Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa di ketinggian 2300 m dpl hutan yang terkena letusan memiliki indeks kekayaan yang lebih kecil dibandingkan hutan
yang tidak terkena letusan. Pada hutan yang terkena letusan untuk semua tingkat vegetasi memiliki nilai indeks kekayaan sebesar 0,00.
Berbeda pada hutan yang tidak terkena letusan untuk tingkat semai, pancang dan herba dan semak memiliki nilai indeks kekayaan masing-masing sebesar 0,22;
0,10; dan 0,57 sedangkan untuk tingkat tiang, pohon dan liana dan epifit memiliki nilai indeks kekayaan yang sama yaitu 0,00. Begitu juga dengan hutan di
ketinggian 2500 m dpl, hutan yang terkena letusan memiliki indeks kekayaan yang lebih kecil dibandingkan dengan hutan yang tidak terkena letusan. Hutan
yang terkena letusan untuk tingkat semai, pancang, tiang, pohon, herba dan semak dan liana dan epifit memiliki nilai indeks kekayaan masing-masing sebesar 0,85;
1,30; 1,01; 2,22; 1,00 dan 0,51 sedangkan pada hutan yang tidak terkena letusan nilai indeks kekayaan untuk tingkat semai, pancang, tiang, pohon, herba dan
semak dan liana dan efifit memiliki nilai indeks kekayaan masing-masing sebesar 1,18; 2,00; 2,37; 3,79; 2,00 dan 0,51.
4. Indeks Kemerataan Jenis
Indeks yang menunjukkan pola penyebaran vegetasi di suatu areal apakah menyebar merata ataukah hanya terpusat pada suatu tempat saja. Dimana semakin
besar nilai indeks kemerataan maka komposisi penyebaran jenisnya semakin merata. Pada Gambar 5 dapat dilihat besarnya nilai Indeks Kemerataan E pada
masing-masing tingkat vegetasi dan lokasi pengamatan.
Indeks Kemerataan
0.70 0.86
0.89 0.80
0.99
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.72 0.48
0.04 0.00
0.00 0.00
0.38 0.80
0.60 0.73
0.76 0.70
0.78
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20
semai pancang
tiang pohon
herba dan semak
Liana dan Epifit
Tingkat Vegetasi Nilai Indeks
2300 m dpl terkena letusan
2300 m dpl tidak terkena letusan
2500 m dpl terkena letusan
2500 m dpl tidak terkena letusan
Gambar 5. Indeks Kemerataan Jenis Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa di ketinggian 2300 m dpl hutan yang
terkena letusan memiliki indeks ke merataan yang lebih kecil dibandingkan hutan yang tidak terkena letusan. Pada hutan yang terkena letusan untuk semua tingkat
vegetasi memiliki nilai indeks ke merataan sebesar 0,00. Berbeda pada hutan yang tidak terkena letusan untuk tingkat semai, pancang
dan herba dan semak memiliki nilai indeks kemerataan masing-masing sebesar 0,48; 0,04 dan 0,72 sedangkan untuk tingkat tiang, pohon dan liana dan efifit
memiliki nilai indeks kemerataan yang sama yaitu 0,00. Begitu juga dengan hutan di ketinggian 2500 m dpl, hutan yang terkena letusan memiliki indeks ke merataan
yang lebih kecil dibandingkan dengan hutan yang tidak terkena letusan. Hutan yang terkena letusan untuk tingkat semai, pancang, tiang, pohon, herba dan semak
dan liana dan epifit memiliki nilai indeks ke merataan masing-masing sebesar 0,70; 0,76; 0,73; 0,60; 0,72 dan 0,38 sedangkan pada hutan yang tidak terkena
letusan nilai indeks kemerataan untuk tingkat semai, pancang, tiang, pohon, herba dan semak dan liana dan epifit memiliki nilai indeks kemerataan masing-masing
sebesar 0,70; 0,86; 0,89; 0,80; 0,78 dan 0,99.
5. Indeks Dominansi C
Indeks Dominansi digunakan untuk menentukan dominansi jenis dalam suatu komunitas dan untuk menetapkan dimana dominansi itu di pusatkan. Pada
Gambar 6 dapat dilihat besarnya nilai Indeks Dominansi C pada masing-masing tingkat vegetasi dan lokasi pengamatan.
Indeks Dominansi
1.00 1.00
1.00
0.00 0.67
1.00 1.00
0.25 0.21
0.28 0.30
0.18 0.76
0.00 0.00
0.94
0.02 0.00
0.50
0.10 0.09
0.11 0.10
0.19
0.000 0.200
0.400 0.600
0.800 1.000
1.200
semai pancang tiang
pohon herba
dan semak
Liana dan
Epifit
Tingkat Vegetasi Nilai Indeks
2300 m dpl terkena letusan
2300 m dpl tidak terkena letusan
2500 m dpl terkena letusan
2500 m dpl tidak terkena letusan
Gambar 6. Indeks Dominansi Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa di ketinggian 2300 m dpl hutan yang
terkena letusan memiliki indeks dominansi yang cenderung sama dengan hutan yang tidak terkena letusan. Pada hutan yang terkena letusan untuk tingkat semai,
herba dan semak, liana dan epifit memiliki nilai indeks dominansi masing-masing sebesar 0,00 sedangkan untuk tingkat pancang, tiang dan pohon nilai indeks
dominansi masing-masing sebesar 1,00. Berbeda pada hutan yang tidak terkena letusan untuk tingkat semai, pancang dan herba dan semak memiliki nilai indeks
dominansi masing-masing sebesar 0,67; 0,94 dan 0,18; untuk tingkat tiang, pohon nilainya masing-masing sebesar 1,00 sedangkan untuk tingkat liana dan epifit
nilainya sebesar 0,00. Begit u juga dengan hutan di ketinggian 2500 m dpl, hutan yang terkena letusan memiliki indeks doninansi yang lebih besar dibandingkan
dengan hutan yang tidak terkena letusan. Hutan yang terkena letusan untuk tingkat semai, pancang, tiang, pohon, herba dan semak dan liana dan epifit memiliki nilai
indeks dominansi masing-masing sebesar 0,25; 0,21; 0,28; 0,30; 0,18 dan 0,76
sedangkan pada hutan yang tidak terkena letusan nilai indeks dominansi untuk tingkat semai, pancang, tiang, pohon, herba dan semak dan liana dan efifit
memiliki nilai indeks kemerataan masing-masing sebesar 0,19; 0,10; 0,11; 0,09; 0,10 dan 0,50.
6. Indeks Kesamaan Komunitas IS