Sistem dan Model TINJAUAN PUSTAKA

30 c Lavender Lavandula angustifolia Penampilan bunga Lavender sangat menarik, bunganya berwarna-warni dan mengeluarkan aroma wangi. Perbanyakan Lavender dengan menggunakan bijinya. Jika sudah tumbuh dipindahkan ke polybag. Tingginya mencapai 15 – 20 cm dapat dipindahkan di pot atau ditanam di halaman rumah. Dapat disuling menjadi minyak atsiri dan aroma terapi Kardinan, 2003a. d Serai Wangi Cymbopogon nardus Kardinan, 2003a mengemukakan bahwa selama ini serai wangi sering dipakai untuk bumbu masak dan bahan pencampur jamu. Batangnya bisa digunakan sebagai pengusir nyamuk. Serai wangi mengandung zat-zat geraniol, metilheptenon, terpen-terpen, terpen alkil, sitronelal. zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak dapat menyebabkan tubuh kehilangan cair yang dapat menyebabkan kematian. Ekstrak serai wangi diperoleh batang serai wangi sebanyak 1 kg dicuci dan tiriskan sampai kering. Masukkan dalam blender, lalu haluskan. Masukkan hasil blenderan kedalam 250 ml air, lalu rendam selama semalam. Untuk aplikasi, tuangkan ekstrak serai wangi kedalam alat penyemprot, lalu semprotkan ke tempat dimana ke tempat aktivitas nyamuk.

2.10. Sistem dan Model

Sistem adalah satu perangkat komponen yang saling berhubungan dan berkaitan yang diorganisir untuk mencapai suatu tujuan. Muhammadi et al 2001 menambahkan bahwa sistem merupakan interaksi antar komponen dari suatu obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan, sedangkan model merupakan bangunan atau struktur pemikiran yang bersifat sistematik. Secara rinci, model merupakan satu perangkat yang menggambarkan komponen yang saling berkaitan, berhubungan, dan berinteraksi dalam batasan tertentu, sehingga menghasilkan suatu perilaku dengan dinamika tertentu. Dalam ekosistem sumberdaya alam termasuk sistem penyebaran penyakit DBD, model merupakan suatu cara membangun pemikiran dengan beranalisis matematis tentang hubungan antara komponen-komponen yang ada dalam ekosistem sumberdaya alam tersebut yang setiap komponen berperan dalam 31 proses produksi dan konsumsi Eriyatno, 2003. Menurut Muhammadi et al 2001, membangun pemikiran yang demikian dapat dilakukan dengan lima tahapan, yaitu : a identifikasi proses yang menghasilkan kejadian nyata actual state dalam artian melakukan pekerjaan atau proses yang benar-benar ada bila hasil atau kejadian yang diinginkan nyata, b identifikasi kejadian yang diinginkan, dituju, ditargetkan atau direncanakan desierd state, c identifikasi masalah yang harus dipecahkan dengan cara memikirkan tingkat kesenjangan kenyataan dengan seharusnya keinginan; d identifikasi mekanisme atau cara- cara menutup kesenjangan, dan e analisis kebijakan tentang cara-cara yang dipilih untuk menutup kesenjangan mencapai kejadian yang diinginkan.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta. Waktu penelitian pada bulan November 2006 – Juni 2007. Beberapa pertimbangan penentuan lokasi penelitian : 1. Pada tahun 2004, DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi dari 12 provinsi yang ditetapkan KLB Nasional tercatat IR incidence rate 15,07 per 100.000 penduduk dan CFR case fatality rate 0,04. 2. Setiap tahun kasus DBD selalu ditemukan pada lima wilayah di DKI Jakarta. Kasus yang tebanyak terdapat pada Jakarta Timur 7249 kasus dan Jakarta Selatan 5995 kasus. 3. Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara RI dan juga sebagai megapolitan, mempunyai permasalahan kesehatan yang mengakibatkan pencemaran udara dan kualitas sanitasi pemukiman sangat buruk. Keadaan ini meningkatkan munculnya TPN tempat perindukkan nyamuk 4. Memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang bersumber dari swadaya masyarakat seperti posyandu. Bahkan telah banyak terdapat posyandu plus di wilayah provinsi DKI Jakarta pada tahun 2002. Jumlah posyandu sebanyak 3553, 5 diantaranya adalah Posyandu Mandiri.

3.2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan survei, mendatangi instansi terkait. Data sekunder meliputi data statistik, data vektor dan penyakit DBD, hasil-hasil penelitian, potensi pemanfaatan vegetasi anti nyamuk dan data hasil olahan lainnya. Data sekunder digunakan untuk menganalisis faktor potensial pencegahan, fluktuasi kepadatan jentik dan nyamuk, peranan vegetasi anti nyamuk dalam pencegahan, analisis interaksi antar komponen dan faktor serta analisis valuasi ekonomi untuk komponen lingkungan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara kepada pakar dan masyarakat. Wawancara dan penyebaran kuesioner kepada pakar untuk menetapkan kriteria dan penyusunan model, sedangkan pembagian