Teori Vygotsky Teori Piaget

2.1.2 Teori-teori Belajar 2.1.2.1 Teori Skinner Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan memiliki peranan penting dalam pembelajaran Suherman, 2003:31. Dalam teorinya, Skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif jika penguatan tersebut seiring dengan dengan meningkatnya perilaku anak dalam melakukan pengulangan perilakunya itu. Dalam penelitian ini, penguatan yang diberikan adalah berupa penghargaan kepada peserta didik yang kelompoknya berhasil mendapatkan nilai terbaik. Hal ini akan meningkatkan ketertarikan peserta didik terhadap materi ajar, memacu semangat belajar, dan mendorong keinginannya untuk berusaha menjawab pertanyaan dari guru yang merupakan desirable behaviour atau perilaku yang diinginkan guru Bell, 1981:150.

2.1.2.2 Teori Vygotsky

Dalam Trianto 2007:25, Vygotsky berpendapat bahwa interaksi sosial, yaitu interaksi individu tersebut dengan orang-orang lain, merupakan faktor yang terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul dalam kerjasama antar peserta didik. Dalam penelitian ini, teori belajar Vygotsky sangat mendukung pelaksanaan model STAD yang menekankan peserta didik untuk belajar dalam kelompok-kelompok. Melalui kelompok ini peserta didik dapat berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan. Dengan demikian peserta didik yang lebih pandai dapat memberikan masukan bagi teman satu kelompoknya, membantu teman yang belum paham sehingga peserta didik yang pengetahuannya tentang pelajaran masih kurang dapat termotivasi dalam belajar. Kerjasama yang baik serta motivasi yang kuat memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar untuk mencapai ketuntasan.

2.1.2.3 Teori Piaget

Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan tersebut ada yang menjadi pengetahuan yang bermakna, jika pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak adalah pengetahuan sebagai subjek, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui pemberitahuan hanya akan diingat sementara, setelah itu dilupakan. Dalam penelitian ini teori belajar Jean Piaget digunakan karena dalam memperoleh pengetahuan yang baru peserta didik ditegaskan dalam kerja kelompok untuk mencari, menyelesaikan masalah, menggeneralisasikan, dan menyimpulkan hasil temuan mereka bersama Sanjaya 2007:123. Bell 1981:102 menyatakan bahwa siswa kelas 6 hingga kelas 9 sulit untuk diajar karena mereka masih menguji apa yang baru saja mereka temukan, yaitu kemampuan operasional konkret, sementara mereka memasuki tahapan operasional formal. Oleh karena itu siswa perlu mengadakan diskusi dengan teman sebaya atau transmisi sosial, sebagai alat untuk memasuki tahap operasional formal. Pembelajaran geometri yang diterapkan pada murid SMP seharusnya disajikan secara informal dan intuitif, sementara bukti-bukti formal geometri harus menunggu hingga siswa telah siap dalam tahap operasional formal mereka dari perkembangan intelektual yang dimiliki. Dengan demikian, keterkaitan penelitian ini dengan teori Piaget adalah tahap concrete-formal operational, yaitu anak berada pada proses transisi sehingga anak belajar melalui transmisi sosial dan memungkinkan anak untuk mempelajari materi geometri secara informal dan intuitif dengan pemanfaatan media CD pembelajaran.

2.1.2.4 Teori Ausubel