termasuk pada soal pemecahan masalah level relasional, sedangkan soal nomor 3, dan 7 termasuk pada soal pemecahan masalah level abstrak diperluas. Perolehan nilai rata-rata
untuk masing-masing level soal menunjukkan tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Dari hasil perhitungan, dapat diketahui perolehan nilai rata-rata peserta didik untuk soal pemecahan masalah level multistruktural sebesar 32,67; soal pemecahan masalah level
relasional sebesar 32,33; sedangkan soal pemecahan masalah level abstrak diperluas sebesar 37,33. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta
didik kelas VIII SMP IT Bina Amal masih rendah.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Letak Kecenderungan dan Penyebabnya
Berdasarkan tabel letak kesalahan subjek penelitian , secara umum letak kecenderungan kesalahan subjek penelitian ada pada data yang tidak tepat id, prosedur
tidak tepat ip, dan kesalahan masalah hierarki keterampilan shp. Pada soal nomor 1, hanya ada 1 subjek penelitian yang mampu merespon masalah secara tepat, sementara subjek
penelitian yang lain masih mengalami kesulitan dalam merespon masalah secara tepat dikarenakan tidak memiliki keterampilan manipulasi numerik, tidak ingat rumus, belum
memiliki keterampilan menggunakan informasi yang ada untuk menyusun rencana penyelesaian masalah yang tepat, tidak memahami konsep lingkaran beserta aplikasinya pada
soal. Pada soal nomor 2, tidak ada satupun subjek penelitian yang mampu merespon
masalah secara tepat. Secara umum subjek penelitian masih belum memahami konsep keliling gabungan beberapa bangun yang memuat lingkaran, tidak teliti saat menggunakn
data, tidak memiliki keterampilan membaca informasi pada soal, tidak memiliki pemahaman konsep pada lingkaran dengan baik serta aplikasinya, tidak ingat rumus.
Pada soal nomor 3, ada 2 subjek penelitian yang mampu merespon masalah secara tepat, sementara subjek penelitian yang lain masih mengalami kesulitan untuk merespon
dengan tepat. Hal ini disebabkan subjek penelitian tidak memahami konsep lingkaran beserta aplikasinya dalam soal, tidak memiliki keterampilan menggunakan informasi pada soal untuk
menyusun rencana penyelesaian masalah pada soal, tidak ingat rumus, ada juga peserta didik yang tidak mengerjakan soal dikarenakan tidak memiliki keterampilan mengaitkan informasi
pada soal dengan seperangkat pengetahuan yang sudah dimiliki untuk menyusun rencana penyelesaian masalah.
Pada soal nomor 4, hanya ada 1 subjek penelitian yang berhasil merespon masalah secara tepat. Sementara yang lain masih kesulitan merespon dengan tepat. Hal ini disebabkan
karena subjek penelitian tidak memahami konsep pada lingkaran terutama jari-jari dan diameter untuk menyelesaikan soal, belum mampu membaca informasi pada soal secara
tepat, tidak ingat rumus, tidak mampu mengaitkan informasi yang ada pada soal dengan seperangkat konsep lingkaran yang sudah dipelajari untuk menyusun rencana penyelesaian
masalah, bingung bagaimana tahapan menyelesaikan masalah pada soal. Pada soal nomor 5, tidak ada satupun subjek penelitian yang merespon dengan tepat.
Secara umum hal ini terjadi karena subjek penelitian tidak memiliki keterampilan manipulasi numerik, tidak memahami setiap prosedur yang dilakukan, tidak memiliki keterampilan
operasi hitung akar pangkat kuadrat, tidak mengerjakan soal karena tidak memiliki keterampilan mengaitkan antara informasi pada soal dengan seperangkat pengetahuan yang
dimiliki untuk menyusun rencana penyelesaian masalah, tidak mampu membedakan informasi dengan masalah pada soal, tidak memiliki keterampilan menyusun rencana
penyelesaian masalah dari informasi yang ada pada soal, tidak memahami konsep persegi panjang.
