9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
1. Kajian Pustaka
A. Persepsi
a. Pengertian persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat-alat indera atau disebut juga proses sensoris. Namun proses itu tidak dapat berhenti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan,
dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada
waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung
sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada pada telapak tangan sebagai alat perabaan yang kesemuanya merupakan
alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu. Walgito, 2010: 99-100.
Rakhmat 1994:
51 mengemukakan
persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Rangsangan yang dialami oleh manusia baik tentang hubungan
dengan seseorang, maupun tentang kejadian masa lalunya akan disimpulkan dan ditafsirkan oleh otak, apa yang dialami oleh manusia
mampu dikemukakan karena menggunakan perasaan, kemampuan berfikir, dan pengalaman individu yang mungkin tidak akan sama
antara individu satu dengan yang lainnya dalam mempersepsikannya. Jadi pengertian dari persepsi adalah proses penginderaan yang
dapat diperoleh melalui penafsiran pesan seseorang. Penafsiran tersebut terkait dengan kemampuan yang dimiliki oleh manusia di
dalam memori atau otak yang dimiliki oleh setiap manusia serta pengalaman-pengalaman yang dialami oleh manusia itu sendiri.
Menurut Walgito 2010: 101, faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor yaitu :
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima
yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar
stimulus datang dari luar individu.
b. Alat indra, syaraf, dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai
alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat
susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat
untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai
suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dari hal-hal tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk
mengadakan persepsi ada beberapa faktor yang berperan yang merupakan syarat agar terjadinya persepsi yaitu objek atau
stimulus yang dipersepsi, alat indra dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf, yang merupakan syarat fisiologis dan perhatian
yang merupakan syarat psikologis.
b. Proses terjadinya persepsi
Walgito 2010:102 proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan
stimulus itu berbeda, tetapi adakalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek
langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut.
Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera
diteruskan oleh alat syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai
pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba.
Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar,
atau apa yang diraba yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan
persepsi sebenarnya. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.
Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langakh persiapan dalam persepsi ini. Hal tersebut karena keadaan
menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenal oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang
ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun demikian tidak semua stimulus mendapatkan respon individu untuk dipersepsi atau
mendapatkan respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapatkan respon dari individu tergantung
pada perhatian individu yang bersangkutan.
c. Objek persepsi
Objek yang dapat dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek
persepsi. Orang yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi, ini yang disebut sebagai persepsi diri atau self perception.
Banyaknya objek yang dipersepsi maka pada umumnya objek persepsi diklasifikasikan. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek yang
nonmanusia dan non manusia. Objek persepsi yang berwujud manusia disebut person perception atau ada yang menyebutkanya sebagai
social perception, sedangkan persepsi yang berobjekkan nonmanusia sering disebut sebagai nonsocial perception atau disebut juga things
perception. Persepsi manusia dan non manusia terdapat persamaan dan perbedaan.
Persamannya yaitu apabila manusia dipandang sebagai objek benda yang terikat pada waktu dan temapt seperti benda-benda yang
lain. Walaupun demikian sebenarnya antara manusia dan nonmanusia itu terdapat perbedaan yang mendasar. Apabila yang dipersepsi itu
manusia maka objek persepsi yang mempunyai aspek-aspek yang sama dengan yang mempersepsi, dan hal ini tidak terdapat apabila
yang dipersepsi ini nonmanusia. Pada objek persepsi manusia, manusia yang dipersepsi mempunyai kemampuan-kemampuan,
perasaan, atau aspek-aspek lain seperti halnya pada orang yang mempersepsi. Orang dipersepsi akan dapat mempengaruhi pada orang
yang mempersepsi, dan hal ini tidak akan dijumpai apabila yang dipersepsi itu nonmanusia. Oleh karena itu pada objek persepsi, yaitu
manusia yang dipersepsi, lingkungan yang melatarbelakangi objek persepsi, dan perseptor sendiri akan sangat menentukan dalam hasil
persepsi. Walgito, 2010:108-109
B. Guru Sejarah