pelaksanaan pendidikan karakter pada mata pelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru dan siswa yang berkompeten untuk menjawab semua petanyaan
yang diajukan peneliti.
1. Observasi langsung
Pada observasi langsung ini, sebelum masuk pada tahap penelitian sebelumnya peneliti melakukan observasi awal yang
mempengaruhi isi dari latar belakang penelitian serta menentukan masalah yang diteliti. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi
berperan pasif di SMA Negeri 1 Ambarawa
dengan menekankan fokus dari observasi terlebih dahulu yaitu pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah. Berkaitan dengan observasi ini, peneliti telah menetapkan aspek-aspek tingkah laku
yang hendak diobservasi yang kemudian peneliti rinci dalam bentuk pedoman agar lebih memudahkan peneliti dalam pengisian observasi.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan bagi peneliti untuk mencatat hal-hal yang belum dirumuskan dalam instrumen observasi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara menghimpun data-data atau keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara
sepihak, bertatap muka dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Untuk menjaga kredibilitas hasil wawancara pencatatan data, peneliti
lakukan dengan menyiapkan handphone yang berfungsi untuk merekam hasil wawancara. Wawancara ini digunakan untuk mengungkapkan data
tentang bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah tersebut kususnya pada mata pelajaran sejarah.
Wawancara atau interview ini bersifat open ended artinya bahwa wawancara dimana jawabannya tidak
terbatas pada satu tanggapan saja, sehingga peneliti dapat bertanya kepada informan secara luas namun masih dalam lingkup yang telah
ditentukan. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, waka kurikulum,
guru dan siswa secara acak tentang pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah tersebut seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sumber data
penelitian. Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam wawancara ini, timbul masalah-masalah seperti ingatan informan yang tidak sempurna,
analisis informan yang tidak cermat dan sebagainya. Sehingga dalam hal ini peneliti juga memadukan sumber bukti dari wawancara ini dengan
informasi-informasi lainnya yang memadai. Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara terstruktur
yakni wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pernyataan-pernyataan yang diajukan, karena semua aspek
dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Moleong 2005 : 190. Dengan demikian,
sebelum wawancara dengan informan tersebut dilakukan, peneliti telah menyiapkan instrumen wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran sejarah. Kredibilitas hasil wawancara, untuk menjaganya perlu adanya
pencatatan data yang peneliti lakukan dengan menyiapkan handphone yang berfungsi untuk merekam hasil wawancara. Mengingat bahwa tidak
setiap informan suka dengan adanya alat tersebut karena merasa tidak bebas ketika diwawancarai, maka peneliti meminta ijin terlebih dahulu
kepada informan dengan menggunakan tersebut. 3.
Dokumentasi
Studi dokumen resmi yang dilakukan adalah mengumpulkan data melalui pencatatan atau data-data tertulis mengenai keadaan
SMA Negeri 1 Ambarawa
. Jadi menggunakan handphone yang akan digunakan untuk merekam proses wawancara, peneliti menggunakan data tambahan yang
berasal dari sumber tertulis lain seperti surat-surat, perangkat pembelajaran sejarah, dan data lainnya.
Data tambahan lainnya adalah diperoleh dari foto, baik itu foto tentang aktivitas siswa yang berhubungan dengan pembelajaran sejarah
dan latar penelitian. Dengan penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan karena sifat-sifatnya khas dari kasus yang diteliti dengan menggunakan
foto.
G. Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data