50
4.2. Prosedur Pembiayaan
Prosedur pembiayaan yang diterapkan pada BPRS Amanah Ummah adalah sebagai berikut:
i Pengajuan pembiayaan
Pada tahapan ini nasabah mengajukan pembiayaan dengan mendatangi bagian Acount Officer AO, atau AO yang mendatangi nasabah.
Kemudian nasabah mengisi formulir pengajuan pembiayaan dan melengkapi persyaratan administrasi dengan melampirkan fotokopi KTP
pemohon, fotokopi KTP suami dan istri, fotokopi kartu keluarga, photo berwarna 4x 6 suami istri pemohon, photo tempat usaha, fotokopi
jaminan misalnya akte tanah, STNK, BPKB, dll, photo jaminan, fotokopi rekening listrik, telepon, air selama tiga bulan terakhir, dan
membuka rekening. ii
Analisa pembiayaan Analisa pembiayaan dilakukan oleh AO, meliputi:
1. Penilaian Character
Karakter calon nasabah dinilai dari keseriusan dalam membayar tagihan, agama, jiwa sosial dan sebagainya. Untuk mendapat
informasi calon nasabah biasanya AO akan menemui ketua Rukun Tetangga RT tempat dimana nasabah tinggal.
2. Penilaian Capability
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Capability nasabah dapat dilihat
dari omset usaha, keuntungan bersih, biaya hidup, dan sebagainya. 3.
Penilaian Capital Menilai berapa modal yang dimiliki oleh nasabah, dimaksudkan agar
pemberian pembiayaan tidak melebihi modal yang dimiliki oleh nasabah.
4. Penilaian Condition of economic
Yang meliputi penilaian kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, kondisi alam dan sebagainya.
51 5.
Penilaian Collateral Ada dua jenis jaminan yaitu:
a. Jaminan bergerak misalnya: kendaraan bermotor, surat-surat
berharga. b.
Jaminan tak bergerak misalnya: tanah dan gedung. Penilaian jaminan dilakukan oleh Legal Officer LO setelah AO
menganalisa caracter, capability, capital dan condition of economic nasabah. Penilaian collateral jaminan dilakukan untuk mengecek
kelayakan jaminan dengan mentaksir harga barang jaminan dengan jumlah pembiayaan yang diajukan. Makin besar selisih nilai antara
jumlah pengajuan dengan taksasi jaminan maka makin bagus untuk bank, dalam artian bank akan merasa aman.
Berdasarkan sistem syariahnya penilaian jaminan bukan merupakan prioritas utama dalam penentuan diterima atau tidaknya
pengajuan. Jika bank melihat potensi usaha, kapabilitas dan karakter nasabah sudah memenuhi tetapi jaminan tidak memenuhi, bank
seharusnya tetap memberikan pembiayaan pada nasabah tersebut. Akan tetapi pearturan Bank Indonesia mensyaratkan untuk setiap
penyaluran dana harus disertai dengan akte jaminan, oleh karena itu BPRS Amanah Ummah tetap memperhitungkan jaminan sebagai
syarat memperoleh pembiayaan. Untuk menganalisa pembiayaan tentunya AO memerlukan data –
data yang relefan guna menilai kelayakan nasabah pembiayaan tersebut. Oleh karena itu AO dan Legal Officer LO melakukan On
the spot kunjungan ke lapangan dan wawancara.
BPRS Amanah Ummah menerapkan analisa pembiayaan pada dua aspek yaitu:
1. Analisa terhadap kemauan bayar yang disebut analisa kualitatif, aspek yang dianalisa mencakup karakter dan komitmen nasabah.
2. Analisa terhadap kemampuan membayar yang disebut analisa kuantitatif, pendekatan yang digunakan adalah untuk menentukan
52 kemampuan membayar dan perhitungan kebutuhan modal usaha
nasabah adalah dengan pendekatan pendapatan bersih. Hal-hal yang dilakukan BPRS Amanah Umah dalam analisa
kualitatif adalah: a.
Analisa rugi laba masa lalu wawancara dan data. b. Menghitung semua penerimaan diluar usaha nasabah.
c. Hitung semua biaya diluar kegiatan usaha, seperti keluarga dan
pendidikan. d. Menghitung pendapatan bersih.
e. Menentukan perbandingan antara angsuran dan pendapatan bersih
rasio angsuran. f.
Besarnya angsuran maksimal antara 50-70 dari pendapatan bersihnya.
g. Besarnya pembiayaan yang dapat diberikan oleh BPRS Amanah. Ummah dihitung dengan rumus:
Rasio Angsuran X Pendapatan Bersih X Jangka Waktu iii
Proses File Dalam tahapan ini AO mengumpulkan hasil analisa, kemudian dibuat
sebuah proposal sederhana yang menggambarkan calon nasabah mulai dari karakter nasabah, usaha nasabah, neraca, laporan keuangan
nasabah yang semuanya itu didapat dari hasil wawancara dan survei yang dilakukan AO.
iv Pengajuan ke K3 Ketua Komite Kebijakan pembiayaan
Pada tahapan ini AO akan mempresentasikan proposal pengajuan nasabah dan beragumentasi untuk meyakinkan K3 bahwa calon
nasabah layak di plafon yang mana. Ada beberapa tahapan komite yang harus dilewati, hal ini tergantung pada besarnya pengajuan
berada pada plafon berapa. 1.
Jika pengajuan dibawah Rp 3.500.000 maka tahapan yang harus dilewati adalah bagian AO kemudian setelah disetujui
dilanjutkan ke kabid marketing dan terakhir ke direktur.
53 2.
Jika pengajuan berada diantara Rp 3.500.000 sampai Rp 100.000.000, maka tahapan yang harus dilewati adalah bagian
AO, kabid marketing, direktur, dan direktur utama. 3.
Jika pengajuan diatas sama dengan Rp 100.000.000, maka tahapan yang harus dilewati adalah AO, kabid marketing,
direktur, direktur utama dan dewan komisaris. Tahapan persetujuan pengajuan pembiayaan yang berlapis berdasarkan
besarnya pengajuan secara jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Tahapan persetujuan pengajuan pembiayaan BPRS Amanah Ummah
v Kesepakatan
Setelah pengajuan disetujui, kemudian AO memanggil nasabah untuk membuat kesepakatan tentang jenis akad, besar angsuran, jangka
Pengajuan ke komite
AO
Direktur Utama
Kabid Marketing
Direktur Kabid Marketing
Direktur
Direktur Utama
Dewan Komisaris
Rp 3,5 juta
Direktur Kabid
Marketing Rp 3,5 – 100 juta
Rp 100 juta
54 waktu pembayaran, dan biaya-biaya. Dalam perhitungan biaya, bank
menetapkan sesuai dengan harga riilnya dan merupakan kesepakatan antara nasabah dan bank. Hal yang membedakan antara penetapan
biaya di bank lain dengan BPRS ini adalah dimana dalam biaya tersebut selain dihitung berdasarkan harga riil bukan tase dari
pinjaman, biaya yang ditetapkan telah memperhitungankan zakat dan sedekah yang tentunya berdasarkan persetujuan nasabah.
Jangka waktu pembayaran berdasarkan jenis pembiayaan ada 2, yaitu: a.
Maksimal dua tahun untuk modal kerja. b.
Maksimal lima tahun untuk investasi. Semakin lama jangka waktu pembayaran, semakin sedikit jumlah
angsuran yang harus dibayar nasabah. sebaliknya makin pendek jangka waktu pembayaran, semakin besar jumlah angsuran yang harus dibayar
nasabah. vi
Pencairan Setelah tercapai kesepakatan, maka tahapan selanjutnya adalah
pencairan pembiayaan. Waktu yang diperlukan untuk memproses permohonan pembiayaan dari mulai pengajuan sampai dengan
pencairan maksimal dua minggu. Waktu tersebut berlaku untuk nasabah yang mengajukan pertama kali, untuk pengajuan selanjutnya
waktu yang dibutuhkan maksimal satu minggu. Khusus untuk pembiayaan murabahah, pencairan dilakukan secara bertahap. Hal ini
dilakukan bank untuk menghindari tidak diserahkannya nota pembelian oleh nasabah kepada bank.
Hal utama yang menjadi bahan pertimbangan BPRS Amanah Ummah dalam menyalurkan pembiayaan adalah penilaian character dan
capacity . Dalam dunia mikro banking, pengertian character adalah
kemauan untuk membayar angsuran meski dalam keadaan sulit atau lebih jelasnya calon nasabah harus mempunyai willingness to pay.
Capacity menggambarkan adanya aliran kas dari usaha yang
dijalankan nasabah, sehingga pembayaran angsuran tidak mengalami
55 kesulitan ability to pay. Alur prosedur pengajuan pembiayaan dapat
dilihat di Lampiran 2.
4.3. Karakteristik Responden