PAH dalam kerang hijau Perna viridis L.

PAH sehingga keberadaannya dalam air laut tidak bertahan lama dan akan terdeposit dengan cepat ke sedimen dasar serta tertahan di dalamnya Webster et al., 2002. Kondisi ini diduga menjadi penyebab tingkat konsentrasi PAH sangat rendah pada hasil pengamatan. Naphtalen menjadi senyawa PAH dengan konsentrasi tertinggi dalam air laut. Hal ini dapat dikarenakan adanya masukan petrogenik antropogenik yakni kontaminasi dari petroleum. Fluoranthen juga muncul sebagai salah satu senyawa PAH yang memiliki konsentrasi tinggi. Senyawa ini memiliki jumlah cincin aromatik 4 buah dan biasanya senyawa PAH dengan jumlah 4 buah cincin tersebut berasal dari sumber pirogenik atau alami. Dengan demikian, PAH dalam air laut juga diduga berasal dari sumber yang alami.

4.1.2.2 PAH dalam kerang hijau Perna viridis L.

Hasil pengukuran contoh menunjukkan bahwa terdeteksi 7 senyawa PAH yang terdapat dalam kerang hijau. Pada Stasiun 1 dan 2, dapat diketahui bahwa naphtalen menjadi senyawa yang memiliki konsentrasi tertinggi di setiap ukuran panjang tubuh kerang hijau selama 5 kali pengambilan Lampiran 3. Setelah naphtalen, senyawa yang juga memiliki konsentrasi tinggi adalah fluoranthen. Untuk senyawa yang memiliki konsentrasi terendah adalah 1 metilnaphthalen Gambar 8. Dari tabel dapat diketahui bahwa di Stasiun 1 dari awal sampai akhir pengambilan contoh, ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 50,7600-283,7465 µg g -1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar antara 23,2507-125,7143 µg g -1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 41,7883-111,2253 µg g -1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 34,7362- 111,1149 µg g -1 berat basah. Rata-rata Stasiun 1 20 40 60 80 100 120 1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6 panjang cm k o n se n tr as i µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren a Rata-rata Stasiun 2 20 40 60 80 100 120 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 panjang cm k o n se n tr a si µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren b Gambar 8. Diagram batang komposisi senyawa PAH rerata dalam kerang hijau di Stasiun 1 a dan 2 b perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Untuk Stasiun 2, juga bisa diketahui bahwa ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 24,6307-121,3696 µg g -1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar antara 13,5232-100,2161 µg g -1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 36,4154-134,4152 µg g -1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran antara 14,8467-76,0554 µg g -1 berat basah Tabel 4. Untuk kromatogram PAH keluaran GC-MS dari kerang hijau ditampilkan pada Lampiran 10. Gambar 9. Contoh kromatogram total ion 7 senyawa PAH dalam kerang hijau di Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1 Tabel 4. Konsentrasi total 7 senyawa PAH µg g -1 berat basah dalam kerang hijau per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Waktu pengambilan ukuran panjang tubuh cm total PAH di stasiun 1 total PAH di Stasiun 2 1 Mei 2007 1,0-1,5 50,7600 121,3696 2,5-3,0 125,7143 42,1027 4,0-4,5 111,2253 52,7324 5,5-6,0 55,7763 43,4054 15 Mei 2007 1,0-1,5 58,2781 61,1507 2,5-3,0 23,2507 67,1654 4,0-4,5 41,7883 39,3873 5,5-6,0 111,1149 49,4394 29 Mei 2007 1,0-1,5 53,7919 24,6307 2,5-3,0 42,5160 13,5232 4,0-4,5 45,1003 36,4154 5,5-6,0 34,7362 14,8467 12 Juni 2007 1,0-1,5 283,7465 91,3369 2,5-3,0 114,0512 100,2161 4,0-4,5 68,5058 94,5715 5,5-6,0 35,8997 76,0554 26 Juni 2007 1,0-1,5 68,8143 44,7943 2,5-3,0 38,5203 55,4332 4,0-4,5 52,8252 134,4152 5,5-6,0 58,4807 65,5957 Hasil konsentrasi yang didapat dalam kerang hijau memiliki kisaran nilai yang cukup tinggi. Pada penelitian yang sudah dilakukan, konsentrasi PAH dalam biota kerang di area budidaya perairan Loch Seven, Skotlandia sebesar 4000 ngg berat basah yakni mencapai 8256 ngg berat basah McIntosh et al., 2004 dan di perairan Skotlandia yang lain Shetland dan Orkney sebesar 14,7 – 7177 ngg berat basah Webster et al., 2002. Nilai pengukuran yang didapat di Teluk Jakarta tergolong tinggi dibandingkan dengan kedua penelitian tersebut. Namun jika dibandingkan dengan penelitian McDowell et al. 1999 di perairan New Bedford, Massachusetts yang memiliki nilai sebesar 1940 mgg berat basah, konsentrasi PAH dalam kerang hijau di Teluk Jakarta termasuk rendah. Hal ini dapat dikarenakan perairan New Bedford merupakan daerah pelabuhan kapal- kapal besar sehingga diduga PAH yang ada dalam tubuh kerang berasal dari buangan kapal. Di perairan Teluk Jakarta, konsentrasi PAH dalam kerang hijau diduga berasal dari hasil pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, kayu, emisi pembakaran batubara dan kendaraan motor serta aktivitas antropogenik seperti peristiwa tumpahan minyak yang menghasilkan minyak mentah crude oil McIntosh et al., 2004. Hasil pengukuran juga menunjukkan konsentrasi tiap senyawa PAH dalam kerang hijau memiliki nilai yang bervariasi di setiap kali pengambilannya. Namun yang cenderung terjadi khususnya di Stasiun 1 adalah penurunan konsentrasi tiap senyawa PAH dari ukuran terkecil ke ukuran terbesar, seperti yang terjadi pada pengambilan contoh ke-1, 3 dan 4 Gambar 10 dan 11. Senyawa Naphthalen, dengan kisaran nilai pada ukuran tubuh 1,0 - 1,5 cm, 2,5 – 3,0 cm, 4,0 - 4,5 cm dan 5,5 – 6,0 cm berada antara 23,4692 - 199,8053; 15,5774 - 51,3920; 22,6816 - 40,8023 dan 16,0421 - 26,8799 µg g -1 berat basah, 1 Mei 2007 50 100 150 200 250 300 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 panjang cm k o n se n tr as i µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 15 Mei 2007 50 100 150 200 250 300 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 panjang cm k o n se n tr as i µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren Gambar 10. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau Perna viridis pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 1 29 Mei 2007 50 100 150 200 250 300 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 panjang cm k o n se n tr a si µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 12 Juni 2007 50 100 150 200 250 300 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 panjang cm k o n se n tr a si µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 26 Juni 2007 50 100 150 200 250 300 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 panjang cm k o n se n tr a si µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren Gambar 11. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau Perna viridis pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 1 menjadi senyawa PAH yang memiliki konsentrasi tertinggi di semua ukuran, sedangkan asenapthen sebagai senyawa PAH berkonsentrasi terendah dengan kisaran nilai untuk ukuran panjang 1,0 - 1,5 cm berada pada 0,5605-1,0947 µg g -1 berat basah, ukuran panjang 2,5 – 3,0 cm berada pada 0,7279-0,9036 µg g -1 berat basah, ukuran panjang 4,0 - 4,5 cm berada pada 0,4091-1,4465 µg g -1 berat basah dan ukuran panjang 5,5 – 6,0 cm berada pada 0,7828-1,0797 µg g -1 berat basah. Di Stasiun 2, pola yang terbentuk cenderung menurun ke arah ukuran kerang hijau yang semakin besar, namun pada ukuran sebelumnya 4,0-4,5 cm, konsentrasi tiap senyawa PAH cenderung meningkat hingga maksimal seperti yang terjadi pada pengambilan ke-1,3 dan 5 Gambar 12 dan 13. Hal ini berbeda dengan konsentrasi tiap senyawa PAH dalam kerang hijau di Stasiun 1. 1 M ei 2007 20 40 60 80 100 120 140 1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6 panjang cm k o n se n tr as i µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 15 Mei 2007 20 40 60 80 100 120 140 1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6 panjang cm k o n se n tr a si µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren Gambar 12. