Prosedur Penelitian Pemerahan Susu Kambing Analisis Data

Gambar 4. Sampel uji organoleptik

2. Uji kesegaran susu a. Uji alkohol

Uji alkohol pada susu kambing PE dilakukan dengan cara menambahkan alkohol 70 ke dalam susu dengan perbandingan 1:1, apabila susu pecah berarti nilai keasamannya mencapai lebih dari 9° SH. Pengujian tersebut dapat dibandingkan dengan perubahan susu apabila ditambah asam kuat, misalnya asam asetat atau asam klorida HCl. Asam kuat akan mengambil muatan listrik sehingga molekul tidak lagi saling menolak dan Ca di dalam molekul kasein akan ditarik sehingga terjadi penggumpalan dan susu dinyatakan dalam keadaan pecah. Gambar 5. Uji alkohol pada susu kambing PE

b. Uji didih

Uji didih pada susu kambing PE dapat dilakukan dengan cara memasukkan 5 ml susu ke dalam tabung reaksi selanjutnya dipanaskan sampai mendidih, setelah itu didinginkan. Kondisi susu diamati setelah dingin. Susu dinyatakan positif dan pecah serta tidak dapat dikonsumsi dan diolah lebih lanjut apabila menggumpal. Susu dinyatakan negative dan tidak pecah serta dapat dikonsumsi dan diolah lebih lanjut apabila tidak terbentuk gumpalan. Gambar 6. Uji didih pada susu kambing PE

c. Uji pH

Uji pH susu kambing PE dilakukan menggunakan pH meter dengan cara sebagai berikut: a. menghidupkan tombol ONOFF pada mesin pH meter; b. membersihkan katoda indikator dengan aquades sehingga pHmeter dalam keadaan netral dengan pH tertulis 7; c. menyiapkan susu dalam becker glass; d. mengatur katoda indikator dalam posisi nol; e. membaca pH susu yang diuji. Gambar 7. Uji pH pada susu kambing PE Uji berat jenis BJ susu kambing PE dilakukan dengan alat laktodensimeter dengan cara sebagai berikut: a. menuangkan susu berulang-ulang sebanyak tiga kali ke dalam gelas erlenmeyer agar susu dalam keadaan homogen;

3. Uji berat jenis BJ

b. memasukan susu yang sudah homogen ke dalam gelas ukur sampai mencapai 23 dari volume gelas ukur supaya tidak tumpah dan memudahkan pembacaan hasil pengujian; c. membaca tera suhu pada laktodensimeter; d. memasukkan gelas ukur yang berisi susu ke dalam laktodensimeter dan kemudian dibenamkan serta dibiarkan timbul tenggelam sampai diam tidak bergoyang; e. membaca skala pada laktodensimeter dan mengukur suhu susu. Skala yang diperoleh pada laktodensimeter minimal 2 desimal dan 3 desimal setelah 1,0, sedangkan desimal ke-4 diperkirakan saja; d. melakukan pengulangan pembacaan skala laktodensimeter dan suhu susu, selanjutnya menghitung rata-rata hasil dua kali pengukuran. Gambar 8. Uji BJ pada susu kambing PE

H. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa: 1. warna susu kambing laktasi 1 dan 2 normal putih sampai putih kekuningan dengan skor 2,0 – 3,2. 2. Aroma susu laktasi 1,2,3 masih baik berkisar antara tidak sedap sampai dengan sedap dengan nilai 2,1 -- 3,0. 3. Rasa susu terbaik klasifikasi enak dicapai pada laktasi 4 nilai 3,0. 4. Hasil uji alkohol, susu laktasi 4 terbaik 0 positif menggumpal dan 100 negatif menggumpal. 5. Hasil uji didih, susu laktasi 1 dan 2 lebih baik 20 positif pecah, 80 negatif pecah daripada laktasi 3 dan 4. 6. Susu laktasi 1, 2, 3, dan 4 masing-masing memiliki pH 6,60, 6,59, 6,62, 6,54 dan seluruhnya memenuhi Standar Nasional Indonesia atau SNI 6,54 – 6,60 maupun Thai Agricultural Standard atau TAS 6,5 – 6,8. 7. Berat jenis laktasi 1, 2, 3, dan 4 masing-masing 1,0480, 1,0533, 1,0531, 1,0525 lebih tinggi daripada SNI maupun TAS 1,0280. .

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kualitas susu kambing di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang dipasarkan sampai konsumen di wilayah Lampung. Untuk memperbaiki uji alkohol dan uji didih yang rendah maka dapat ditingkatkan dengan cara memperbaiki manajemen pemeliharaan, sanitasi kandang yang teratur dan pemberian pakan yang berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Abubakar. 2000. Pengaruh suhu dan waktu pasterurisasi terhadap mutu susu selama penyimpanan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 61:45 --50 Atabany, A.I., I.K. Abdulgani, A. Sudono, dan K. Mudikdjo. 2002.Performa produksi, reproduksi, dan nilai ekonomis kambing Peranakan Etawa di Peternakan Barokah. Med. Pet. 24 2: 1 -- 7 Asminaya, N.S. 2007. Penggunaan Ransum Komplit Berbasisi Sampah Sayuran Pasar untuk Produksi dan Komposisi Susu Kambing Perah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor Badan Standarisasi Nasional. 1998. Standar Nasional Indonesia {SNI Standar Mutu Susu Segar No. 01-3141. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta Blakelly, J. dan D. H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Buckle, K.A., R. A. Edwards., G.H. Fleet dan M. Wootton., 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta Budi, U. 2006. Dasar Ternak Perah. Buku Ajar. Departemen Peternakan FP USU, Medan Budiana, N.S dan Susanto, D. 2005. Susu Kambing. Penebar Swadaya. Jakarta Champagne, C. P. 1990.Inhibition of psychrotrophic bacteria in raw milk by immobilized lactic acid bacteria. Biotechnology Letters 12: 771 -- 776 Darmajati. 2008. Studi Ternak Produktif. Penebar Swadaya. Jakarta Departemen Pertanian. 1991. Pengolahan Hasil-hasil Peternakan. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta . Devendra, C. dan M, Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit ITB.Bandung. Dewan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia SNI 01-3141- 2011 tentang Syarat Mutu Susu Segar. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta Fransiska, V.J., I.K. Suada dan I.P. Sampurna. 2013. Kualitas susu kambing Peranakan Etawa selama penyimpanan suhu ruang ditinjau dari rasa, pH dan uji alkohol. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus 25 : 469 -- 478 Girisonta. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi. Cetakan Pertama. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Hadiwiyoto, S. 1983. Teknik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susudan Hasil Olahannya. Edisi II. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Hakim. 2011. Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawa PE Pada Kondisi Tatalaksana yang Berbeda. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hakim. 2011 dalam Susilowati, D.R., Sri.U dan Haris, A.S. 2013. Nilai Berat Jenis dan Total Solid Susu kambing SAPERA Di Cilacap dan Bogor. Jurnal Ilmiah Peternakan. 13. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. PT Grasindo. Jakarta Infovet. 2009. Majalah Peternakan Dan Kesehatan Hewan. Edisi 104. Jaser,S . 1982 . Teknik Uji Mutu Susu dan Olahannya . Liberty . Yogyakarta. Julmiaty. 2002. Perbandingan Kualitas Fisik Susu Pasteurisasi Konvensional dan Mikroware dengan Lama Penyimpanan Yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar. Legowo, A.M., Kusrahayu dan Mulyani. S. 2009. Ilmu dan Teknologi Susu. Universitas Diponegoro. Semarang. Maitimu, C.V., A.M. Legowo dan A.N. Al-Baarri. 2013. Karakteristik mikro- biologis, kimia, fisik dan organoleptik susu pasteurisasi dengan penambah- an ekstrak daun aileru Wrightia calycina selama penyimpanan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2 1: 18 -- 29 Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Penerbit Bhratara, Jakarta Muchtadi dan Tien R. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta. Bogor Rahardjo, T. S., W. Suryapratama, Munasik, dan T. Widiyastuti. 2002. Bahan Kuliah Ilmu Bahan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN KAKAO DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

7 44 179

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM DESA SIAGA DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT (Studi Pada Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran)

0 5 18

PERBANDINGAN BOBOT SAPIH TERKOREKSI KAMBING PERANAKAN ETTAWAH DAN KACANG BERDASARKAN NILAI INDEKS PRODUKTIVITAS INDUK DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 17 30

KUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA BERBAGAI PERIODE LAKTASI DITINJAU DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 10 59

STATUS MIKROBIOLOGI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 23 59

SIFAT FISIK KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA LAKTASI I—IV DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN Physical Quality of Crossbreed Etawa Goat Milk Lactation I—IV in Sungai Langka Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran Dis

0 0 6

PREVALENSI CACING SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI KELOMPOK TANI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG

0 2 6

STATUS SOSIAL EKONOMI PETERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA SUNGAI LANGKA, KECAMATAN GEDONG TATAAN, KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG Social Economics Status of Farmer Groups Ettawa Crossbred Goat in Sungai Langka Village, Gedong Tataan Distric

0 0 5

PREVALENSI CACING SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI KELOMPOK TANI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG PREVALENCE OF GASTROINTESTINAL WORMS ON ETTAWA CROSSBRED GOAT IN FARMERS GROUP OF GEDONG TATAAN DISTRICT PESAWARAN

0 0 6

KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN MATA AIR DI DESA SUNGAI LANGKA, KECAMATAN GEDONG TATAAN, KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG

0 0 8