Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

pengambilan contoh terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa PAH mengalami distribusi paling tinggi pada waktu pengambilan contoh terakhir di semua ukuran kerang hijau. Untuk PAH dengan tingkat distribusi paling rendah terdapat pada waktu pengambilan contoh kedua di Stasiun 1. Hal ini dilihat dari faktor biokonsentrasinya yang paling kecil di antara ketiga waktu pengambilan contoh.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil yang telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh kenyataan bahwa telah terdeteksi keberadaan dari senyawa PAH dalam air laut maupun kerang hijau di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Kandungan maupun konsentrasi PAH dalam kerang hijau secara total memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan PAH dalam air laut. Hal ini mengungkapkan bahwa kerang hijau memang mengakumulasi PAH dalam tubuhnya. Akumulasi sendiri merupakan suatu proses penimbunan atau penumpukan suatu senyawa dari lingkungan dan biasanya terjadi karena mekanisme yang tidak seimbang antara proses absorpsi yang diikuti penyimpanan dengan proses eliminasi melalui metabolisme yang terjadi dalam tubuh kerang hijau. Proses akumulasi ini dapat ditunjukkan melalui hasil pengamatan dari berbagai tingkat umur kerang yang dilihat dari ukuran tubuh kerang hijau Gambar 16. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kandungan PAH dalam tubuh kerang hijau cenderung bergerak meningkat ke arah ukuran panjang tubuh yang besar, walaupun terlihat pada ukuran tubuh 4,0-4,5 cm dan 5,5-6,0 cm, terbentuk nilai kandungan PAH yang cukup bervariasi jika dibandingkan dengan ukuran panjang tubuh kerang hijau yang lebih kecil. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0.5 1 1.5 2 2.5 k an d u n g an u g berat tubuh gr kisa ra n pa nja ng tubuh 1,0-1,5 cm kisa ra n pa nja ng tubuh 2,5-3,0 cm kisa ra n pa nja ng tubuh 4,0-4,5 cm kisa ra n pa nja ng tubuh 5,5-6,0 cm ra ta -ra ta Linea r ra ta -ra ta a 5 10 15 20 25 30 35 40 0.5 1 1.5 2 2.5 k a n d u n g a n u g berat tubuh gr kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm rata -rata Linear rata -rata b Gambar 16. Grafik sebaran kandungan PAH µg di tiap berat individu kerang hijau Perna viridis a Stasiun 1 b Stasiun 2. Kandungan PAH yang mengalami peningkatan pada ukuran panjang tubuh besar dapat terjadi karena kerang hijau tersebut memiliki waktu yang lebih lama untuk terpapar di perairan dibandingkan dengan ukuran kerang yang kecil. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akbar 2002, dapat diperkirakan bahwa umur kerang hijau berukuran 4,0-4.5 cm dan 5,5-6,0 cm sebesar 16 dan 22 minggu. Secara biologis, proses akumulasi ini bergantung kepada sifat dari senyawa dan sistem metabolisme dari organisme. PAH merupakan senyawa yang memiliki sifat mudah terikat atau bereaksi dengan senyawa-senyawa lemak atau biasa disebut dengan senyawa lipofilik Neff, 1979. Bagi organisme kerang hijau, ukuran yang semakin besar mengindikasikan bahwa kerang hijau bertambah dewasa sehingga kandungan lipid atau lemak dalam tubuhnya juga semakin tinggi Gunawan, 2003. Dengan demikian, maka terdapat dugaan bahwa kandungan PAH yang semakin meningkat pada ukuran kerang hijau yang semakin besar disebabkan oleh adanya senyawa lemak yang ada dan semakin banyak dalam tubuhnya. Sistem regulasi metabolisme dari organisme juga dapat dijadikan faktor lain yang berkaitan dengan adanya proses akumulasi dalam tubuh kerang hijau. Sistem ini dapat memperkuat proses pengeluaran senyawa-senyawa yang telah diakumulasi oleh organisme tersebut. Sistem ini biasanya akan berfungsi semakin baik jika organisme tersebut sudah berumur dewasa, dimana dalam hal ini adalah kerang hijau ukuran besar. Oleh karena itu, seharusnya terdapat kemungkinan bahwa kerang hijau dewasa dapat melakukan proses eliminasi lebih baik dibandingkan dengan kerang hijau yang berukuran kecil. Namun pada hasil penelitian ini, proses tersebut belum terlihat dengan sangat jelas. Hal ini dapat dtunjukkan dari nilai konsentrasi PAH terhadap ukuran berat tubuh kerang hijau Gambar 17. Konsentrasi merupakan rasio antara kandungan PAH dalam kerang hijau dengan ukuran berat tubuhnya. 5 10 15 20 25 0.5 1 1.5 2 2.5 k o n se n tr a si u g g bera t tubuh gr kisa ra n pa njang tubuh 1-1,5 cm kisa ra n pa njang tubuh 2,5-3 cm kisa ra n pa njang tubuh 4-4,5 cm kisa ra n pa njang tubuh 5,5 -6 cm ra ta -ra ta Linea r ra ta -ra ta a 5 10 15 20 25 0.5 1 1.5 2 2.5 k o n se n tr a si u g g berat tubuh gr kisa ran panjang tubuh 1-1,5 cm kisa ran pa njang tubuh 2,5-3 cm kisa ran panjang tubuh 4-4,5 cm kisa ran pa njang tubuh 5,5-6 cm rata -ra ta Linear ra ta -rata b Gambar 17. Grafik sebaran konsentrasi PAH dalam berat tubuh kerang hijau Perna viridis a Stasiun 1 b Stasiun 2. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa konsentrasi PAH cenderung semakin meningkat seiring dengan meningkatnya berat tubuh kerang hijau. Hasil penelitian dari Akbar 2002 tentang kajian akumulasi logam berat menunjukkan dengan bertambahnya ukuran panjang tubuh kerang hijau, maka kandungan logam berat dalam tubuhnya akan bertambah juga, namun akan terjadi penurunan dalam hal konsentrasinya. Hal ini mengungkapkan bahwa laju pertambahan berat tubuhnya lebih cepat dibandingkan dengan laju penumpukan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Dengan melakukan perbandingan terhadap pernyataan di atas, maka dalam kasus ini, proses akumulasinya agak sedikit berbeda. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena perbedaan respon dari kerang hijau terhadap senyawa-senyawa yang diakumulasi oleh tubuhnya, terutama dalam hal sifat lipofilik senyawa PAH. Namun, indikator dari nilai kandungan dan konsentrasi suatu senyawa untuk digunakan dalam mempelajari preferensi akumulasi masih memerlukan kajian yang lebih lanjut. PAH dalam air laut dapat berasal dari berbagai sumber dan diantaranya berasal dari masukan langsung di daratan yang ditransport ke dalam laut melalui udara ataupun aliran air sungai ke laut. Pada penelitian ini dicobakan melihat adanya keterkaitan antara konsentrasi PAH dalam air laut dengan parameter lain untuk menduga sumber awal PAH yang masuk ke perairan. PAH yang masuk ke laut melalui aliran air sungai diindikasikan dengan parameter salinitas dan TSS. Hal ini dilihat dari adanya sungai-sungai yang berada di sekitar Teluk Jakarta yang umumnya memiliki nilai salinitas rendah dan TSS yang tinggi. Oleh karena itu, jika kandungan PAH dalam air laut meningkat dan memang berasal dari darat, maka seharusnya nilai salinitas perairan rendah dan TSS menjadi tinggi. Pada Gambar 18 dan 19 ditunjukkan kondisi salinitas dan TSS dengan konsentrasi PAH dalam air laut. Terlihat pada Gambar, tidak terlihat korelasi antara kondisi salinitas dan TSS dengan konsentrasi PAH dalam air laut. Dengan demikian, PAH yang terdapat di dalam air laut belum dapat diduga memiliki sumber masukan yang berasal dari daratan. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 31,8 31,0 32,0 salinitas permil P A H u g L a 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 31,8 31,3 32,0 salinitas permil P A H u g L b Gambar 18. Grafik hubungan salinitas perairan Kamal Muara dan konsentrasi PAH dalam air laut di Stasiun 1 a dan 2 b 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,055 0,040 0,055 TSS mgL P A H u g L a 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 0,030 0,043 0,133 TSS mgL P A H u g L b Gambar 19. Grafik hubungan TSS perairan Kamal Muara dan konsentrasi PAH dalam air laut di Stasiun 2 kiri dan 2 kanan

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Terdapat 7 senyawa PAH bentuk terlarut dalam perairan Kamal Muara juga dalam tubuh kerang hijau yakni naphthalen, 1-metil naphthalen, asenaphthen, fluoren, fluoranthen, anthrasen dan pyren. Konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam air laut adalah berkisar antara 0,0213 - 1,1551 ρg L -1 dengan rerata 0,5964 ρg L -1 di Stasiun 1 dan 0,0181 - 1,2456 ρg L -1 dengan rerata 0,6733 ρg L -1 di Stasiun 2. Konsentrasi tertinggi di air laut contoh adalah senyawa naphthalen dan terendah adalah senyawa asenapthen. Konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam kerang hijau menurut ukuran panjang tubuh pada bulan Mei hingga Juni 2007 adalah ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm antara 50,7600-283,7465 µg g -1 berat basah dengan rerata 167,2533 µg g -1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm antara 23,2507-125,7143 µg g -1 berat basah dengan rerata 74,4825 µg g -1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm antara 41,7883-111,2253 µg g -1 berat basah dengan rerata 76,5068 µg g -1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm antara 34,7362-111,1149 µg g -1 berat basah dengan rerata 72,9256 µg g -1 berat basah di Stasiun 1. Di stasiun 2, ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 24,6307-121,3696 µg g -1 berat basah dengan rerata 73,0002 µg g -1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar antara 13,5232-100,2161 µg g -1 berat basah dengan rerata 56,8697 µg g -1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 36,4154-134,4152 µg g - 1 berat basah dengan rerata 134,4152 µg g -1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran antara 14,8467-76,0554 µg g -1 berat basah dengan rerata