2.7 Kerangka Berfikir
Kualitas perumahan dalam penelitian ini merupakan kondisi perumahan yang diukur berdasarkan kualitas rumah yang layak huni. Kualitas perumahan
diasumsikan mempunyai hubungan dengan kondisi sosial dan ekonomi yang meliputi tingkat pendidikan kepala keluarga, pendapatan rumah tangga, dan status
kepemilikan tanah. Hal ini sejalan dengan penelitian Atmaja 2004, dalam penelitiannya status tanah, pendidikan, dan pendapatan mempunyai hubungan
terhadap kondisi fisik rumah. Pendidikan berperan membantu manusia untuk memahami rahasia dan
cara hidup dibalik kehidupan. Pemahaman tersebut menjadikan manusia dididik untuk dapat memahami arti, hakikat, dan tujuan hidup dengan benar Mulyasana,
2011:2 dalam Purwitasari 2013. Pendidikan secara umum memberikan manfaat membentuk sikap dan kesadaran dalam menghadapi suatu masalah, dalam
penelitian ini permasalahan tentang kualitas perumahan diharapkan dapat ditingkatkan dengan pendidikan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
baik akan diikuti oleh kualitas perumahan yang baik, dan sebaliknya dengan tingkat pendidikan yang buruk maka kualitas perumahannya juga buruk.
Menurut Kurniasih 2007 dalam Mayasari 2012, dijelaskan terbatasnya kemampuan ekonomi penduduk untuk membeli atau membangun rumah sehingga
untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat memperoleh dan menikmati perumahan yang layak. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini
diasumsikan jika seseorang memiliki pendapatan rumah tangga baik maka kualitas perumahannya juga akan baik, dan sebaliknya jika seseorang memiliki
pendapatan rumah tangga yang buruk maka akan diikuti oleh kualitas perumahan yang buruk.
Selanjutnya dalam Panudju 1999:10 dijelaskan bahwa tanpa jaminan adanya kejelasan tentang status pemilikan rumah dan lahannya, seseorang atau
sebuah keluarga akan selalu tidak merasa aman sehingga mengurangi minat mereka untuk memperluas, memelihara atau meningkatkan kualitas rumahnya
dengan baik. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan tanah yang statusnya hak milik dapat menjadi penunjang bagi seseorang atau keluarga
untuk memiliki perumahan yang baik namun dengan tanah yang statusnya bukan hak milik dapat menjadi penghambat seseorang atau keluarga untuk memiliki
perumahan yang baik. Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan analisis penelitian
pendahuluan yang relevan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan kepala keluarga, pendapatan rumah tangga, dan
status kepemilikan tanah terhadap kualitas perumahan pada penduduk. Selanjutnya, temuan tersebut akan diuji apakah terdapat pola pikir dan hal yang
sama untuk studi kualitas perumahan di Desa Mranggen. Berdasarkan uraian tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Kualitas Perumahan
Kondisi Sosial Kondisi Ekonomi
Tingkat Pendidikan Formal
Kepala Keluarga Pendapatan RT dan
Status Kepemilikan Tanah
Hubungan antara pendidikan kepala
keluarga terhadap pendapatan rumah
tangga
Pendapatan rumah tangga, dan status
kepemilikan tanah dengan kriteria
buruk
Kualitas perumahan dengan kriteria
buruk Pindidikan kepala keluarga baik
akan diikuti pendapatan rumah tangga yang baik pula
Pindidikan kepala keluarga rendah akan diikuti pendapatan
rumah tangga yang rendah pula Hubungan antara
pendapatan rumah tangga, status kepemilikan tanah
terhadap kualitas perumahan
Pendapatan rumah tangga, dan status
kepemilikan tanah dengan kriteria baik
Kualitas perumahan dengan kriteria baik
2.8. Hipotesis