26 dengan kasus kejadian DBD. Rentang waktu pembuangan yang ideal adalah
setiap tiga hari sekali sampah diangkut, tetapi jarak satu minggu satu kali sudah dianggap maksimum dan lebih dari 15 hari sangat berisiko. Banyaknya buangan
kaleng, ban bekas, aneka bungkus dan wadah plastik bekas atau benda–benda lain yang potensi menjadi penampung dan terisi air saat hujan akan menjadi tempat
bertelur nyamuk. Sehingga sampah harus segera diangkut dari pemukiman ke tempat pembuangan akhir.
Hal yang ditemui dalam penelitian Bohra et al. 2001 umumnya sampah diangkut 15 - 20 hari sekali, sehingga disimpulkan faktor pembuang sampah
inilah yang mendorong tingginya kasus DBD di India, khususnya di Jalor dan Rajasthan, tempat lokasi penelitian. Dari delapan variabel penelitian Bohra di atas
enam variabel sangat terkait dengan perilaku masyarakat. Hal ini menunjukan peran perilaku sangat penting dalam mengendalikan risiko terjadinya kasus DBD,
dan diharapkan dapat menjadi prioritas program intervensi yang harus diupayakan maksimal pelaksanaannya.
2.7. Nilai Manfaat Pengelolaan Lingkungan
Menurut Hadinegoro dan Satari 2002, secara umum pengelolaan lingkungan serangga penular DBD sangat utama pada lingkungan air sebagai
tempat perkembangbiakkan dari telur, larva sampai menjadi nyamuk yang mempunyai risiko infektif pada manusia. Hasjimi dan Adisasmito 1997
menyebutkan faktor lingkungan yang berperan pada pengelolaan lingkungan serangga penular antara lain : temperatur, kelembaban, keseimbangan asam dan
basa, dan nutrisi berdasarkan kesesuaian setiap stadium. Upaya pencegahan pola sebar DBD yang efektif jika dapat dilakukan pada tempat perkembangbiakkannya
yaitu di lingkungan tempat yang tergenang air, seperti pada tempat perkembang biakkan alami di kali atau sungai yang tenang dan pergerakan air rendah, celah-
celah tempat yang terisi air di halaman, pohon atau pada cekukan tanah yang berisi air. Sedangkan pada tempat perkembang biakkan buatan seperti bak mandi,
drum, vas bunga dan tempat minum burung. Dalam kaitannya dengan nilai ekonomi, sifat khas pengelolaan lingkungan
air sebagai tempat perkembangbiakkan alami sangat penting untuk penilaian. Sifat
27 keterkaitan sumberdaya air mengharuskan penilaian ekonomi memperhatikan
berbagai komponen penyusunan yang dievaluasi. Dengan demikian, nilai ekonomi masing-masing komponen penyusun dapat dianalisis dekomposisi. Sifat tidak
terpisahkan mengharuskan penilaian ekonomi menetapkan secara tepat batas analisis bagi yang menyangkut batas administrasi kewenangan the boundary of
jurisdiction dan terlebih batas fisik dari sumberdaya air Sanim, 2003. Sifat terpulihkan mengharuskan prinsip penilaian ekonomi mengkaji
ekosistem yang bersifat antar generasi baik dari segi manfaat yang diperoleh maupun biaya yang ditanggung. Oleh karena waktu merupakan komponen krusial
dalam penilaian, maka sumberdaya dibagi dua tipe yaitu sumberdaya terpulihkan renewable dan sumberdaya tak terpulihkan nonrenewable. Sumberdaya
terpulihkan hanya berbeda pada waktu yang diperlukan untuk diproduksi rotation periode. Sifat dampak eksternal mengharuskan penilaian ekonomi sumberdaya
mencakup semua kegiatan yang berpengaruh keluar batas wewenang satuan pengambilan keputusan. Dampak eksternalitas ini dapat digolongkan atas dampak
negatif dan dampak positif Sanim, 2003.
2.8. Penilaian Ekonomi Sumberdaya Alam