antara elemen tidak stabil. Setiap tindakan pada subelemen akan memberikan dampak terhadap subelemen lainnya dan pengaruh umpan baliknya dapat
memperbesar dampak. Subelemen yang masuk pada sektor 3 jika: Nilai DP 0.5 X dan nilai D 0.5 X, X adalah jumlah subelemen.
• Sektor 4; strong driver-weak dependent variabels Independent. Subelemen yang masuk dalam sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem dan disebut
peubah bebas. Subelemen yang masuk pada sektor 4 jika: Nilai DP 0.5 X dan nilai D
≤ 0.5 X, X adalah jumlah subelemen. Mengenai hal yang berkaitan dengan tingkat pengaruh dan ketergantungan
antar faktor dalam pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran penyakit DBD terdapat pada Gambar 7.
Gambar 7. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam pencegahan berbasis lingkugan terhadap penyebaran
penyakit DBD
Lingkage Variablel
Sektor III
Autonomous Variable
Sektor I
Dependent Variable
Sektor II
Independent Variable
Sektor IV
Daya Dorong Drive Power
Ketergantungan Dependence
3.4.2. Pendekatan Sistem
Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang memadukan konsep pencegahan, valuasi lingkungan dan analisis sistem. Ada empat komponen yang
saling terkait dalam pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran penyakit DBD di Provinsi DKI Jakarta. Masing-masing komponen sebagai push
dan trigger dalam mewujudkan PHBS pada pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran penyakit DBD di Provinsi DKI Jakarta melalui pengelolaan
lingkungan sehingga akan tercapai tujuan pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran penyakit DBD di Provinsi DKI Jakarta yang berkelanjutan.
Keempat komponen dalam pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran
penyakit DBD di Provinsi DKI Jakarta antara lain: 1 Lingkungan Hidup, 2 Vektor, 3 Manusia, dan 4 Penyakit DBD.
Keempat komponen yang saling terkait akan diteliti dan dianalisis untuk menghasilkan suatu model pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran
penyakit DBD di Provinsi DKI Jakarta. Analisis komponen lingkungan hidup dianalisis secara deskriftif terhadap kesimpulan beberapa hasil kajian seperti
temperatur, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin dan vegetasi anti nyamuk. Untuk menetapkan konsep pencegahan penyebaran penyakit DBD dimasa
mendatang, digunakan model sistem dinamik. Dalam kaitan ini kasus DBD dianggap sebagai salah satu komponen suatu sistem sebab-akibat dalam suatu
skenario yang dapat disimulasi dengan menggunakan powersim constructor. Pemodelan dilakukan melalui langkah: 1 Konseptualisasi faktor penyebab
langsung dan tidak langsung, 2 Pemodelan, menetapkan variabel yang menjadi level dan rate, 3 Input data untuk dibuat SFD, 4 Simulasi menunjukkan perilaku
semua variabel secara keseluruhan simultan, dan 5 Validasi, menggunakan metode statistik dengan menghitung absolute mean error AME dan absolute
varian error AVE.
Validasi perilaku model dilakukan dengan membandingkan antara besar dan sifat kesalahan dapat digunakan: 1 Absolute Mean Error AME adalah
penyimpangan selisih antara nilai rata-rata mean hasil simulasi terhadap nilai aktual, 2 Absolute Variation Error AVE adalah penyimpangan nilai variasi
variance simulasi terhadap aktual. Batas penyimpangan yang dapat diterima adalah antara 1-10.
AME = [Si – AiAi]...............................................................................1 Si = Si N, dimana S = nilai simulasi
Ai = Ai N, dimana A = nilai aktual N = interval waktu pengamatan
AVE = [Ss – SaSa]................................................................................2 Ss = Si – Si
2
N = deviasi nilai simulasi Sa = Ai – Ai
2
N = deviasi nilai aktual
Mengenai hal yang berkaitan dengan skema konsep pemikiran terdapat pada Gambar 8, sedangkan skema konsepsi penelitian tersaji pada Gambar 9.
Keterangan : Ekonomi
Ekologi U G L I
PHBS Host
Susceptible Kasus
DBD Masalah Kesehatan
Masyarakat Kota Populasi
Penduduk Pencemaran
Udara BBM Kesehatan
Masyarakat L I D
Kualitas Sanitasi Pemukiman
Suhu Kelembaban
Klimatologi Populasi
Nyamuk Aedes aegypti
Betina ♀
Curah Hujan T P N
Virus Dengue
Sosial L I D
: Laju Infeksi Dengue UGLI
: Umur, Gizi, Lingkungan dan Imunitas PHBS
: Perilaku Hidup Bersih Sehat TPN
: Tempat Perindukkan Nyamuk
Gambar 8. Skema konsep pemikiran
KOMPONEN YANG DIANALISIS
ASPEK YANG DIANALISIS HASIL AKHIR
• Faktor Lingkungan yang
berperan pada pertumbuhan dan kepadatan Populasi
nyamuk Aedes aegypti
• Kepadatan Jentik dan
Populasi nyamuk Aedes aegypti terhadap iklim dan
vegetasi
• Manfaat pengelolaan
Sanitasi Lingkungan dalam mewujudkan PHBS
• Penyebaran penyakit DBD
berdasarkan orang, tempat dan waktu.
• Kualitas sanitasi
permukiman •
Angka kasus baru dan angka kematian
Model pencegahan
berbasis lingkungan
terhadap penyebaran
penyakit DBD •
Lingkungan o
Iklim o
Temperaturkelembaban o
Curah hujan kecepatan angin
o Kualitas Udara
• Vektor
o Kepadatan jentik
o Kepadatan nyamuk
dewasa Aedes aegypti •
Manusia o
PHBS o
PSP DBD •
Penyakit DBD
Gambar 9. Skema konsepsi penelitian
3.5. Tahapan Penelitian