2.3 Respon Biologis Jaringan terhadap Penyembuhan Luka
Tubuh mempunyai mekanisme pelindung dalam menahan perubahan lingkungan. Apabila faktor dari luar tidak mampu ditahan oleh pelindung tersebut
maka terjadilah luka. Dalam merespon luka tersebut, tubuh memiliki fungsi fisiologis penyembuhan luka. Berdasarkan tipe penyembuhannya, penyembuhan luka dibagi
menjadi tiga, yaitu penyembuhan luka primer, sekunder, dan tersier.
2.3.1 Penyembuhan Luka Primer
Penyembuhan luka primer adalah penyembuhan yang terjadi setelah diusahakan bertautnya tepi luka, biasanya dengan jahitan, plester, skin graft, atau
flap.
26
Luka-luka yang bersih sembuh dengan cara ini, misalnya luka karena operasi, dan luka kecil yang bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi, berjalan cepat dan
hasilnya baik secara estetis. Namun, hal tersebut dipengaruhi juga oleh keterampilan dan pengetahuan dokter gigi serta kondisi pasien seperti faktor usia, berat badan,
status nutrisi, respon imun, dan penyakit kronis yang diderita pasien. Penyembuhan luka primer berlangsung dalam tiga fase, yaitu:
22,27,28,29
a. Fase Inflamasi Karakteristik utama dari fase ini adalah pembentukan fibrin pada jaringan
yang rusak.
28
Respon inflamasi menyebabkan keluarnya cairan jaringan, akumulasi sel dan fibroblas, dan peningkatan suplai darah ke daerah luka. Leukosit dan sel-sel
lain memproduksi enzim proteolitik yang dapat menguraikan dan menghilangkan debris pada jaringan yang rusak. Proses ini berlangsung pada hari ke-3 hingga hari
ke-7. Selama fase inflamasi akut, peningkatan tensile strength jaringan tidak terjadi, tetapi hal ini hanya tergantung pada material penjahitan luka yang digunakan.
b. Fase proliferasi Setelah proses debridemen oleh leukosit selesai, fibroblas akan mulai
membentuk matriks kolagen pada luka yang dikenal sebagai jaringan granulasi. Kolagen adalah komponen utama dari jaringan ikat. Serat kolagen membentuk tensile
strength dan piabilitas dari luka yang sedang mengalami penyembuhan hingga mencapai 70-80.
28
Setelah serat kolagen mengisi pembuluh darah yang baru
terbentuk, jaringan granulasi akan menjadi berwarna merah terang. Proses ini terjadi pada hari ke 3 setelah luka terbentuk.
22,27,28
Kontraksi luka juga terjadi dalam fase ini. Kontraksi luka adalah sebuah proses dimana terjadi penarikan tepi luka secara bersamaan untuk menutup luka.
Luka bedah yang mengalami penyembuhan luka primer memiliki respon kontraksi luka yang minimum. Hal ini mengakibatkan pembentukan jaringan parut atau skar
yang minimum sehingga menghasilkan estetis yang lebih baik.
22,27
c. Fase Remodeling Pada fase ini jumlah substansial dari serat kolagen yang terdeposisi akan
dieliminasi dan digantikan oleh fibril-fibril baru untuk memungkinkan terjadinya peningkatan tensile strength jaringan. Fase ini dinyatakan berakhir apabila seluruh
tanda peradangan telah hilang. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan
maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan regangan kira – kira 80 kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira – kira 3-6
bulan setelah penyembuhan.
22,27
Gambar 12. Fase penyembuhan luka
27
2.3.2 Penyembuhan Luka Sekunder
Penyembuhan luka sekunder yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan primer. Tipe ini dikarakteristikkan oleh adanya luka yang luas dan hilangnya jaringan
dalam jumlah besar. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.
22,27