Uji KonstruksiKesesuaian Struktur Uji Kestabilan Struktur

142 perancangan dan justifikasi seorang pembuat model dituntut untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin atas sistem yang menjadi obyek penelitian. Informasi ini dapat berupa pengalaman dan pengetahuan dari orang yang memahami mekanisme kerja pada sistem atau berasal dari studi literatur.

a. Uji KonstruksiKesesuaian Struktur

Uji kesesuaian struktur dilakukan untuk menguji apakah struktur model tidak berlawanan dengan pengetahuan yang ada tentang struktur dari sistem nyata dan apakah struktur utama dari sistem nyata telah dimodelkan Sushil, 1993. Hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan atas ketepatan dari struktur model. Rendahnya penerapan Law Enforcement akan menyebabkan tanggung jawab dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan masyarakat semakin rendah. Hal ini selanjutnya akan berdampak luas terhadap meningkatnya jumlah kasus DBD di masyarakat. Hal serupa juga dapat terjadi pada variabel-variabel terikat lainnya, seperti monitoring dan pemberdayaan masyarakat yang mencakup: sosialisasi, pengelolaan limbah cair dan sampah, serta pengembangan budidaya tanaman anti nyamuk. Dengan kata lain, struktur model dinamis yang dibangun adalah valid secara teoritis.

b. Uji Kestabilan Struktur

Uji kestabilan struktur model dilakukan dengan cara memeriksa keseimbangan dimensi peubah pada kedua sisi persamaan model Sushil, 1993. Setiap persamaan yang ada dalam model harus menjamin keseimbangan dimensi antara variabel bebas dan variabel terikat yang membentuknya. Persamaan- persamaan yang dibuat dalam struktur model sistem model pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran penyakit DBD di DKI Jakarta sudah menggambarkan keterkaitan antar masing-masing variabel secara benar baik variabel yang berstatus sebagai level maupun auxiliary. Hal ini dibuktikan dengan hasil simulasi model membentuk pola data yang logis dan tidak collaps sehingga menghasilkan kasus DBD berdasarkan kecenderungan data yang sudah ada. Persamaan Powersim model pencegahan penyebaran penyakit DBD berbasis lingkungan terdapat pada Lampiran 13. 143

2. Validasi KinerjaOutput Model

Validasi kinerjaoutput model adalah aspek pelengkap dalam metode berpikir sistem yang bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai dengan kinerja sistem nyata sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta. Caranya adalah membandingkan validasi kinerja model dengan data empiris untuk melihat sejauh mana perilaku kinerja model sesuai dengan data empiris. Sebelum melakukan uji konsistensi antara kinerja model dengan data, ada beberapa aspek penting diperhatikan, yaitu konsistensi unit analisis dan dimensi serta tentang data simulasi yang dihasilkan model. Unit analisis dalam sebuah sistem adalah unsur. Keseluruhan interaksi dari unsur-unsur menyusun dan memfungsikan sistem mencapai tujuan. Kinerja masing-masing unsur pada suatu keadaan tertentu dinyatakan dengan level. Dengan demikian uji ini sulit untuk dilakukan pada kegiatan penelitian akademik yang memiliki keterbatasan waktu dan dana, karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuktikan hasil kinerja model dengan data empirik di lapangan. Untuk itu yang dapat dilakukan adalah melakukan validasi kinerja model berdasarkan teori dari bentuk model yang dibangun disesuaikan pola model dasar Muhammadi et al. 2001. Berdasarkan hasil analisis sistem dinamis dapat dilihat bahwa perilaku model pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi DKI Jakarta dapat terpenuhi syarat kecukupan struktur dari suatu modelnya dengan melakukan validasi atas perilaku yang dihasilkan oleh suatu struktur model. Untuk mengetahui data validasi jumlah kasus DBD dan jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel. 41. 144 Tabel. 41. Data validasi kasus DBD dan jumlah penduduk Data Validasi Jumlah Penduduk Tahun Nilai Aktual Nilai Simulasi 2003 8566300 8566300 2004 8636100 8636087 2005 8699600 8693416 2006 8755700 8751089 2007 8814000 8809137 Mean 8726350 8722432.25 AME 0,045 Variance 4351142500 4159091989 AVE 4,414 Data Validasi Kasus DBD Tahun Nilai Aktual Nilai Simulasi 2003 14071 14071 2004 20640 20635 2005 23466 23856 2006 24932 24756 2007 25748 25737 Mean 27214.25 27263.75 AME 0,182 Variance 50245256.06 50067104.56 AVE 0,355 Validasi perilaku model dilakukan dengan membandingkan antara besar dan sifat kesalahan dapat digunakan: 1 Absolute Mean Error AME adalah penyimpangan selisih antara nilai rata-rata mean hasil simulasi terhadap nilai aktual, 2 Absolute Variation Error AVE adalah penyimpangan nilai variasi variance simulasi terhadap aktual. Hasil uji menunjukkan bahwa keluaran model pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran penyakit DBD di Provinsi DKI Jakarta, untuk Absolute Mean Error AME menyimpang 0,045 untuk pertambahan penduduk dari data aktual dan Absolute Variation Error AVE menyimpang sebesar 4,414 , sedangkan pada kasus DBD untuk Absolute Mean Error AME menyimpang 0,182 untuk pertambahan penduduk dari data aktual dan Absolute Variation Error AVE menyimpang sebesar 0,355 . Batas penyimpangan sekitar 10, berdasarkan hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa model pencegahan berbasis 145 lingkungan terhadap penyebaran penyakit DBD mampu mensimulasikan perubahan-perubahan yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta.

5.4. Skenario Rekomendasi Kebijakan