Pada soal nomor 6, tidak ada satupun subjek penelitian yang mampu merespon dengan tepat. Secara umum hal ini terjadi karena subjek penelitian tidak teliti dalam menghitung,
tidak memiliki keterampilan untuk membaca informasi pada soal dengan tepat, belum memahami konsep lingkaran dengan baik, belum memiliki keterampilan menyusun rencana
penyelesaian masalah dari informasi yang ada, masih kesulitan membaca informasi pada soal, kurang terampil mengoperasikan pecahan, selain itu ada 1 subjek penelitian yang tidak
merespon masalah dikarenakan tidak mampu membaca informasi pada soal, sehingga tidak mengetahui apa yang harus dilakukan.
Pada soal nomor 7, tidak ada satupun subjek penelitian yang berhasil merespon dengan tepat. Secara umum hal ini terjadi karena subjek penelitian tidak teliti dalam mengerjakan
subtugas sehingga lupa menyertakan proses perhitungan, tidak mampu memahami informasi pada soal, tidak memahami konsep lingkaran beserta aplikasinya pada soal, tidak memiliki
keterampilan menggunakan informasi untuk menyusun rencana penyelesaian masalah, tidak
tahu rumus lingkaran. Pada soal ini terdapat 2 subjek penelitian yang tidak merespon masalah dikarenakan tidak memiliki keterampilan untuk mengaitkan antara informasi yang ada pada
soal dengan seperangkat pengetahuan yang dimiliki untuk menyusun rencana peneyelesaian masalah.
Dari Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa pada soal nomor 1 kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh subjek penelitian adalah kesalahan data tidak tepat id dan hierarki
keterampilan shp, pada soal nomor 2 jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan subjek penelitian adalah jenis kesalahan prosedur ip, data tidak tepat id, dan hierarki
keterampilan shp, pada soal nomor 3 jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan subjek penelitian adalah jenis kesalahan prosedur kurang tepat ip, pada soal nomor 4, 5, 6, 7 jenis
kesalahan yang paling banyak dilakukan subjek penelitian adalah jenis kesalahan hierarki keterampilan shp. Sedangkan apabila dilihat dari keseluruhan kesalahan yang dilakukan
oleh subjek penelitian, maka kesalahan yang paling menonjol adalah hierarki keterampilan sebesar 32.22 . Hal ini menandakan bahwa subjek penelitian tidak dapat menyelesaikan
permasalahan karena kurang atau tidak nampaknya kemampuan keterampilan. Apabila dicermati lebih lanjut, nampak bahwa kesalahan shp banyak dilakukan subjek penelitian
dalam menyelesaikan soal nomor 2. Kesulitan subjek penelitian dalam menyelesaikan soal nomor 2, yakni karena kurang memahami konsep keliling dan informasi pada soal sehingga
salah membaca informasi serta metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tidak tepat.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa dengan klasifikasi Watson, pelacakan terhadap kesalahan peserta didik dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini dapat terlihat dari 6
subjek penelitian, dengan mudah kesalahan mereka dapat segera diklasifikasikan. Ini sejalan dengan hasil penelitian Asikin, dkk. 2002: 14 bahwa dengan menggunakan klasifikasi
Watson kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal dapat dengan mudah dilacak. Dari tabel penyebab kesalahan subjek penelitian, secara umum penyebab kesalahan
subjek penelitian dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah terjadi karena tidak memahami konsep pada lingkaran, tidak memiliki keterampilan dalam manipulasi numerik
dan operasi hitung, serta tidak adanya keterampilan menyelesaikan masalah matematika. Menurut Dahar 1996: 96, konsep-konsep merupakan dasar untuk berpikir, belajar aturan-
aturan, dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Apabila peserta didik subjek penelitian
tidak memahami konsep, maka mereka akan kesulitan menyelesaikan masalah dengan tepat. Menurut Parreren sebagaimana dikutip Qohar, dkk 2007, aktivitas pemecahan masalah
dikategorikan dalam belajar berpikir, yang merupakan bentuk belajar kognitif tingkat tinggi . Masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya dengan konsep, kaidah, dan
metode-metode kerja tertentu, dengan kata lain peserta didik akan mampu memecahkan masalah hanya jika mereka memahami konsep dengan baik.
4.2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah