dengan populasi, sampel, tempat, dan periode yang berbeda. Berdasarkan hal yang disebutkan diatas maka peneliti memilih total belanja, total aset, tingkat
ketergantungan, dan opini audit sebagai variabel independen. Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat topik mengenai pengungkapan laporan keuangan
pemerintah daerah kabupatenkota di provinsi sumatera utara sebagai topik tesis
peneliti dengan judul “Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah KabupatenKota Di Provinsi Sumatera
Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah faktor total belanja, total aset,
tingkat ketergantungan, dan opini audit mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor total belanja, total aset, tingkat
ketergantungan, dan opini audit terhadap pengaruh pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah Daerah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara sebagai bahan informasi dan masukan untuk memperbaiki penyusunan
dan penyajian LKPD serta pengungkapan dalam laporan keuangan pemerintah daerah sebagai bentuk transparansi dalam pengelolaan
keuangan daerah. 2. Bagi peneliti sebagai pelatihan intelektual untuk menambah khazanah
keilmuan dan pengetahuan bagi peneliti sendiri. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi penelitian
selanjutnya yang diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan lainnya dalam mengungkapkan laporan keuangan pemerintah daerah
di Provinsi atau daerah lainnya dengan variabel yang lainnya.
1.5 Originalitas
Penelitian ini terinpirasi dari penelitian Hilmi dan Martani 2009 dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan
keuangan pemerintah provinsi di Indonesia pada tahun 2006 – 2009. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Hilmi dan Martani adalah:
1. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ulang dari penelitian Hilmi dan Martani yang dilakukan dengan populasi 33 tiga puluh tiga provinsi di
Indonesia pada tahun penelitian 2006-2009 dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana hasilnya apabila dilakukan pada 33 tiga puluh tiga
Pemerintah Daerah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009-2011. Pada Penelitian Hilmi dan Martani variabel independennya
adalah kekayaan daerah, tingkat ketergantungan, total aset, jumlah penduduk, jumlah SKPD, jumlah temuan, dan tingkat penyimpangan sedangkan pada
penelitian ini mengambil beberapa variabel independen dari Hilmi dan
menambahkan atau mengurangi variabel baru sehingga variabel
independennya adalah Total belanja, Total aset, Tingkat ketergantungan, dan Opini audit. Peneliti menghilangkan variabel kekayaan daerah karena BPK
lebih menitik beratkan pemeriksaannya kepada alokasi pengeluaran belanja daerah dan penatausahaan aset barang daerah disebabkan karena banyaknya
terjadi temuan pada pos tersebut, variabel jumlah penduduk dan jumlah SKPD tidak dimasukkan di dalam model ini karena berdasarkan peraturan
pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 semua pemerintah daerah diwajibkan untuk mengungkapkan laporan keuangannya baik itu bagi pemerintah daerah
yang memiliki jumlah penduduk yang besar dan kecil maupun yang memiliki jumlah SKPD yang banyak dan sedikit. Artinya jumlah penduduk dan jumlah
SKPD tidak ada kaitannya dengan pengungkapan laporan keuangan serta tidak didukung oleh teori yang logis pada penelitian sebelumnya, variabel
jumlah temuan dan variabel tingkat penyimpangan juga tidak dimasukkan dalam model ini karena mulai tahun 2006 BPK menutupmembatasi akses
terhadap laporan hasil pemeriksaan LHP atas laporan keuangan pemerintah dengan alasan untuk menghindari penyalahgunaan data BPK oleh oknum
tertentu Andichairilfurqan, 2011. Berdasarkan hal tersebut sudah tidak ada lagi pemerintah provinsi dan pemerintah daerah yang berani
mempublikasikan LKPD untuk diketahui secara luas oleh masyarakat disebabkan banyak terjadi black mail dari oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab.
2. Peneliti memilih empat variabel independen tersebut dengan alasan: a. Untuk variabel total belanja, peneliti melakukan penelitian ini
dikarenakan belanja daerah merupakan kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih Erlina, 2013. Pada
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 pasal 167 ayat 1, belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban derah. Dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan, fasilitas sosial, fasilitas umum yang layak, dan mengembangkan sistem jaminan sosial. Sehingga menurut Puspita,
semakin tinggi belanja pemda seharusnya memberikan pelayanan yang lebih baik dan berkualitas kepada masyarakatnya. Disebabkan hal
tersebut maka jumlah realisasi belanja harus diungkapkan dalam laporan keuangan agar dapat diketahui secara jelas penggunaannya.
b. Untuk variabel total aset, peneliti melakukan penelitian ini dikarenakan tidak samanya jumlah total aset dari semua kabupatenkota yang ada.
Masih terdapatnya daerah kabupatenkota yang miskin sehingga total aset yang dimiliki juga kecil dan sebaliknya. Pemerintah daerah yang
memiliki total aset yang besar maka semakin besar juga untuk melakukan pengungkapan dan pemerintah daerah yang memiliki sedikit total aset,
tidak melakukan pengungkapan karena tidak banyak yang harus diungkapkan. Sesuai dengan hasil penelitian Ingram 1984 yang
menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat kekayaan daerah dan tingkat negara pengungkapan. Begitu juga dengan
hasil penelitian Robbins dan Austin 1986 yang memperoleh hasil yang sama pada kota setempat. Pencatatan aset yang kurang baik yang
dilakukan oleh pemerintah daerah sehingga terjadinya kesalahan dalam penilaian dan kepemilikan aset.
c. Untuk variabel tingkat ketergantungan, peneliti melakukan penelitian ini karena tidak semua kabupatenkota yang mampu membiayai kebutuhan
belanja programkegiatannya apalagi untuk menyelenggarakan programkegiatan yang menjadi prioritas nasional. Untuk itu pemerintah
daerah kabupatenkota masih sangat bergantung dengan transfer keuangan dari pemerintah pusat sebagai bentuk pendelegasian wewenang
yang berupa Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK, dan Dana Bagi Hasil DBH.
d. Untuk variabel opini audit, peneliti melakukan penelitian ini karena hasil pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah
menghasilkan opini yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mentaati peraturan pemerintah mengenai standar akuntansi
pemerintahan dan mengelola keuangannya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA