5. mengarahkan pancaran air susu kesetiap dinding wadah yang digunakan tetapi tidak mengambil pancaran susu yang pertama.
Gambar 3. Proses pemerahan susu
G. Pengujian Susu Kambing 1. Uji organoleptik
Uji organoleptik terhadap susu meliputi beberapa tahap sebagai berikut:
a. Uji warna
Prosedur pengujian warna susu dapat dilakukan dengan cara meletakkan kertas berwarna putih di belakang tabung tempat susu ditampung .
b. Uji aroma
Prosedur pengujian bau pada susu dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. memasukkan susu ke dalam tabung reaksi dan ditutup dengan kapas;
b. memanaskan tabung reaksi yang berisi susu pada suhu 35°C sambil dikocok atau digoyang perlahan-lahan dan hati-hati;
c. menutup tabung reaksi yang berisi susu dengan kapas serapat mungkin; d. membuka penutup pada tabung reaksi yang berisi susu , kemudian dilakukan
uji aroma pada susu.
c. Uji konsistensi
Prosedur pengujian konsistensi pada susu dapat dilakukan dengan cara: a. menempatkan 20--50 ml susu yang telah diperah ke dalam tabung erlenmeyer;
b. menggoyangkan tabung erlenmeyer secara perlahan-lahan; c. mengamati dinding tabung pada tabung reaksi dengan mengamati tingkat
kecerahan dinding pada tabung, semakin cerah warna susu berarti susu semakin encer.
d. Uji rasa
Prosedur pengujian rasa pada susu dapat dilakukan dengan cara: a. menyiapkan beberapa orang sebagai panelis pencicip, dengan syarat panelis
tidak memiliki sifat phobia pada susu; b. memasukan susu ke dalam gelas plastik yang telah disediakan sesuai dengan
jumlah panelis; c. masing masing panelis mencicipi susu yang telah disediakan;
d. panelis memberikan skor atau penilaian pada rasa susu.
e. Daya terima
Uji daya terima dilakukan setelah melakukan uji warna, uji aroma, uji konsistensi dan uji rasa. Penilaian terhadap susu kambing disimpulkan dengan nilai akhir
yang disebut dengan daya terima.
Gambar 4. Sampel uji organoleptik
2. Uji kesegaran susu a. Uji alkohol
Uji alkohol pada susu kambing PE dilakukan dengan cara menambahkan alkohol 70 ke dalam susu dengan perbandingan 1:1, apabila susu pecah berarti nilai
keasamannya mencapai lebih dari 9° SH. Pengujian tersebut dapat dibandingkan dengan perubahan susu apabila ditambah asam kuat, misalnya asam asetat atau
asam klorida HCl. Asam kuat akan mengambil muatan listrik sehingga molekul tidak lagi saling menolak dan Ca di dalam molekul kasein akan ditarik sehingga
terjadi penggumpalan dan susu dinyatakan dalam keadaan pecah.
Gambar 5. Uji alkohol pada susu kambing PE