Faktor biokonsentrasi PAH Hasil .1 Parameter fisik dan kimia

besar. Dari hasil yang didapat, dapat dibuktikan dalam kerang hijau dengan panjang tubuh 1,0-1,5 cm, yang sedang dalam proses pertumbuhan, mampu menyerap komponen senyawa PAH dalam jumlah besar melalui proses penyaringan makanan dibanding kerang hijau dengan panjang tubuh 5,5-6,0 cm yang berumur lebih tua dan semakin sedikit menampung makanan dari sekitar perairan. Hal lain yang bisa diungkap juga adalah kerang yang sedang dalam masa pra pemijahan biasanya mampu menyerap PAH lebih banyak dibandingkan kerang yang sudah melewati masa pemijahan. Kerang berukuran 1,0 -1,5 cm merupakan kerang hijau yang sedang dalam masa tersebut sehingga diduga mampu menyerap PAH lebih banyak Bruner et al., 1994. Kondisi di Stasiun 2 tidak jauh berbeda dengan Stasiun 1. Namun pada ukuran panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm, kandungan PAH dalam tubuh kerang hijau memiliki nilai konsentrasi tertinggi dibandingkan dengan 3 ukuran panjang tubuh yang lain. Hal ini diduga karena kerang hijau ukuran ini mengandung lemak yang lebih banyak dibandingkan kerang ukuran yang lain, dimana semakin tinggi kandungan lemak dalam tubuhnya, maka akan semakin mudah untuk berikatan dengan senyawa yang bersifat lipofilik atau hidrofobik tinggi seperti PAH Bruner et al., 1994. Selain itu, hal ini juga bisa dikarenakan ukuran panjang ini lebih lama terpaparkan di perairan dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil.

4.1.3 Faktor biokonsentrasi PAH

Faktor biokonsentrasi adalah rasio konsentrasi zat dalam biota berat zatberat biota dan dalam air berat zatberat air pada kondisi setimbang, dimana spesifikasi zat dalam hal ini adalah PAH. Nilai konsentrasi ini menunjukkan cara akumulasi senyawa tersebut dari fase cair dalam air laut menjadi fase organik, seperti jaringan tubuh organisme. PAH termasuk salah satu senyawa organik yang bersifat lipofilik sehingga mudah terakumulasi dalam tubuh organisme. Organisme yang digunakan dalam kasus ini adalah kerang hijau. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara memiliki angka yang tinggi Tabel 5. Tabel 5. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Ukuran panjang tubuh cm 1 Mei 2007 29 Mei 2007 26 Juni 2007 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 1,0-1,5 67842,65 103527,06 61670,59 104801,34 407920,03 73134,52 2,5-3,0 168021,79 35913,19 48743,17 57539,92 228341,74 90504,42 4,0-4,5 148656,63 44980,26 51705,96 154944,23 313139,33 219456,52 5,5-6,0 74547,07 37024,38 39823,86 63171,47 346663,81 107096,53 Nilai dalam tabel menunjukkan bahwa PAH dalam perairan tersebut memiliki kapasitas polutan yang tinggi baik untuk air laut maupun organisme kerang hijau yang hidup di dalamnya. Nilai faktor biokonsentrasi pada keempat ukuran kerang hijau bervariasi. Namun jika dilihat secara keseluruhan, nilainya cenderung menurun ke arah ukuran kerang hijau 5,5-6,0 cm di Stasiun 1 dan 2. Jika dilihat dari waktu ke waktu pengambilan contoh, nilai faktor biokonsentrasi PAH cenderung meningkat di Stasiun 1 pada keempat ukuran kerang hijau. Namun terjadi perbedaan yakni adanya penurunan nilai pada ukuran 1,0 -1,5 cm di Stasiun 2. Faktor biokonsentrasi dapat dikatakan dalam kondisi stabil jika nilainya tidak berubah secara signifikan selama jangka waktu tertentu dalam tubuh organisme tersebut. Faktor biokonsentrasi juga memiliki peran penting untuk menunjukkan adanya distribusi senyawa PAH di perairan. Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa faktor biokonsentrasi PAH di Stasiun 1 memiliki nilai yang paling tinggi pada waktu pengambilan contoh terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa PAH mengalami distribusi paling tinggi pada waktu pengambilan contoh terakhir di semua ukuran kerang hijau. Untuk PAH dengan tingkat distribusi paling rendah terdapat pada waktu pengambilan contoh kedua di Stasiun 1. Hal ini dilihat dari faktor biokonsentrasinya yang paling kecil di antara ketiga waktu pengambilan contoh.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil yang telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh kenyataan bahwa telah terdeteksi keberadaan dari senyawa PAH dalam air laut maupun kerang hijau di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Kandungan maupun konsentrasi PAH dalam kerang hijau secara total memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan PAH dalam air laut. Hal ini mengungkapkan bahwa kerang hijau memang mengakumulasi PAH dalam tubuhnya. Akumulasi sendiri merupakan suatu proses penimbunan atau penumpukan suatu senyawa dari lingkungan dan biasanya terjadi karena mekanisme yang tidak seimbang antara proses absorpsi yang diikuti penyimpanan dengan proses eliminasi melalui metabolisme yang terjadi dalam tubuh kerang hijau. Proses akumulasi ini dapat ditunjukkan melalui hasil pengamatan dari berbagai tingkat umur kerang yang dilihat dari ukuran tubuh kerang hijau Gambar 16. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kandungan PAH dalam tubuh kerang hijau cenderung bergerak meningkat ke arah ukuran panjang tubuh yang besar, walaupun terlihat pada ukuran tubuh 4,0-4,5 cm dan 5,5-6,0 cm, terbentuk nilai kandungan PAH yang cukup bervariasi jika dibandingkan dengan ukuran panjang tubuh kerang hijau yang lebih kecil.