Kajian Penelitian Sebelumnya TINJAUAN PUSTAKA

mengalami peningkatan luas. Jumlah rumah tangga kumuh pada tahun 2012- 2013 meningkat sebanyak 0,12 http:kemenpera.go.id diakses pada 18 Desember 2014. Permasalahan pokok dalam pembangunan perumahan dan permukiman disebabkan oleh berbagai faktor sebagai berikut Riska, 2010: a. Regulasi dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung terciptanya iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan permukiman, b. Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah-bawah terhadap lahan, c. Lemahnya kepastian bermukim secure tenure, d. Belum tersedia dana murah jangka panjang untuk meningkatkan akses dan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah-bawah, e. Belum efisien pasar primer dan belum berkembang pasar sekunder perumahan, f. Belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman, g. Belum optimal pemanfaatan sumber daya perumahan dan permukiman.

2.6. Kajian Penelitian Sebelumnya

Peneliti menambahkan penelitian terdahulu sebagai pembanding, yang dilihat mulai dari judul penelitian, tujuan, variabel, metode, dan hasil penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperluas kajian pustaka. Berikut uraian terkait dengan penelitian terdahulu tersaji pada Tabel 2.3. 45 Tabel 2.3 Daftar Kajian Penelitian Sebelumnya No. Nama Judul Tujuan Variabel Metode Hasil 1 Aji M Darda Karakteristik Permukiman Di Wilayah Pinggiran Kota Jakarta Tahun 1991- 2007 dalam skripsi. 1. Untuk mengetahui karakteristik dan pola-pola permukiman di Kecamatan Ciputat yang mengalami gejala densifikasi. Permukiman teratur, permukiman tidak teratur, jaringan jalan, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, perguruan tinggi, harga tanah. Metode analisis spasial 1. Perkembangan yang terjadi bersifat menyebar dengan karakteristik yang berbeda-beda. Permukiman teratur lebih terkonsentrasi di wilayah yang jauh dari DKI Jakarta dan tidak terlalu dipengaruhi leh akses tetapi oleh harga tanah yang sangat rendah. Sedangkan pada permukiman tidak teratur lebih terkonsentrasi di wilayah yang dekat dengan DKI Jakarta dan tidak dipengaruhi oleh harga tanah melainkan dekat dengan akses yang mendekati DKI Jakarta dan juga fasilitas pendidikan seperti kampus. 2 Jajang Atmaja Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Kondisi Bangunan Rumah Tidak Sehat di 1. Untuk mengetahui kondisi fisik rumah tidak sehat dan keadaan sosial ekonomi masyarakat Kondisi fisik bangunan rumah sehat dan kondisi sosial ekonomi yang meliputi jenis Distribusi frekuensi, analisis regresi berganda 1. Sub variabel luas lantai, luas ventilasi dan jendela, penyinaran matahari, kenyamanan udara serta jenis pondasi yang dipakai belum sesuai dengan standar minimal rumah sehat. 2. Untuk faktor sosial ekonomi pada lokasi penelitian yaitu 46 Kecamatan Lubuk Alung dalam jurnal. 2. Mengetahui hubungan kondisi fisik rumah tidak sehat dengan faktor-faktor sosial ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruh i kondisi fisik rumah tidak sehat 3. Mengetahui langkah- langkah apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kondisi fisik rumah tidak sehat. pekerjaan kepala rumah tangga, jumlah anggota keluarga, lama tinggal, status tanah, pengetahuan, pendapatan, pendidikan. pekerja sebagai buruh 69,6, lama tinggal 20 tahun 57,3, status tanah 68,2 menyewa, pengetahuan masyarakat tentang rumah sehat masih minim hanya 48 yang mengetahui persyaratn rumah sehat, pendapatan masyarakat Rp.500.000 79,8, pendidikan tamatan SD sebanyak 51,7, SLTP 9, SLTA 10,1 dan tidak bersekolah 29. 3. Faktor yang paling mempengaruhi kondisi fisik rumah adalah pengetahuan masyarakat tentang persyaratan kondisi fisik rumah sehat. Langkah yang dapat dilakukan adalah usaha peningkatan kondisi fisik rumah dengan memanfaatkan program KIM- PRASWIL melalui penyaluran bantuan bergulir dalam bentuk pinjaman komponen bahan bangunan. 3 Margareth Mayasari Kualitas Permukiman Di Kecamatan 1. Untuk mengetahui karakteristik rumah tangga. Aspek sosial ekonomi meliputi pendidikan Skoring, analisis statistik deskritif, analisis 1. Terdapat perbedaan kualitas permukiman di daerah penelitian antara permukiman di bantaran sungai dan bukan di bantaran 47 Pasarkliwon Kota Surakarta dalam jurnal 2. Untuk mengetahui kualitas permukiman di bantaran sungai Bengawan Solo dan bukan bantaran sungai Bengawan Solo. 3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh tehadap kualitas permukiman. anggota keluarga, pendapatan seluruh keluarga, jenis pekerjaan dan kualitas permukiman meliputi kondisi fisk permukiman, kondisi lingkungan permukiman. kuantitatif denagan tabel silang, chi kuadrat, koefisien kontingensi dan analisis kualitatif sungai dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Lingkungan yang berada di bukan bantaran sungai lebih baik dari pada lingkungan yang berada di bantaran sungai. