Variabel Penelitian METODE PENELITIAN

masing mempunyai jumlah kepala keluarga sebanyak 64 untuk Dusun Kedungsari dan 254 kepala keluarga di Dusun Salamsari. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono 2013:81. Sampel dalam penelitian ini yaitu 20 kepala keluarga di Dusun Kedungsari dan 80 kepala keluarga di Dusun Salamsari. Sampel diperoleh dengan cara: n Kedungsari = × 100 = × 100 = 20,12 dibulatkan 20 kepala keluarga n Salamsari = × 100 = × 100 = 79,87 dibulatkan 80 kepala keluarga Arikunto, 2013. 3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan penentuan anggota sampel secara Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi mempunyai anggota atau unsur yang homogen dan berstrata secara proporsional Sugiyono 2013:82.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2013:38. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.3.1 Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat Sugiyono 2013:39. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi yang meliputi tingkat pendidikan formal kepala keluarga, pendapatan rumah tangga dan status kepemilikan tanah. Kondisi sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Berdasarkan penelitian Atmaja 2004, dijelaskan bahwa hubungan antara kondisi fisik rumah dengan jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga, status tanah, pendidikan, pendapatan, lama tinggal, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan hubungannya kurang berarti. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan dengan kondisi fisik rumah tidak sehat yang mempunyai hubungan kuat dan positif. Sedangkan dalam penelitian ini kondisi sosial dan ekonomi dibatasi pada aspek: 1. Pendidikan formal kepala keluarga. Menurut Sagir 1989 dalam Tarigan 2006, bahwa sumber daya manusia mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui suatu proses pendidikan, latihan, dan pengembangan yang akan menjamin produktivitas kerja yang semakin meningkat, sehingga menjamin pula pendapatan yang cukup dan kesejahteraan hidupnya yang semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi memungkinkan seseorang memiliki peluang untuk dapat menduduki jenjang atau jabatan atau pekerjaan yang lebih tinggi, sekaligus memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. 2. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan suami dan istri baik itu pendapatan pokok maupun sampingan yang diperoleh dari hasil bekerja selama 1 satu bulan. Singarimbun 1995 dalam Atmaja 2004, menyatakan bahwa pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi seseorang atau rumah tangga. Kurniasih 2007 dalam Mayasari, menjelaskan terbatasnya kemampuan ekonomi penduduk untuk membeli atau membangun rumah sehingga untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat memperoleh dan menikmati perumahan yang layak, 3. Status kepemilikan tanah. Sesuai dengan penelitian Atmaja, 2004 status tanah mempunyai hubungan sedang dan positif. Apabila terjadi peningkatan status tanah maka kondisi fisik rumah akan meningkat pula, 3.3.2 Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono 2013:39. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas perumahan. Kualitas perumahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi perumahan yang diukur berdasarkan kualitas rumah layak huni. Rumah layak huni adalah rumah yang mempunyai kriteria seperti yang tercantum dalam surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014 dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 yaitu kriteria pemenuhan persyaratan keselamatan bangunan, menjamin kesehatan, mencukupi kecukupan luas minimum, infrastruktur dan lingkungan. Komponennya adalah lantai, pondasi, atap, dinding, lokasi kandang, sumber air minum, luas lantai, kekuatan rangka bangunan, MCK, ventilasi, pencahayaan ruang tamu dan pencahayaan ruang tidur.

3.4. Rumusan Instrumen Penelitian