a. Luasnya komunitas asal yang rusak karena gangguan.
b. Jenis-jenis yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
c. Kehadiran pemancar biji dan benih
d. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji dan spora
serta perkembangan semai selanjutnya. e.
Macam substrat baru yang terbentuk. f.
Sifat-sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar terjadinya suksesi.
4. Tahapan Perkembangan Suksesi
Mengenai adanya perubahan habitat, Whittaker 1975, menyatakan bahwa selama proses suksesi berjalan terjadi beberapa macam perubahan,
yaitu :
a. Adanya perkembangan dari sifat tanah, seperti meningkatnya kedalaman
tanah, meningkatnya kandungan bahan organik dan meningkatnya perbedaan lapisan tanah.
b. Meningkatnya komunitas tumbuh-tumbuhan dalam tinggi, massa kayu
biomassa, kerimbunan dan perbedaan strata tajuk. c.
Dengan berkembangnya sifat-sifat tanah dan struktur komunitas yang lebih baik, maka produktivitas dan pembentukan bahan organik
meningkat. d.
Adanya perkembangan dari kerapatan, penutupan tajuk dan iklim mikro dalam komunitas.
e. Keanekaragaman meningkat dari komunitas sederhana pada tingkat awal
suksesi ke komunitas yang kaya pada akhir suksesi. f.
Populasi meningkat, pergantian suatu populasi oleh populasi lainnya meningkat sampai tingkat yang stabil. Jenis yang berumur pendek
digantikan jenis yang berumur panjang. g.
Kestabilan relatif dari suatu komunitas pada tingkat awal komunitas tidak stabil, dimana populasi secara cepat digantikan oleh populasi yang
lain, sedangkan populasi akhir biasanya stabil dan dikuasai oleh tumbuhan yang berumur panjang serta komposisi dari komunitas yang
tidak banyak mengalami perubahan.
Ewusie 1990, menyatakan bahwa ada tiga faktor yang memegang peranan penting dalam terbentuknya suatu komuntas:
a. Tersedia kesempatan berkoloni atau bahan-bahan serbuan invading material misalnya benih, buah dan spora-spora. Hal ini merupakan faktor
yang sangat penting dalam perke mbangan komunitas tumbuhan pada setiap waktu tertentu. Jadi tergantung bahan yang terbawa ke lokasi
tersebut. b. Seleksi pada bahan-bahan yang tersedia secara alam di lingkungan
tersebut. Setelah beberapa benih berkoloni dan semai telah mulai hidup pada habitat tersebut, hanya beberapa saja yang dapat toleran terhadap
lingkungan dan dapat tumbuh dengan baik. Lingkungan dapat tidak baik untuk perkecambahan beberapa benih dan juga dapat menekan semai-
semai tertentu sampai tidak dapat tumbuh. Tingkat ini adalah tingkat yang kritis, karena secara umum selang toleran semai lebih sempit daripada
tumbuhan yang telah dewasa. Tentunya perbedaan lingkungan menghasilkan perbedaan dalam tingkat seleksi. Sebagai kasus yang
ekstrim misalnya pada permukaan batu telanjang atau bukit pasir, di sini hanya beberapa jenis saja yang dapat tumbuh.
c. Modifikasi lingkungan oleh tumbuhan. Dari saat yang akan berkoloni pertama tiba pada habitat yang telanjang tersebut dan mulai tumbuh,
masyarakat tumbuhan mulai memodifikasi lingkungan. Pengaruhnya dapat dilihat pada tahap akhir dari perkembangan.
Sedangkan Odum 1971, menyatakan kesamaankesejajaran antara suksesi dengan perkembanagn organisme-organisme individual sebagai
berikut : a. Suatu proses yang berlangsung secara teratur berurutan yang cukup
terarah dan dengan demikian dapat diduga. b. Terjadi sebagai hasil modifikasi lingkungan fisik oleh komunitas, artinya
perkembangan tersebut adalah perkembangan yang dikontrol oleh komunitas.
c. Mencapai puncaknya di dalam suatu ekosistem yang telah stabil disebut juga ekosistem klimaks, ekosistem yang telah matang dengan sifat
homeostatis ekosistem dalam keadaan yang setimbang dan sehat. Sedangkan Shukla dan Chandel 1982, membagi suksesi kedalam
sembilan tahapan, yaitu : a.
Nudation, yaitu proses terbentuknya vegetasi penutup tanah. b.
Migration, yaitu proses tumbuh-tumbuhan sampai dan tersebar dalam bentuk biji pada daerah yang terbuka.
c. Ecesis, yaitu proses perkecambahan, pertumbuhan, perkembangbiakan
dan menetapnya tumbuhan baru tersebut. d.
Agregation , yaitu pola pengelompokan dari koloni individu yang tumbuh berkembang pada areal yang kosong.
e. Evolution of community relationship , yaitu suatu proses yang terjadi
apabila daerah yang kosong ditempati jenis-jenis yang berkoloni, dan jenis tersebut akan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
f. Invation , yaitu dalam proses kolonisasi, biji tumbuhan yang telah
beradaptasi dalam waktu yang relatif panjang akan tumbuh dan menetap di tempat tersebut.
g. Reaction , yaitu terjadinya perubahan habitat yang disebabkan oleh
tumbuhan itu sendiri dan habitat tempat tumbuhnya. Reaction merupakan proses yang terus menerus dan menyebabkan kondisi yang
kurang cocok bagi tumbuhan yang telah ada dan lebih cocok pada individu yang baru. Dengan cara demikian, reaction memegang peranan
yang sangat penting di dalam pergantian jenis tumbuhan. h.
Stabilization, yaitu suatu proses dimana telah terbentuk individu yang dominan dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur vegetasi
yang sudah dapat dikatakan relatif konstan. i.
Clima x, yaitu tahap akhir perubahan vegetasi, keadaan habitat dan struktur vegetasi relatif konstan, karena pembentukan jenis dominan
telah mencapai batas.
Proses suksesi yang terjadi menurut Gates 1949, dapat dibagi ke dalam empat tahapan, yaitu :
a. Tahap rumput-rumput pionir
b. Tahap semak
c. Tahap pohon sementara
d. Tahap hutan klimaks
Sedangkan Danserau 1954, memperkenalkan lima tahapan dalam suksesi, yaitu :
a. Tahap pionir
b. Tahap konsolidasi
c. Tahap sub klimaks
d. Tahap quasi klimaks
e. Tahap klimaks
B. Morfologi Tumbuhan 1. Struktur dan Komposisi Daun