34 r hitung kurang dari r tabel. r tabel yang digunakan sebesar 0,361 dengan
selang kepercayaan sebesar 95.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Tekhnik pengukuran reliabilitas yang akan di pakai adalah Teknik dari
Cronbach . Tekhnik ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 1-0, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai misalnya dalam bentuk skala 1-5 seperti skala pengukuran yang
akan dipakai dalam penelitian ini. Rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
− ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
=
∑
2 2
11
1 1
t b
k k
r σ
σ .......................................................................2
Keterangan : r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyak butir pertanyaan
2 t
σ = varian total
∑
2 b
σ = jumlah varian butir untuk menguji reliabilitas, penulis menggunakan SPSS 11,5 for
windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai alphanya sebesar 0,9124 jauh lebih besar dari nilai r tabel yang digunakan yakni sebesar
0,361. Jadi kuisioner ini dapat diandalkan sebagai alat ukur dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.4.3. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui informasi tentang prosedur pembiayaan, hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemberian
pembiayaan, karakteristik diri dan usaha responden, alasan nasabah
35 mengajukan pembiayaan. Setelah data tersebut digolongkan, maka akan
dianalisis untuk melihat faktor mana yang berpengaruh terhadap pengajuan pembiayaan oleh responden kepada BPRS Amanah Ummah.
3.4.4. Analisis Faktor
Analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa atribut yang memiliki kemiripan karakter, menjadi beberapa kumpulan faktor
sehingga atribut-atribut yang ada diringkas menjadi beberapa kumpulan faktor yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Prinsip utama analisis
faktor adalah korelasi, maka asumsi yang digunakan adalah asumsi yang terkait dengan metode statistik korelasi sebagai berikut:
a Besarnya korelasi antar variabel harus cukup kuat, misalnya diatas
0,5. b
Besarnya korelasi parsial, korelasi antara dua variabel dengan menganggap tetap variabel lain harus kecil. Pada SPSS, deteksi
terhadap korelasi parsial; dapat dilihat pada Anti-Image Correlation. c
Pengujian seluruh matrik korelasi korelasi antar variabel, yang diukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure
Sampling Adquacy MSA.
Hal yang petama akan dilakukan dalam analisis ini adalah menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. Variabel yang akan dianalisis pada
penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3. Setelah ditentukan variabel yang akan diuji, langkah selanjutnya adalah menguji variabel tersebut
dengan menggunakan metode Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adquacy
MSA. Output dari tahapan pertama akan di dapat angka Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adquacy KMO-MSA.
Tahapan selanjutnya adalah factoring, Output yang dihasilkan dari proses ini adalah pengelompokan variabel menjadi faktor-faktor. Untuk
memperjelas variabel yang masuk kedalam faktor tertentu, proses selanjutnya dari analisis faktor ini adalah melakukan proses factor
rotation terhadap faktor yang telah terbentuk. Setelah faktor terbentuk
berikutnya adalah interpretasi, khususnya memberi nama yang sedapat mungkin mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.