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh kerang hijau Perna viridis pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 2 29 Mei 2007 20 40 60 80 100 120 140 1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6 panjang cm k o n se n tr a si µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 12 Juni 2007 20 40 60 80 100 120 140 1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6 panjang cm k o n se n tr a si µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 26 Juni 2007 20 40 60 80 100 120 140 1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6 panjang cm k o n se n tr as i µ g g napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren Gambar 13. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh kerang hijau Perna viridis pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 2 Pada Stasiun 2, senyawa PAH yang paling sering muncul sebagai nilai konsentrasi tertinggi pada setiap ukuran panjang tubuh adalah napthalen. Hal ini terdapat di setiap pengambilan contoh kerang hijau kecuali pada saat pengambilan ke-4. Konsentrasi tertinggi pada setiap ukuran tubuh di pengambilan ke-4 adalah fluoranthen dengan ukuran tubuh 1,0 - 1,5 cm sebesar 30,8751 µg g -1 berat basah , 2,5 – 3,0 cm sebesar 36,5159 µg g -1 berat basah , 4,0 - 4,5 cm sebesar 46,5790 µg g -1 berat basah dan 5,5 – 6,0 cm sebesar 46,5301 µg g -1 berat basah. Hal ini memberikan perbedaan dengan Stasiun 1 dimana dalam setiap ukuran tubuh kerang hijau terdapat senyawa naphtalen dengan nilai konsentrasi tertinggi. Senyawa PAH yang paling sering muncul dengan nilai konsentrasi terendah pada setiap ukuran panjang tubuh kerang hijau di Stasiun 2 adalah 1metil naphtalen. PAH yang masuk ke dalam tubuh kerang hijau bisa didapatkan dari kandungan PAH dalam perairan yang diakumulasi oleh kerang hijau saat menyerap makanan yang ada di kolom perairan. Kerang hijau merupakan organisme yang memiliki cara makan yang cukup berbeda yakni menyaring semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Kolom perairan dimana kerang hijau berkembang sangat mudah dimasuki oleh berbagai polutan baik yang berasal dari rumah tangga ataupun industri. Sumber ini disebut sumber petrogenik Webster et al., 2002. Selain itu, penyerapan PAH ke dalam tubuh kerang tergantung dari bioavailability senyawa PAH tersebut yang selanjutnya tergantung dari tingkat kelarutannya dalam air. Semakin tinggi berat molekul senyawa PAH, maka semakin rendah tingkat kelarutannya dalam air. Kerang hijau juga memiliki kandungan lemak dalam tubuhnya dan pada bagian ini diduga bahwa PAH dapat mengalami reaksi ikatan sehingga terakumulasi oleh kerang hijau. Karena sistem metabolisme tubuh yang rendah, maka PAH sangat sulit untuk dilepaskan kembali ke lingkungannya Fleming et al., 2004. Di Stasiun 1, naphthalen merupakan senyawa PAH yang paling tinggi nilai konsentrasinya. Dalam hal ini, naphthalen dapat muncul karena adanya proses pembentukan senyawa PAH dengan berat molekul lebih rendah dari petrolum dalam bentuk buangan serta tumpahan minyak ke laut. Dari awal hingga akhir pengambilan contoh kerang hijau, dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi PAH mengalami fluktuasi yang berbeda-beda. Jika dibandingkan dengan Stasiun 1, kandungan PAH di Stasiun 2 tidak jauh memiliki perbedaan. Perbedaan yang mencolok di Stasiun 2 adalah nilai konsentrasi senyawa fluoranthen yang mendominasi di pengambilan contoh ke-4 dan naphthalen di pengambilan contoh ke-1. Hal ini membedakan sumber masuknya PAH ke dalam tubuh kerang hijau. Fluoranthen adalah senyawa PAH yang memiliki cincin berjumlah lebih dari 3 buah, dan mengindikasikan bahwa senyawa ini termasuk anggota senyawa PAH dengan berat molekul tinggi, sedangkan naphthalen adalah senyawa PAH dengan berat molekul lebih rendah dengan jumlah cincin 2 buah. Dengan demikian sumber masukan kedua senyawa tersebut berbeda. Untuk fluoranthen, senyawa ini dapat muncul di semua ukuran panjang tubuh di pengambilan ke-4 diduga disebabkan oleh proses pirogenik yakni hasil pembakaran bahan organik yang kurang sempurna di perairan Fleming et al., 2004. Konsentrasi PAH dalam kerang hijau dapat dihubungkan dengan kondisi ukuran tubuh dari kerang hijau itu sendiri, dimana dalam kasus ini adalah panjang tubuhnya. Berdasarkan hasil yang telah didapat, konsentrasi PAH dalam tubuh organisme kerang hijau mengalami kecenderungan peningkatan seiring bertambahnya ukuran panjang tubuhnya Gambar 15. Hal ini juga didukung dengan menghubungkan antara ukuran panjang dan berat tubuh kerang hijau Gambar 14. Pada Gambar tersebut dapat diketahui bahwa hubungan keduanya juga berbanding lurus yakni peningkatan ukuran berat seiring dengan pertambahan panjang tubuh baik di Stasiun 1 maupun 2. 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 B e ra t g r Panjang cm kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm rata-rata Expon. rata-rata a 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 5 6 B e ra t g r Panjang cm kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm rata-rata Expon. rata-rata b Gambar 14. Grafik sebaran berat tubuh dengan panjang tubuh kerang hijau Perna viridis di Stasiun 1 a dan Stasiun 2 b . Dilihat dari penjelasan dan gambar 14 dan 15, konsentrasi PAH di setiap ukuran panjang tubuh memiliki pola yang semakin meningkat ke arah panjang tubuh yang semakin besar dan menunjukkan bahwa kerang hijau dengan empat ukuran panjang ini mengakumulasi PAH dalam tubuhnya dari perairan secara teratur. Hal ini juga menunjukkan optimasi kemampuan tubuh kerang hijau yang berbeda-beda dalam melakukan penyerapan senyawa PAH. 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 k o n se n tr as i u g g panjang tubuh cm kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm rata-rata Expon. rata-rata a 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 k o n se n tr as i u g g panjang tubuh cm kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm rata-rata Expon. rata-rata b Gambar 15. Grafik sebaran konsentrasi PAH kerang hijau Perna viridis menurut 4 kisaran panjang tubuh di Stasiun 1 a dan Stasiun 2 b. Hal ini diungkapkan oleh penelitian Bruner et al. 1994 yang menyatakan bahwa kerang yang berukuran lebih kecil diduga mempunyai kemampuan untuk menyerap PAH lebih banyak dibandingkan dengan kerang yang berukuran lebih besar. Dari hasil yang didapat, dapat dibuktikan dalam kerang hijau dengan panjang tubuh 1,0-1,5 cm, yang sedang dalam proses pertumbuhan, mampu menyerap komponen senyawa PAH dalam jumlah besar melalui proses penyaringan makanan dibanding kerang hijau dengan panjang tubuh 5,5-6,0 cm yang berumur lebih tua dan semakin sedikit menampung makanan dari sekitar perairan. Hal lain yang bisa diungkap juga adalah kerang yang sedang dalam masa pra pemijahan biasanya mampu menyerap PAH lebih banyak dibandingkan kerang yang sudah melewati masa pemijahan. Kerang berukuran 1,0 -1,5 cm merupakan kerang hijau yang sedang dalam masa tersebut sehingga diduga mampu menyerap PAH lebih banyak Bruner et al., 1994. Kondisi di Stasiun 2 tidak jauh berbeda dengan Stasiun 1. Namun pada ukuran panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm, kandungan PAH dalam tubuh kerang hijau memiliki nilai konsentrasi tertinggi dibandingkan dengan 3 ukuran panjang tubuh yang lain. Hal ini diduga karena kerang hijau ukuran ini mengandung lemak yang lebih banyak dibandingkan kerang ukuran yang lain, dimana semakin tinggi kandungan lemak dalam tubuhnya, maka akan semakin mudah untuk berikatan dengan senyawa yang bersifat lipofilik atau hidrofobik tinggi seperti PAH Bruner et al., 1994. Selain itu, hal ini juga bisa dikarenakan ukuran panjang ini lebih lama terpaparkan di perairan dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil.

4.1.3 Faktor biokonsentrasi PAH