerah hambat yang efektif pada konsentrasi 100 mgml yaitu diameter 16,50 mm pada
bakteri Staphylococcus epidermidis dan diameter 15,30 mm pada bakteri Propionibacterium acne. Hasil uji aktivitas ekstrak buah belimbing wuluh dapat
dilihat pada Lampiran 7, halaman 64. Menurut Ditjen POM 1995, suatu zat dikatakan memiliki daya hambat
yang memuaskan dengan diameter daerah hambatan lebih kurang 14 sampai 16 mm.
4.6 Hasil Evaluasi Formula 4.6.1 Hasil pemeriksaan stabilitas fisik sediaan