29
3. Jumlah Anggota Keluarga
Responden dengan jumlah anggota keluarga yang banyak tentunya memiliki kebutuhan akan beras yang lebih banyak daripada responden
dengan jumlah anggota keluarga sedikit. Walaupun tingkat permintaan juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, pendekatan jumlah anggota keluarga
dapat menggambarkan tingkat permintaan potensial beras berlabel. Dari 100 responden yang diambel sebagai sampel, 30 responden
beranggotakan 4 orang, 23 responden beranggotakan 5 orang dan lebih dari 5 orang, 16 responden beranggotakan 3 orang, dan 4 responden
beranggotakan 2 orang dan 1 orang saja Gambar 8. Responden dengan anggota keluarga diatas 3 orang sebanyak 76 menunjukkan bahwa
permintaan potensial beras berlabel cukup tinggi.
4 orang 30
3 orang 16
2 orang 4
1 orang 4
5 orang 23
5 orang 23
Gambar 8.
Grafik sebaran jumlah anggota keluarga
4. Lama Konsumsi
Lama konsumsi berpengaruh pada pengalaman dalam mengkonsumsi beras berlabel. Responden yang sudah lama mengkonsumsi beras berlabel
biasanya sudah memiliki loyalitas terhadap merek tertentu. Hal ini terbentuk dari pengalamannya setelah membandingkan berbagai merek dan
jenis beras berlabel sehingga membentuk citra dari merek tersebut.
30 Dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, 65 telah
mengkonsumsi lebih dari 3 tahun, 13 telah mengkonsumsi antara 1 – 3 tahun, 12 telah mengkonsumsi antara ½ - 1 tahun, 10 baru
mengkonsumsi kurang dari setengah tahun Gambar 9. 65 responden menunjukkan telah mengkonsumsi untuk jangka waktu yang lama.
1-3 thn 13
12-1 thn 12
12 thn 10
3 thn 65
Gambar 9. Grafik sebaran lama konsumsi
B. IMPORTANCE – PERFORMANCE ANALYSIS 1.Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan Atribut Mutu
Beras Berlabel Dalam menganalisa tingkat kepentingan dan kepuasan digunakan
metode Importance-Performance Analysis. Analisis tingkat kepentingan bertujuan untuk menentukan atribut-atribut mutu beras berlabel yang dinilai
penting oleh konsumen. Sebagai acuan awal dilakukan penentuan nilai rata- rata tingkat kepentingan seluruh atribut mutu beras yang dianalisis. Nilai
rata-rata tingkat kepentingan diperoleh angka sebesar 3,90. Atribut mutu yang dinilai penting oleh konsumen adalah atribut mutu yang memiliki nilai
lebih besar atau sama dengan 3,90. Daftar atribut mutu yang dinilai penting oleh konsumen dapat dilihat pada Tabel 5.
31
Tabel 5.
Atribut-atribut mutu yang penting No.
Urut No. Urut
Atribut Atribut Mutu
Dimensi Mutu Tingkat
Kepentingan 1 1
Rasa Intrinsik 4,29
2 2 Kepulenan
Intrinsik 4,30 3 3
Aroma Intrinsik 4,07
4 4 Warna
Intrinsik 4,21 5 5
Kebersihan Intrinsik 4,52
6 6 Kontaminasi
serangga Intrinsik 4,40
7 10 Harga
Ekstrinsik 3,99 8 12
Ketersediaan Ekstrinsik 3,93
9 13 Sertifikat
Ekstrinsik 4,13 Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa ada 9 atribut mutu dari 13 atribut
mutu yang diteliti dinilai penting oleh konsumen yaitu rasa, kepulenan, aroma, warna, kebersihan, kontaminasi serangga, harga, ketersediaan, dan
sertifikat keaslian atribut. Dari seluruh atribut mutu yang penting, 6 atribut merupakan atribut mutu intrinsik dan 3 merupakan atribut mutu ekstrinsik.
Dari sini dapat dilihat bahwa dimensi mutu intrinsik memiliki peranan yang penting karena seluruh atribut mutu yang diteliti merupakan atribut mutu
yang dinilai penting oleh konsumen, sedangkan dimensi mutu ekstrinsik kurang dianggap penting karena hanya 3 dari 7 atribut mutu yang diteliti
dianggap penting oleh konsumen. Secara lengkap, tingkat kepentingan seluruh atribut mutu yang
dianalisis dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa hampir seluruh atribut mutu yang dianalisis berada pada kisaran netral –
hingga sangat penting Berdasarkan kriteria penilaian skala Likert, yang dianggap netral yaitu skor 3,00, sedangkan yang dianggap sangat penting
yaitu skor 5,00. Dimensi mutu intrinsik memiliki tingkat kepentingan rata-rata lebih
tinggi 4,30 dari dimensi mutu ekstrinsik 3,56. Dari hasil analisis baik dimensi mutu intrinsik maupun ekstrinsik, ternyata atribut mutu kebersihan
memiliki tingkat kepentingan tertinggi yaitu sebesar 4,52 sedangkan
32 dekorasi memiliki tingkat kepentingan terendah yaitu sebesar 2,70. Dari sini
dapat diketahui bahwa konsumen lebih memperhatikan atribut mutu yang berkaitan langsung dengan produk. Hal ini dapat dikarenakan tingkat
pendidikan maupun penghasilan yang membuat konsumen lebih kritis terhadap mutu.
