Pembangunan yang menjadi hak setiap warga negara menjadi kewajiban pemerintah dan masyarakat sendiri untuk menjaga pelaksanaan pemenuhan hak-
hak tersebut yang diwujudkan dalam pelaksanaan pendidikan, baik melalui jalur formal, nonformal, maupun informal. Pendidikan nasional yang diusung dalam
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional sendiri berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penjabaran dari pendidikan nasional dalam satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
2.4.2 Hubungan antara Pendapatan Rumah Tangga terhadap Kualitas
Perumahan
Pendapatan rumah tangga dalam penelitian ini diasumsikan memiliki hubungan terhadap kualitas perumahan, sesuai dengan Kurniasih 2007 dalam
Mayasari, menjelaskan terbatasnya kemampuan ekonomi penduduk untuk membeli atau membangun rumah sehingga untuk masyarakat yang berpenghasilan
rendah tidak dapat memperoleh dan menikmati yang perumahan yang layak.
Selain itu menurut Turner 1971:166-168 dalam Panudju 1999, yang merujuk pada teori Maslow, terdapat kaitan antara kondisi ekonomi seseorang dengan
skala prioritas kebutuhan hidup dan prioritas kebutuhan perumahan.
Faktor yang dibutuhkan dalam memenuhi standar rumah yang layak huni adalah dana yang sesuai. Hal itu menjadi kebutuhan awal setelah pengetahuan
yang mereka peroleh dari suatu pendidikan akan informasi tentang rumah layak huni. Banyak orang atau keluarga berusaha memenuhi pembangunan rumah layak
huni agar kehidupan mereka lebih layak meskipun masih sederhana. Usaha pembangunan yang kurang baik disebabkan oleh kurangnya dana untuk
memenuhi pembangunan fasilitas tersebut. Kondisi yang masih belum lengkap ini memberikan penilaian bahwa masih ada kekurangan dalam pemenuhan rumah
layak huni meskipun pada dasarnya mereka sudah mengusahakannya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah
yaitu tingkat kemampuan ekonomi penduduk. Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, sehingga bahan-bahan
pokok pembuatan rumah berasal dari daerah setempat yang murah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja, namun
diperlukan pemeliharaan seterusnya.
2.4.3 Hubungan antara Status Kepemilikan Tanah terhadap Kualitas
Perumahan
Status kepemilikan tanah dalam penelitian ini diasumsikan memiliki hubungan terhadap kualitas perumahan, sesuai dengan penelitian Atmaja 2004,
yang menunjukkan bahwa status tanah mempunyai hubungan sedang dan positif.
Apabila terjadi peningkatan status tanah maka kondisi fisik rumah akan meningkat pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Panudju 1999:10, tanpa
jaminan adanya kejelasan tentang status pemilikan rumah dan lahannya, seseorang atau sebuah keluarga akan selalu tidak merasa aman sehingga mengurangi minat
mereka untuk memperluas, memelihara atau meningkatkan kualitas rumahnya dengan baik. Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa dengan tanah yang
statusnya hak milik dapat menjadi penunjang bagi seseorang atau keluarga untuk memiliki perumahan yang baik sehingga mereka akan mengupayakan
pembangunan rumah yang sehat dan layak huni.
Tanah merupakan suatu yang amat penting dalam kehidupan manusia baik dilihat dari segi ekonomi, sosial maupun budaya. Manusia dalam kehidupannya
selalu berhubugan dengan tanah, bahkan setelah manusia meninggal dunia sekalipun masih berkaitan dengan tanah. Segala aktivitas keseharian manusia pada
umumnya dan sebagian terbesar dilakukan di atas tanah. Dilihat dari segi ekonomis, tanah mempunyai nilai ekonomis tinggi baik sebagai kebutuhan rumah
tangga, tempat usaha, bahkan sudah menjadi komuditi investasi yang menggiurkan, dengan nilai jual semakin hari semakin tinggi. Tanah memiliki nilai
ekonomis yang tinggi, sehingga memiliki kecenderungan menjadi objek sengketa. Banyak permasalahan yang timbul menyangkut dengan tanah terutama mengenai
hak atas tanah. Permasalahan ini dapat menimbulkan gangguan bagi ketertiban umum, sebab tanah sudah dianggap sebagai harta yang sangat penting terkait
dengan hajat hidup. Tanah sering memunculkan permasalahan dalam kedamaian dan sering pula menimbulkan goncangan dalam masyarakat, bahkan juga menjadi
penghambat dalam pelaksanaan pembangunan. Kaitannya dengan pembangunan status kepemilikan tanah dalam penelitian ini memberikan pengaruh terhadap
kualitas perumahan.
2.5. Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia