insersidan memiliki resiko lebih besar dalam meninggalkan bekas jahitan yang membentuk seperti jalur kereta api rail-road scar.
14
Gambar 4. Simple Interrupted Suture
1
2.2.2.2 Simple Continuous Suture
Keuntungan dari simple continuous suture ini adalah insersi jahitannya yang cukup cepat. Sedangkan kerugiannya adalah jika salah satu jahitan terputus, maka
keseluruhan jahitan akan rusak. Oleh karena itu, teknik ini diindikasikan pada penjahitan luka pada daerah tension yang minimal.
14
Gambar 5. Simple Continuous Suture
14
2.2.2.3 Locking Continuous Suture
Teknik jahitan ini hampir sama dengan teknik simple continuous suture, namun terdapat keuntungan tambahan berupa adanya mekanisme pengunci. Dengan
adanya mekanisme ini, jaringan dapat disesuaikan dengan insisi secara perpendikular. Selain itu, hal ini juga mencegah terjadinya pengetatan jahitan secara terus menerus
sebagai kemajuan proses penyembuhan luka.
14
Gambar 6. Locking Continuous Suture
14
2.2.2.4 Vertical Mattress Suture
Vertical mattress suture merupakan teknik penjahitan yang hampir sama dengan teknik simple interrupted suture, perbedaannya adalah adanya penambahan
penetrasi jarum jahit pada tepi luka yang berfungsi untuk memaksimalkan eversi luka, meminimalisir adanya dead space, dan meminimalisir tekanan yang melewati
luka.
14
Gambar 7. Vertical Mattress Suture
14
2.2.2.5 Horizontal Mattress Suture
Pada teknik ini, eversi luka dan kontinuitas menghasilkan penutupan luka yang sangat fluktuatif. Oleh karena itu, teknik ini biasa dilakukan pada pencangkokan
tulang intra oral. Penetrasi jarum jahit dilakukan dari tepi ke tepi luka lalu melewati daerah insisi dan kembali lagi ke tepi jahitan yang pertama.
14
Gambar 8. Horizontal Mattress Suture
14
2.2.2.6 Subcuticular Suture
Teknik ini dipopulerkan oleh Halstead pada tahun 1893. Pada teknik ini, jahitan dilakukan dengan membuat jahitan horizontal melewati kedua tepi luka secara
bergantian. Pada jahitan ini tidak terlihat tanda jahitan dan dapat dibiarkan lebih dari satu minggu pada area luka.
14
Gambar 9. Subcuticular Suture
14
2.2.2.7 Figure-of-eight Suture
Teknik ini biasa digunakan untuk menutup luka pasca ekstraksi.
9,14
Gambar 10. Figure-of-eight suture
14
2.2.3 Simpul
Penyimpulan jahitan tergantung pada jenis benang yang digunakan.
11
Slip granny surgical knot biasa digunakan ketika menggunakan benang silk, chromic
gut, atau plain catgut.
11
Sedangkan surgeon’s knot, yang merupakan teknik penyimpulan standar, digunakan pada jahitan yang menggunakan benang jenis
sintetik, baik absorbable maupun non-absorbable.
11,26
Ketika jahitan telah diinsersi, harus dilakukan penyimpulan agar jahitan dapat terjaga. Penyimpulan dilakukan dengan metode tradisional. Pertama, ujung needle
holder diputar searah jarum jam mengitari benang yang panjang sebanyak dua kali putaran. Setelah itu, ujung needle holder digunakan untuk menggengam bagian akhir