terbentuk, jaringan granulasi akan menjadi berwarna merah terang. Proses ini terjadi pada hari ke 3 setelah luka terbentuk.
22,27,28
Kontraksi luka juga terjadi dalam fase ini. Kontraksi luka adalah sebuah proses dimana terjadi penarikan tepi luka secara bersamaan untuk menutup luka.
Luka bedah yang mengalami penyembuhan luka primer memiliki respon kontraksi luka yang minimum. Hal ini mengakibatkan pembentukan jaringan parut atau skar
yang minimum sehingga menghasilkan estetis yang lebih baik.
22,27
c. Fase Remodeling Pada fase ini jumlah substansial dari serat kolagen yang terdeposisi akan
dieliminasi dan digantikan oleh fibril-fibril baru untuk memungkinkan terjadinya peningkatan tensile strength jaringan. Fase ini dinyatakan berakhir apabila seluruh
tanda peradangan telah hilang. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan
maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan regangan kira – kira 80 kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira – kira 3-6
bulan setelah penyembuhan.
22,27
Gambar 12. Fase penyembuhan luka
27
2.3.2 Penyembuhan Luka Sekunder
Penyembuhan luka sekunder yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan primer. Tipe ini dikarakteristikkan oleh adanya luka yang luas dan hilangnya jaringan
dalam jumlah besar. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.
22,27
2.3.3 Penyembuhan Luka Tersier
Penyembuhan luka tersier yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridement. Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan
dengan jahitan 4-7 hari. Luka ini merupakan tipe penyembuhan luka yang terakhir dan memiliki resiko pembentukan skar yang lebih besar.
22,27
2.4 Respon Biologis Jaringan Terhadap Benang Jahit
Respon sel terjadi setiap saat ketika terdapat benda asing yang diimplantasikan atau dimasukkan ke dalam tubuh.
5
Secara umum, respon terhadap bahan material tindakan penjahitan seperti benang jahit sangatlah ringan.
14
Respon ini diawali oleh invasi netrofil ke jaringan luka. Jika tidak terjadi komplikasi seperti
trauma ataupun infeksi, respon akut sel terhadap bahan benang jahit operasi akan berubah dalam tiga hari setelah dilakukannya implantasi benang. Populasi neutrophil
kemudian digantikan dengan monosit, sel plasma, dan limfosit. Setelah itu terjadilah proliferasi fibroblast dan jaringan ikat. Enzim histokimia menunjukkan bahwa
seluruh perubahan sel disertai oleh adanya berbagai jenis enzim.
1,14
Dengan asumsi teknik yang sama, jaringan, dan faktor yang berpengaruh lainnya, respon jaringan pada seluruh jenis benang jahit relatif sama pada hari ke lima
hingga hari ke tujuh. Setelah ini respon jaringan akan bergantung terhadap jenis bahan benang jahit. Catgut yang tidak dimodifikasi biasanya lebih sering
menyebabkan respon terhadap makrofag dan neutrophil, sedangkan seluruh benang non-absorbable menunjukkan respon aselular yang relatif.
1,14
Absorbsi benang jahit yang berasal dari bahan alami terjadi dengan proses degradasi enzimatik. Sedangkan
absorbsi benang jahit yang berasal dari bahan sintetik terjadi dengan proses hidrolisis. Hidrolisis menyebabkan reaksi jaringan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
proses degradasi enzimatik. Pada umumnya, terdapat dua tahap absorbsi benang jahit. Tahap pertama memiliki waktu yang linear dan berlangsung dari beberapa hari
hingga minggu. Tahap kedua dikarakteristikkan dengan adanya kehilangan massa dari benang jahit. Kehilangan massa tersebut terjadi sebagai respon leukositik selular