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas permukiman dengan pendapatan rumah tangga, semakin tinggi pendapatan semakin tinggi kualitas permukiman. 3. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas permukiman adalah pendapatan rumah tangga. 4 Yois Nelsari Malau Analisis Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan Kumuh Di 1. Mengetahui tingkat kekumuhan kawasan Teluk Nibung, 2. Mengetahui kondisi sosial Kepadatan hunian, kualitas bangunan, kualitas sarana prasarana Statistik non- parametrik dengan uji kesepakatan W. Kendal, uji regresi berganda 1. Tingkat kekumuhan kawasan Teluk Nibung dilihat dari aspek kepadatan hunian sangat tinggi yaitu sebesar 39,8 dengan hunian 5-7 orang dalam satu rumah dengan kualitas bangunan rendah. 48 Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai dalam jurnal. ekonom pendapatan, pekerjaan dan pendidikan 3. Mengetahui distribusi pendapatan masyarakat, mengetahui pengaruh sosial ekonomi terhadap keumuhan awasan Teluk Nibung. dasar, kondisi sosial ekonomi penapatan, pekerjaan dan pendidikan. 2. Kehidupan sosial ekonomi msyarakat dilihat dari aspek tingkat pendapatan tergolong rendah, 54,1 mempunyai pendapatan pada kisaran Rp. 600.001-Rp. 800.000. Jenis pekerjaan 34,7 buruh dan 42,9 berpendidikan SD. 3. Variabel kondisi rumah dan prasarana lingkungan berkorelasi Kendal’s dalam menentukan tingkat kekumuhan kawasan Teluk Nibung. 4. Tingkat ketimpangan pendapatan di kawasan Teluk Nibung sangat rendah, dimana 40 responden hanya menerima 30,8 dari seluruh total pendapatan dan 60 responden menerima sekitar 69,2. 5. Faktor sosial ekonomi pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap kepadatan hunian dan kualitas bangunan di kawasan Teluk Nibung. Sedangkan terhadap kualitas prasarana lingkungan dasar, variabel yang 49 berpengaruh adalah pendapatan dan pendidikan. 5 Indah Dwi Kusumawati Hubungan Antara Pengtahuan Rumah Sehat dan Status Sosial Ekonomi dengan Kualitas Rumah Tinggal Penduduk di Desa Rowolaku Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan dalam skripsi. 1. Untuk mengetahui pengetahuan rumah sehat, status sosial ekonomi, dan kualitas rumah tinggal penduduk di Desa Rowolaku. 2. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan rumah sehat dengan kualitas rumah tinggal penduduk di Desa Rowolaku. 3. Untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan kualitas rumah tinggal Pengetahuan rumah sehat, status sosial ekonomi, Kualitas rumah tinggal Deskriptif persentase, korelasi ganda 1. Pengetahuan rumah sehat penduduk Desa Rowolaku menunjukkan nilai rata-rata 63 termasuk pada kategori tinggi. 2. Status sosial ekonomi penduduk Desa Rowolaku menunjukkan nilai rata-rata 51 termasuk dalam kriteria rendah. 3. Kualitas rumah tinggal penduduk Desa Rowolaku menunjukkan nilai rata-rata 61 termasuk kriteria kurang baik. 4. Uji korelasi sederhana antara pengetahuan rumah sehat dengan kualitas rumah tinggal menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel tersebut dengan r hitung sebesar 0,582. 5. Uji korelasi sederhana antara status sosial ekonomi dengan kualitas rumah tinggal menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel tersebut dengan r hitung sebesar 0,609. 6. Uji korelasi ganda antara pengetahuan rumah sehat dan status sosial ekonomi dengan kualitas 50 penduduk di Desa Rowolaku. rumah tinggal diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara pengetahuan rumah sehat dan status sosial ekonomi dengan kualitas rumah tinggal, perhitungan menunjukkan r hitung sebesar 0,714. 6 Ragil Kurnianingrum Kualitas Perumahan di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. 1. Untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Mranggen 2. Untuk mengetahui kualitas perumahan di Desa Mranggen. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat dengan kualitas Kondisi Sosial dan Ekonomi Tingkat pendidikan kepala keluarga, pendapatan rumah tangga dan status kepemilikan tanah, kualitas perumahan. Deskriptif persentase, analisis crosstab, dan uji beda 1. Kondisi sosial dan ekonomi responden di Dusun Kedungsari terkait dengan tingkat pendidikan KK rata-rata adalah tamatan SMP, sedangkan di Dusun Salamsari rata-rata pendidikan terakhir KK adalah tamatan SMA. Untuk Pendapatan RT rata-rata di kedua dusun tersebut berada pada kisaran Rp 1.200.000 yaitu berada pada kriteria baik. Sedangkan untuk status kepemilikan tanahnya rata-rata adalah turun temurun. 2. Kualitas perumahan di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari rata-rata masuk kedalam kriteria baik. 3. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan KK dan pendapatan RT dengan kualitas 51 perumahan di Desa Mranggen. perumahan di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari. Sedangkan untuk status kepemilikan tanah tidak memiliki hubungan dengan kualitas perumahan.

2.7 Kerangka Berfikir