BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan  dalam  penelitian  ini  adalah  pendekatan  kuantitatif,  alasan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini karena dalam penelitian
bermaksud  untuk  menguji  hipotesis  antara  kepemimpinan  kepala  desa  terhadap partisipasi  masyarakat.  Dalam  pendekatan  kuantitatif  dituntut  menggunakan
angka,  mulai  dari  pengumpulan  data,  penafsiran  terhadap  data  tersebut,  serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian
disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Penelitian  ini  bermaksud  untuk  menggambarkan  pengaruh  satu  variabel  dengan
variabel  yang  lain  yang  didukung  oleh  teori  dan  dalam  mengumpulkan  data melalui  kuesioner,  maka  tipe  penelitian  ini  termasuk  tipe  penelitian  deskriptif.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan menggambarkan secara tepat sifat- sifat  suatu  individu,  keadaan,  gejala  atau  hal-hal  yang  khusus  dalam  masyarakat
Rianse dan Abdi, 2009: 26.
B. Variabel Penelitian
Variabel  penelitian  adalah  segala  sesuatu  yang  akan  menjadi  obyek  pengamatan penelitian  Rianse  dan  Abdi,  2009:  81.  Variabel  penelitian  sebagai  kondisi-
kondisi  yang  oleh  peneliti  dimanipulasi,  dikontrol,  atau  diobservasikan  dalam suatu  penelitian.  Dalam  penelitian  ini  terdapat  dua  variabel  yaitu  Pengaruh
Kepemimpinan X sebagai variabel bebas dan Partisipasi Masyarakat Y sebagai variabel terikat.
C. Definisi Konsep dan Definisi Operasional
Tabel 2: Definisi Konsep dan Operasional Variabel
Variabel Definisi
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Kepemimpinan Demokrasi
X Kepemimpinan
demokratis adalah
kepemimpinan berdasarkan
demokrasi yang pelaksanaannya
disebut pemimpin
partisipasi partisipative
leadership. Pasolong,
2008: 46 1.
Semua kebijakan
dirumuskan melalui
musyawarah dan diputuskan  oleh
kelompok, sedangkan
pemimpin mendorong.
2. Pemimpin  selalu
berupaya menghargai
potensi setiap
individu. 1.
Kepala Desa mengajak
masyarakat untuk
bermusyawarah dalam PSKS.
2. Kepala desa
menyerahkan keputusan
kepada kelompok
3. Kepala Desa
mendukung masyarakat
untuk bermusyawarah
dalam PSKS.
4. Kepala desa
memberikan kesempatan
kepada setiap warga untuk
memberikan masukannya
terhadap PSKS.
5. Kepala desa
menerima Likert
3. Setiap  anggota
bebas bekerja
sama dengan
siapa  pun  dan pembagian tugas
diserahkan kepada
kelompok.
4. Pemimpin
bersikap objektif dan
senantiasa berdasarkan
fakta dalam
memberikan penghargaan dan
kritik. Ralph White
Ronald Lippit dalam Pasolong 2008: 46
masukan dengan baik
berupa kritik dari masyarakat
dalam PSKS.
6. Kepala desa
menerima masukan
dengan baik berupa saran
dari masyarakat dalam PSKS.
7. Kepala Desa
mengajak masyarakat
untuk ikut serta dalam
membuat kebijakan
dalam PSKS.
8. Kepala Desa
mengajak masyarakat
untuk selalu aktif
memberikan masukan untuk
kemajuan PSKS
9. Kepala desa
memperhatikan apa yang
dibutuhkan masyarakat
dalam PSKS seperti dana
dan prasarana
10. Kepala desa
mengambil keputusan
berdasarkan apa yang
dibutuhkan masyarakat
dalam PSKS.
11. Kepala Desa
adil dalam pembagian
dana PSKS.