anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan Slavin, 2008:73.
Agar peserta didik dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya maka mereka perlu diajari keterampilan-keterampilan kooperatif. Lie 2004:31
mengemukakan lima unsur pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1
Saling ketergantungan positif, artinya masing-masing anggota kelompok harus merasa saling membutuhkan dalam menyelesaikan tugas dari guru.
2 Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap individu dalam kelompok harus
berpartisipasi aktif, mau lebih dahulu berpikir, dan mencoba untuk membantu menyelesaikan penyelesaian tugas guru demi kesuksesan kelompok.
3 Tatap muka, artinya tempat duduk tiap kelompok diatur sedemikian rupa agar
tiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka secara bebas. 4
Komunikasi antar anggota, artinya tempat duduk diatur sedemikian rupa agar tiap anggota kelompok dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat.
5 Evaluasi proses kelompok, artinya guru harus selalu memonitor dan menilai
kinerja dan hasil kerja kelompok.
2.5 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai minimum tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
1 Hasil Belajar Akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini
unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep yang sulit. 2
Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah
penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang kepada peserta didik yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantian satu sama lain atas tugas-tugas
bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
3 Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan yang ketiga ialah untuk mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk
dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan di
mana masyarakat secara budaya semakin beragam.
2.6 Kriteria Ketuntasan Minimal
Menurut Depdiknas 2008:3, Kriteria Ketuntasan Minimal KKM adalah kriteria paling rendah yang digunakan untuk menyatakan peserta didik telah
mencapai ketuntasan. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan atau beberapa tingkat satuan pendidikan yang memiliki karakteristik hampir sama.
Kriteria ketuntasan menunjukkan presentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Angka maksimal 100
merupakan kriteria ketuntasan ideal. Sedangkan target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria
ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap sehingga memenuhi target ketuntasan nasional yang diharapkan.Menurut
Depdiknas 2008:45, fungsi KKM adalah sebagai berikut. 1
Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
2 Sebagai acuan peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian
mata pelajaran. 3
Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
4 Merupakan kontrak paedagogik antara pendidik dan antara satuan
pendidikan dengan masyarakat. 5
Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.
Menurut Depdiknas
2008:46, penetapan
KKM perlu
mempertimbangkan beberapa ketentuan berikut. 1
Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yangdapat dilakukan melalui metode kualitatif dan kuantitatif.
2 Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan memperlihatkan kompleksitas, daya dukung, dan rata-rata peserta didik untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi.
3 KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata dari indikator yang
terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. 4
KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi dasar yang terdapat dalam standar kompetensi tersebut.
5 KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi
dasar yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar peserta didik.
6 Indikator merupakan acuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal. KKM matematika di SMP Negeri 1 Lasem adalah 77. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan KKM yang sama dengan
KKM yang telah ditetapkan sekolah karena dari hasil ulangan harian kelas VIII untuk materi prisma dan limas pada periode dua tahun terakhir, hasil belajar siswa
belum mencapai ketuntasan.
2.7 Model STAD Student Teams-Acvievement Division