Karakteristik PAH Pencemaran laut oleh senyawa PAH .1 Sumber PAH

mikroba dan tumbuhan. Ketiga sumber tersebut menghasilkan PAH sehingga ikatan-ikatan kompleks yang ada dalam senyawa tersebut dipecahkan lagi menjadi ikatan sederhana. Dengan sumber PAH yang dihasilkan karena adanya kegiatan manusia yang terus bertambah, maka PAH menjadi mudah terbentuk dan ikatannya semakin sulit disederhanakan Neff, 1979. Kegiatan manusia yang menghasilkan PAH biasanya bersifat industri dan bahan bakar. Sumber-sumbernya antara lain : persiapan asetilen dari gas alam; pyrolisis dari kerosin untuk membuat larutan benzen, toluen dan pelarut organik lainnya; pyrolisis kayu untuk membentuk karbon hitam, charcoal dan tar kayu; pabrik alumunium elektrolitik yang menggunakan elektroda grafit; produksi soda; produksi gas dari petrolum; gasifikasi batubara; produksi alkohol sintetik; dan operasi penyaringan minyak Andelman dan Snodgrass, 1972 in Neff, 1979. Kegiatan antropogenik di atas dapat menjangkau lingkungan perairan melalui buangan industri dan domestik, masukan dari daratan, deposisi partikulat udara, dan tumpahan petrolum serta produknya ke badan air. PAH juga bisa berasal dari bahan bakar fosil yang akhir-akhir ini semakin banyak digunakan di kota-kota besar. Untuk PAH yang terdeteksi di dalam jaringan tubuh kerang, biasanya berasal dari pembakaran dan sumber kimia petrolum, terutama jika kerang tersebut berada pada habitat dimana terdapat proses penyaringan minyak atau area yang digunakan sebagai pelabuhan kapal Mortimer, 2005.

2.2.2 Karakteristik PAH

PAH dapat terbentuk selama temperatur lingkungannya tinggi minimal 700 °C. Pyrolisis dari bahan organik pada temperatur serendah 100-150 °C bisa menyebabkan produksi PAH Blumer, 1976 in Neff, 1979. PAH bisa terdegradasi dalam lingkungan perairan melalui proses fotooksidasi, oksidasi kimia, dan transformasi biologis oleh bakteri, jamur dan hewan akuatik. PAH mampu bertahan secara tak menentu pada basin air yang miskin oksigen atau sedimen anoxic. PAH yang mengalami degradasi dengan proses fotooksidasi lebih sering didapati dengan adanya bantuan oksigen. PAH juga dapat terdegradasi secara anaerobik dengan bantuan reduksi dari sulfat dalam perairan. Karakter reaksi kimia yang terdapat pada hidrokarbon aromatik ada 3 tipe yakni substitusi elektrofilik, oksidasi dan reduksi. Karakter fisik dan kimia PAH bervariasi dalam mode reguler lebih atau kurang dengan berat molekulnya. Konsistensi tiap senyawa PAH dalam peristiwa oksidasi dan reduksi cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya berat molekul. Tekanan uap dan kelarutan dalam air berkurang secara logaritmik dengan bertambahnya berat molekul. Dalam Neff 1979 disebutkan bahwa Naftalen C 10 H 8 yang terdiri dari 2 cincin aromatik adalah pemilik berat molekul terendah. Selain Naftalen, ada beberapa jenis lainnya yang memiliki berat molekul yang rendah yakni fluorene, phenanthrene dan anthracene Gambar 1 PAH yang berat molekulnya rendah bersifat toksik secara akut terhadap organisme perairan, dibandingkan dengan yang memiliki berat molekul lebih tinggi. Selain itu, PAH dengan berat molekul yang rendah dapat terdegradasi dengan cara evaporasi dan aktivitas mikroba. Sedangkan berat molekul yang tinggi umumnya terdegradasi oleh sedimentasi dan fotooksidasi. Penyebab relatif dari berbagai proses degradasi pada PAH adalah karakter dari masing-masing senyawa PAH. Gambar 1. Senyawa PAH dengan berat molekul rendah Σcincin 4 buah dan tinggi Σcincin ≥ 4 buah Lundstedt, 2003 PAH dalam lingkungan air diperkirakan lebih sensitif terhadap fotooksidasi dibandingkan PAH di udara. Dengan demikian, PAH akan lebih persisten di dalam air dibandingkan di udara. PAH yang masuk ke dalam perairan dari berbagai sumber akan diserap menjadi bahan partikulat organik dan inorganik. PAH dalam bentuk partikulat lebih banyak terdeposit ke dalam sedimen dasar. Kemudian dengan mudahnya PAH diakumulasikan oleh biota akuatik ke level lebih tinggi dari medium yang sebelumnya. PAH yang terdegradasi dalam tubuh organisme akuatik disebut dengan biotransformasi. Karena PAH tidak dapat dimetabolisme oleh organisme akuatik, maka PAH hanya dapat diakumulasi dan dilepaskan secara pasif oleh jenis-jenis hewan tertentu seperti Kelas Bivalvia, khususnya kerang hijau. PAH mengalami removal dari lingkungan akuatik dengan rute sebagai berikut : fotooksidasi, oksidasi kimia, metabolisme mikrobial dan metabolisme metazoa yang lebih tinggi Neff, 1979. Naftalen Asenaften Fluoren Phenantren Anthrasen Phenanthrilen Dibenzofuran 1-metil Anthrasen Piren Fluoranthen Benzoaanthrasen Chrysen Benzokfluoranthen

2.2.3 Distribusi PAH