BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Medanense MEDA, Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa tumbuhan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah belimbing wuluh Averrhoa bilimbi Linn. family Oxalidaceae.Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 58.
4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia
Hasil pemeriksaan makroskopik buah segar yaitu buahnya berbentuk bulat lonjong bersegi hingga seperti torpedo, panjangnya 4-10 cm. Warna buah
ketika mudahijau, dengan sisa kelopak bunga menempel pada ujungnya. Apabila buah sudah masak, maka buah berwarna kuning atau kuning pucat. Daging
buahnya banyak mengandung air, rasanya asam. Kulit buahnyaberkilap dan tipis. Biji bentuknya bulat telur, gepeng.Pemeriksaan makroskopik simplisia buah
belimbing wuluh adalah kulitnya berkeriput, rasa asam dan berwarna kuning kecoklatan.
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia buah belimbing wuluh memperlihatkan adanya Sel rambut biasa, parenkim berisi Kristal kalsium oksalat
berbentuk druise, Fragmen pembuluh kayu dan sel batu. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 61.
Hasil karakterisasi simplisia buah belimbing wuluh dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Data karakterisasi serbuk simplisia buah belimbing wuluh
No Pemeriksaan
Kadar 1
Kadar air 8,63
2 Kadar sari yang larut dalam air
36,03 3
Kadar sari yang larut dalam etanol 31,83
4 Kadar abu total
5,04 5
Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,36
Hasil penetapan kadar air simplisia buah memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia yaitu tidak melebihi 10. Kadar air yang melebihi persyaratan
memungkinkan terjadinya pertumbuhan jamur. Hal ini dikarenakan air merupakan media yang baik bagi pertumbuhan jamur.
Penetapan kadar sari larut air untuk mengetahui kadar sari yang larut dalam air. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam air adalah glikosida, gula,
gom, protein, enzim, zat warna dan asam organic, sedangkan penetapan kadar sari larut dalam etanol dilakukan untuk digunakan mengetahui kadar sari yang larut
dalam pelarut polar. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam etanol adalah glikosida, antrakinon, steroid, flavonoid, klorofil dan dalam jumlah sedikit yang
larut yaitu lemak dan saponin. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui jumlah logam-logam berat dan mineral dalam simplisia, misalnya
logam Ca, Mg, Fe, Mn, Zn dan mineral misalnya K dan Na, sedangkan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa
yang tidak larut dalam asam, misalnya silika, pasir
Ditjen POM, 2000
. Hasil perhitungan pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dapat terlihat pada
Lampiran 10, halaman 71.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Skrining Fitokimia