35 Variasi push up ini cocok untuk pemula dikarenakan beban yang didapat lebih
ringan. Apabila ingin memperoleh hasil yang maksimal dapat melakukan push up dengan kaki ditinggikan sehingga posisi kepala dibawah atau dekat lantai dan
posisi kaki diatas menumpu pada tangga atau bangku. Variasi push up ini membutuhkan beban yang lebih, sehingga lebih cocok untuk menambah
kekuatan otot lengan. Karena prinsip push up adalah semakin tinggi posisi tangan dari pada kaki maka push up makin mudah sebaliknya semakin tinggi
posisi kaki daripada tangan maka push up semakin sulit Sadoso, 1994:46. Dari uraian diatas, maka dalam melakukan passing atas dibutuhkan
kekuatan otot lengan yang maksimal yang dapat diperoleh dengan latihan push up yang dapat divariasikan dengan push up dengan tangan menumpu pada
bangku dan push up dengan kaki ditinggikan.
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan dasar yang dilakukan peneliti setelah melakukan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber, kemudian
melakukan hasil uji kebenarannya terhadap anggapan dasar tadi Suharsimi, 2010: 110. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengajukan
hipotesis sebagai berikut : 2.13.1 Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap
passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 2.13.2 Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 2.13.3 Ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dengan
push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
36 2.13.4 Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up
tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian
Berdasarkan datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Menurut pengambilan datanya penelitian ini termasuk “eksperimen”. Menurut
perlakuan pada sampel penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Design penelitian ini menggunakan Matched by Subject design, dimana design penelitian
yang menggambarkan terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum yang diberi perlakuan, dilakukan pretest tes awal terlebih dahulu.
Menurut Jonathan Sarwono pre-test – post-test design merupakan
design dengan cara melakukan satu kali pengukuran didedapan pre-test sebelum adanya perlakuan treatment dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi
post-test. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan
sesudah diberi perlakuan. Pembagian kedua kelompok tersebut menggunakan cara Ordinal pairing yaitu menggunakan cara ABBA yang didasarkan atas hasil
tes awal yang telah dirangking, sehingga di dapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II Sutrisno hadi, 2000: 445.
Subjek akan diberi treatment atau perlakuan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali latihan perminggu. Suatu siklus latihan jangka pendek atau
meso-cycle dapat dilakukan selama 6 minggu atau lebih M. Sajoto, 1995:35.
3.2 Variabel Penelitian