Atribut mutu beras berlabel ternyata memiliki tingkat kepentingan yang sedikit berbeda dengan tingkat kepentingan responden secara
keseluruhan, tergantung pada tingkat pendidikan dan pengeluaran responden. Dari Lampiran 9 dapat diketahui bahwa untuk responden dengan
tingkat pendidikan SMA dan S0, atribut mutu yang penting sama dengan tingkat kepentingan responden secara keseluruhan. Tetapi untuk responden
dengan tingkat pendidikan S1, harga dan ketersediaan tidak penting sedangkan informasi merupakan atribut yang penting. Responden dengan
tingkat pendidikan S2 memiliki tingkat kepentingan yang berbeda yaitu atribut sertifikat keaslian yang ternyata tidak penting.
Dilihat dari tingkat pengeluaran, responden dengan tingkat pengeluaran dibawah 1 juta memiliki perbedaan tingkat kepentingan, yaitu
pada atribut aroma dan sertifikat yang dianggap tidak penting. Responden dengan tingkat pengeluaran 1-2,5 juta mengganggap bahwa informasi
merupakan atribut yang penting. Responden dengan tingkat pengeluaran 2,5-5 juta menganggap atribut harga dan ketersediaan tidak penting.
Respoden dengan tingkat pengeluaran 5-7,5 juta menganggap atribut harga dan aroma tidak penting, sedang informasi termasuk atribut yang penting.
Hal yang menarik tampak pada responden dengan tingkat pengeluaran lebih dari 7,5 juta. Responden menganggap harga, warna dan sertifikat
merupakan atribut yang tidak penting. Atribut mutu yang dinilai memuaskan adalah atribut mutu yang
memiliki nilai lebih tinggi dari rata-rata nilai tingkat kepuasan yaitu 3,60. Dalam hal ini ada 7 atribut mutu yang dianggap telah memuaskan yaitu
rasa, kepulenan, aroma, warna, kebersihan, keberadaan serangga, dan ketersediaan. Seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Atribut mutu
yang memiliki nilai kepuasan tertinggi adalah kebersihan 3,96. Seluruh
33 atribut mutu intrinsik telah mencapai nilai memuaskan. Atribut mutu yang
memiliki nilai kepuasan terendah adalah dekorasi 3,10, sedangkan atribut mutu harga dan sertifikat ternyata masih belum memuaskan.
Seperti halnya tingkat kepentingan, tingkat kepuasan juga dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan dan pengeluaran responden. Dari
Lampiran 9 diketahui bahwa untuk responden dengan tingkat pendidikan SMA tidak puas dengan atribut ketersediaan dan merasa puas dengan
atribut sertifikat. Responden dengan tingkat pendidikan S0 tidak puas dengan atribut ketersediaan. Responden dengan tingkat pendidikan S1dan
S2 memiliki tingkat kepuasan yang relatif sama dengan tingkat kepuasan responden secara keseluruhan.
Responden dengan tingkat pengeluaran dibawah 1 juta merasa tidak puas dengan atribut aroma dan keberadaan serangga, namun merasa cukup
puas dengan atribut harga. Responden dengan tingkat pengeluaran 1-2,5 juta merasa tidak puas dengan atribut keberadaan serangga. Responden
dengan tingkat pengeluaran 2,5-5 juta merasa tidak puas dengan atribut ketersediaan. Responden dengan tingkat pengeluaran 5-7,5 juta merasa puas
dengan atribut harga. Responden dengan tingkat pengeluaran diatas 7,5 juta merasa puas dengan atribut merek.
Dari hasil penelitian ini dapat juga disimpulkan bahwa beberapa atribut mutu ekstrinsik seperti bahan kemasan, dekorasi kemasan, informasi,
dan merek relatif kurang penting bagi konsumen. Pada kenyataan di pasar, keempat atribut ini ditangani secara berlebihan oleh produsen beras berlabel
padahal dibutuhkan biaya yang besar untuk memenuhinya. Dari hasil penelitian ini diharapkan produsen dapat merancang bauran
pemasaran Produk, Distribusi, Harga dan Promosi yang lebih baik dengan memfokuskan perhatian kepada 9 atribut mutu yang dinilai penting oleh
konsumen tersebut.
2. Analisis Tingkat Kesesuaian dan Tingkat Kesenjangan Atribut Mutu Beras Berlabel