5 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Sedangkan fungsi dari pembelajaran matematika adalah: 1
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari;
2 mengembangkan kemampuan dalam mengkomunikasikan gagasan melalui
model matematika yang berupa kalimat-kalimat dan persamaan-persamaan matematika.
Pembelajaran matematika diharapkan tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif peserta didik semata, tetapi juga dapat mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah serta pembentukan karakter positif dalam diri peserta didik.
2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik pada penelitian ini merupakan hasil belajar kognitif yang diperoleh melalui metode tes. Tes yang diberikan kepada peserta
didik berguna untuk mengetahui tingkat belajar kognitif peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai angka hasil tes peserta didik.
Hasil belajar digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini guna menarik kesimpulan serta menjawab hipotesis penelitian ini. Dalam Sudjana 2002:39
hasil belajar peserta didik di sekolah 70 dipengaruhi oleh kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan faktor yang berasal dari peserta didik sendiri. Kemampuan kognitif yang ditunjukkan dengan hasil belajar yang
baik mencerminkan keefektifan pembelajaran yang dilakukan meski hanya pada bagian hasil belajar kognitif.
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Suherman 2003:257, cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil peserta didik yang bekerja sebagai sebuah tim untuk
menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Cooperative learning menekankan pada
kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas.
Untuk mencapai hasil yang optimal, para peserta didik yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah
yang dihadapinya, sehingga mereka menyadari bahwa setiap pekerjaan individu mempunyai akibat langsung pada keberhasilan kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yangmendorong peserta didik bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu tugas atau
mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya sehingga peserta didik aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses.
Peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan
membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Selama kerja kelompok, tugas
anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan Slavin, 2008:73.
Agar peserta didik dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya maka mereka perlu diajari keterampilan-keterampilan kooperatif. Lie 2004:31
mengemukakan lima unsur pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1
Saling ketergantungan positif, artinya masing-masing anggota kelompok harus merasa saling membutuhkan dalam menyelesaikan tugas dari guru.
2 Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap individu dalam kelompok harus
berpartisipasi aktif, mau lebih dahulu berpikir, dan mencoba untuk membantu menyelesaikan penyelesaian tugas guru demi kesuksesan kelompok.
3 Tatap muka, artinya tempat duduk tiap kelompok diatur sedemikian rupa agar
tiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka secara bebas. 4
Komunikasi antar anggota, artinya tempat duduk diatur sedemikian rupa agar tiap anggota kelompok dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat.
5 Evaluasi proses kelompok, artinya guru harus selalu memonitor dan menilai
kinerja dan hasil kerja kelompok.
2.5 Tujuan Pembelajaran Kooperatif