Total belanja Total Aset

akuntansi yang berlaku Naim dan Rakhman, 2000, Suhardjanto, Yulianingtyas, 2011.

2.1.3 Total belanja

Pengertian belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum negaradaerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah Erlina dan Rasdianto, 2013 dikutip dalam PSAP No.2, Paragraf 7. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah bahwa pengertian belanja daerah sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan, belanja dikelompokkan menjadi: A. Belanja langsung Belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan program dan kegiatan. Belanja langsung terdiri dari belanja: a. Belanja pegawai; b. Belanja barang dan jasa; c. Belanja modal. B. Belanja tidak langsung Belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari: a. Belanja pegawai; b. Belanja bunga; c. Belanja subsidi; d. Belanja hibah; e. Belanja bantuan sosial; f. Belanja bagi hasil kepada provinsikabupatenkota dan pemerintahan desa. Erlina dan Rasdianto, 2013 Jadi total belanja daerah terdiri dari total realisasi belanja langsung dengan belanja tidak langsung.

2.1.4 Total Aset

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai danatau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi danatau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Kekayaan daerah dapat dilihat pada angka total aset yang terdiri dari total aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya yang dimiliki oleh kabupatenkota. A. Aset Lancar Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. B. Investasi Jangka Panjang Merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, Investasi jangka panjang meliputi investasi nonpermanen contohnya surat utang negara dan permanen contohnya penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya. C. Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum PSAP Nomor 7. Menurut Erlina dan Rasdianto 2013 salah satu kriteria untuk dapat dikategorikan sebagai aset tetap adalah nilainya yang besar sedangkan aset tetap yang nilai per unitnya kecil dapat langsung dikelompokkan sebagai persediaan. Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama aset pemerintah, dan karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah: - Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lainnya, misal entitas pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor. - Hak atas tanah Klasifikasi aset tetap menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pada PSAP Nomor 7 mengenai akuntansi aset tetap menyebutkan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas terdiri dari: Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Jaringan dan Instalasi, Aset tetap lainnya, Konstruksi dalam pengerjaan. Aset tetap harus mempunyai wujud dan memenuhi kriteria sebagai berikut agar dapat diakui sebagai aset tetap yakni: - Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 dua belas bulan; - Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; - Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan - Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. Pengungkapan Aset Tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah menyebutkan bahwa laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut: - Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat carrying amount; - Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan atau mutasi aset tetap; - Informasi penyusutan, meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode; - Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap; - Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi aset tetap; - Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; - Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap. Untuk hal yang terkait dengan konstruksi dalam pengerjaan, laporan keuangan harus mengungkapkan sebagai berikut: - Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya; - Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya; - Jumlah biaya yang telah dikeluarkan; - Uang muka kerja yang diberikan; - Retensi. D. Aset Lainnya Aset Non Lancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya yang terdiri dari: - Aset tak berwujud; - Tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 dua belas bulan; - Aset kerjasama dengan pihak ketiga kemitraan; dan - Kas yang dibatasi penggunaannya.

2.1.5 Tingkat Ketergantungan

Dokumen yang terkait

Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 89 130

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Lingkungan Provinsi Sumatera Utara

5 76 116

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Lingkungan Provinsi Sumatera Utara

3 61 116

Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 40 109

2. Biaya Penelitian - Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 30

Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 1 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi parasit soil-transmitted helminth 2.1.1. Definisi - Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) - Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 2 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Lingkungan Provinsi Sumatera Utara

0 0 11