2,5 x 2,5 cm, dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada kulit lengan bawah bagian dalam sebanyak 3
kali sehari dalam selang waktu 8 jam selama tiga hari berturut-turut. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit
lengan bawah bagian dalam yang diberi perlakuan. Adanya kemerahan diberi tanda +, gatal-gatal ++, bengkak +++ dan yang tidak menunjukkan reaksi
apa-apa diberi tanda - Wasitaatmadja, 1997; Tranggono dan Latifah, 2007.
3.14.6 Uji mikrobiologi sediaan
Uji mikrobiologi untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanol buah belimbing wuluh yang dilakukan dengan metode difusi agar
menggunakan pencadang kertas dengan cara mengukur diameter hambatan pertumbuhan bakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne dan bakteri
Staphylococcus epidermidis.
3.14.6.1 Bakteri Propionibacterium acne
Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media nutrient agar sebanyak 20 ml dengan suhu 45-50
o
C, selanjutnya cawan digoyang di atas permukaan meja agar media dan suspensi
bakteri tercampur rata. Pada media yang telah padat diletakkan beberapa pencadang kertas, dipipet 0,1 ml gel ekstrak buah belimbing wuluh dimasukkan
ke dalam pencadang kertas, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35±2
o
C selama18-24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di sekitar pencadang denganmenggunakan jangka sorong.
Universitas Sumatera Utara
3.14.6.2 Bakteri Staphylococcus epidermidis
Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media nutrient agar sebanyak 20 ml dengan suhu 45-50
o
C, selanjutnya cawan digoyang di atas permukaan meja agar media dan suspensi
bakteri tercampur rata. Pada media yang telah padat diletakkan beberapa pencadang kertas, dipipet 0,1 ml gel ekstrak buah belimbing wuluh dimasukkan
ke dalam pencadang kertas, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35±2
o
C selama18-24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di sekitar pencadang denganmenggunakan jangka sorong.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Medanense MEDA, Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa tumbuhan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi Linn. family Oxalidaceae.Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 58.
4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia
Hasil pemeriksaan makroskopik buah segar yaitu buahnya berbentuk bulat lonjong bersegi hingga seperti torpedo, panjangnya 4-10 cm. Warna buah
ketika mudahijau, dengan sisa kelopak bunga menempel pada ujungnya. Apabila buah sudah masak, maka buah berwarna kuning atau kuning pucat. Daging
buahnya banyak mengandung air, rasanya asam. Kulit buahnyaberkilap dan tipis. Biji bentuknya bulat telur, gepeng.Pemeriksaan makroskopik simplisia buah
belimbing wuluh adalah kulitnya berkeriput, rasa asam dan berwarna kuning kecoklatan.
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia buah belimbing wuluh memperlihatkan adanya Sel rambut biasa, parenkim berisi Kristal kalsium oksalat
berbentuk druise, Fragmen pembuluh kayu dan sel batu. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 61.
Hasil karakterisasi simplisia buah belimbing wuluh dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara