Pengetahuan Responden terhadap Jarak Ideal Jahitan Pengetahuan Responden terhadap Pernyataan yang terkait dengan Prinsip Umum Penjahitan Luka

Pertanyaan Jumlah Persentase Surgeon’s knot digunakan pada jahitan yang menggunakan benang jenis sintetik, baik absorbable maupun non- absorbable 18 36 Slip granny surgical knot digunakan pada jahitan yang menggunakan benang jenis sintetik, baik absorbable maupun non-absorbable 12 24 Surgeon’s knot dan slip granny surgical knot dapat digunakan pada jahitan yang menggunakan benang jenis sintetik, baik absorbable maupun non-absorbable 20 40 Total 50 100

4.3.5 Pengetahuan Responden terhadap Waktu Rata-rata dilakukannya Pembukaan Jahitan di Rongga Mulut

Hasil penelitian pada 50 orang responden mengenai lama waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan pembukaan benang jahitan di rongga mulut diperoleh sebesar 74 responden menjawab 5-7 hari sejak dilakukannya penjahitan luka, sebanyak 24 responden menjawab 8-10 hari sejak dilakukannya penjahitan luka, dan hanya 6 responden menjawab 2-3 hari sejak dilakukannya penjahitan luka. Tabel 24. Pengetahuan Responden terhadap Waktu Rata-rata dilakukannya Pembukaan Jahitan di Rongga Mulut Pertanyaan Jumlah Persentase 2-3 hari 3 6 5-7 hari 37 74 8-10 hari 10 20 Total 50 100

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan pada 50 orang mahasiswa kepaniteraan klinik di Departemen Bedah Mulut FKG USU pada bulan Oktober 2014 diperoleh sebesar 50 responden mengetahui definisi dari penjahitan luka dan sementara 50 lainnya tidak Tabel 5. Penjahitan luka merupakan suatu proses akhir dari prosedur bedah yang dilakukan untuk melekatkan kembali luka yang terbuka akibat insisi untuk mengontrol perdarahan dan memungkinkan terjadinya penyembuhan luka primer. 4 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai definisi penjahitan luka adalah kurang. Sebanyak 56 responden mengetahui alasan mengapa diperlukannya penjahitan luka dalam tindakan pembedahan Tabel 6. Penjahitan luka dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi, pembentukan jaringan parut wound scar dan perdarahan serta mempercepat terjadinya penyembuhan luka. 1,2 Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan responden terhadap alasan mengapa diperlukannya penjahitan luka dalam tindakan pembedahan adalah cukup. Alat-alat yang diperlukan dalam melakukan penjahitan luka adalah needle holder, gunting benang, dan pinset chirurgis. 7 Hasil penelitian menunjukkan sebesar 76 responden mengetahui alat-alat yang diperlukan dalam melakukan penjahitan luka Tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai alat- alat yang diperlukan dalam melakukan tindakan penjahitan luka adalah baik. Menurut LH Silverstein, jenis jarum jahit yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah curved circle needle dengan ukuran 38 dan 12. 11,12 Hal ini dikarenakan jenis jarum jahit tersebut lebih mudah diaplikasikan pada daerah rongga mulut. Hasil penelitian menunjukkan 18 responden yang menjawab jenis jarum jahit yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah curved circle needle dengan ukuran 38 dan 12, 48 menjawab reversed cutting ukuran 12 dan 14, dan 34 lainnya menjawab rounded body ukuran 14 dan 58 Tabel 8. Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan responden terhadap jenis jarum jahit yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah kurang. Pengetahuan responden terhadap jumlah benang jahit yang diketahui termasuk dalam kategori cukup, dimana sebanyak 60 responden menjawab benar dengan rincian 58 responden menjawab benar dengan skor 2 yaitu menjawab mengetahui 2-5 jenis benang jahit dan sebanyak 2 responden menjawab benar dengan skor 1 yaitu menjawab mengetahui 2 jenis benang jahit, sedangkan 40 lainnya menjawab salah Tabel 9. Pengetahuan responden tentang definisi benang absorbable tergolong baik yaitu sebesar 98 Tabel 10. Benang absorbable merupakan jenis benang yang dapat dicerna oleh enzim atau dapat dihidrolisis oleh cairan tubuh. 3 Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa umumnya responden sangat mengetahui definisi dari benang absorbable. Benang menurut jenisnya dapat diklasifikasikan menjadi absorbable dan non- absorbable. 1,14 Benang jenis absorbable terbagi atas alami dan sintetik. Jenis benang absorbable yang terbuat dari bahan alami adalah catgut, collagen, cargille membrane, kangaroo tendon, dan fascia lata. 1,14 Sedangkan jenis benang absorbable yang terbuat dari bahan sintetik adalah polyglicolic acid dexon, polyglactic acid vicryl, polydioxanone PDS, dan polytrimethlylene carbonate maxon. 14 Benang non-absorbable juga terbagi atas alami dan sintetik. Benang non-absorbable yang terbuat dari bahan alami adalah silk, linen, dan cotton. 14 Jenis benang non-absorbable yang terbuat dari bahan sintetik adalah nylon, polypropylene, braided polyester, dan polybutester. 14 Sebanyak 62 responden mengetahui jenis benang yang termasuk

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bell’s Palsy Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Desember 2014 – Januari 2015

4 62 54

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Anestetikum Lokal

6 75 49

Tingkat Pengetahuan penggunaan Antibiotik Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode september 2013 – maret 2014

4 77 84

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 6 66

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Fase Penyembuhan Luka Pasca Ekstraksi Gigi Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Fkg Usu Periode April-Mei 2016

0 0 9

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang fase penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG USU

0 1 9

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang fase penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG USU

0 0 3

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang fase penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG USU

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan - Tingkat Pengetahuan Tentang Penjahitan Luka Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode 8-31 Oktober 2014

0 0 20

Tingkat Pengetahuan Tentang Penjahitan Luka Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode 8-31 Oktober 2014

0 0 15