Sifat Kimia Tanah Sifat Fisik dan Kimia Tanah

Perbedaan tekstur dan struktur adalah tekstur merupakan ukuran butir-butir tanah sedangkan struktur adalah kumpulan butir-butir tanah disebabkan terikatnya butir-butir pasir, liat, dan debu oleh bahan or ganik, oksidasi besi, dan lain-lain Hardjowigeno,2003. Struktur tanah memegang peranan penting terhadap pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bila tanah padat, maka akar susah untuk menembus tanah tersebut. Bila struktur tanah remah, maka akar akan tumbuh dengan baik Sarief, 1985. Daya infiltrasi dan ukuran butir -butir tanah akan menentukan mudah atau tidaknya terangkut air. Tanah dengan agregat yang mudah didispersikan oleh air dan daya infiltrasinya kecil dengan ukuran butir- butir tanah halus, peka terhadap erosi atau erodibilitasnya besar Sarief, 1985. Menurut Lee 1990 harga-harga khas kapasitas infiltrasi dihubungkan dengan tekstur tanah dan tajuk penutup lahan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hubungan Kelas Tekstur dengan Kapasitas Infiltrasi pada Penutupan yang Berbeda. Kapasitas infiltrasi mmjam Tekstur Tanah gundul Bervegetasi Liat 0-5 5-10 Lempung berliat 5-10 10-20 Lempung 10-15 20-30 Lempung berpasir 15-20 30-40 Pasir 20-25 40-50

2. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Sifat-sifat yang perlu dianalisis untuk mengetahui kadar unsur hara dalam tanah adalah pH, C- organik, N-total, P, Mg, K, Ca, Kapasitas Tukar Kation KTK dan Kejenuhan Basa KB. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Staf Pusat Penelitian Tanah, 1981 No Sifat Kimia Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1 C-organik 0,100 1,00 – 2,00 2,01 – 3,00 3,01 – 5,00 5,00 2 N-total 0,10 0,10 – 0,20 0,21 – 0,50 0,51 – 0,75 0,75 3 P 10 10 - 15 16 - 25 26 - 35 35 4 M g 0 4 0,4 – 1,0 1,1 – 2,0 2,1 – 8,0 8,0 5 K 0,1 0,1 – 0,2 0,3 – 0,5 0,6 – 1,0 1,0 6 Ca 2 2 - 5 6 - 10 11 - 20 20 7 KTK 5 5 - 16 17 - 24 25 - 40 40 8 KB 20 20 – 35 36 - 50 51 - 70 70 9 Al 10 10-20 21-30 31-60 70 Sangat Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis 10 pH 4,5 4,5 – 5,5 5,6 – 6,5 6,6 - 7,5 7,6 – 8,5 8,5 a. Reaksi tanah pH tanah Reaksi tanah merupakan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dalam pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen H + di dalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H + di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion H + juga ditemukan ion OH − , yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H + . Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H + lebih tinggi daripada ion OH − , sedang pada tanah-tanah alkalis kandungan OH − lebih banyak daripada H + . Bila kandungan H + sama dengan OH − maka tanah bereaksi netral yaitu pH = 7 Hardjowigeno, 2003. Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting, sebab terdapat beberapa hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Sejumlah organisme mempunyai toleransi yang agak kecil terhadap variasi pH, tetapi organisme lain dapat toleran terhadap kisaran pH yang lebar. Penelitian-penelitian telah memperlihatkan bahwa konsentrasi actual H + dan OH − tidak begitu penting, kecuali dalam lingkungan yang ekstrim. Hal ini merupakan kondisi yang berkaitan dari suatu nilai pH tertentu yang terpenting Foth, 1988. b. Bahan Organik Hardjowigeno 1995, menyatakan bahwa bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya 3-5 saja tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah, sumber unsur hara N, P, S dan unsur mikro lainnya, menambah kemampuan tanah untuk menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara dan sumber energi bagi mikroorganisme. Sumber asli bahan organik adalah jaringan tumbuhan, dalam keadaan alami bagian di atas tanah, akar pohon, semak-semak, rumput, dan tanaman tingkat rendah lainnya tiap tahunnya menyediakan sejumlah besar sisa-sisa organik. Karena bahan ini didekomposisikan dan dihancurkan oleh banyak macam organisme tanah, hasilnya akan menjadi bagian dari horizon di bawahnya, karena adsorpsi atau pencampuran fisik secara aktif. Bagian bahan organik yang dioksidasi terdiri dari karbon, hydrogen yang menyusun lebih dari separuh bahan kering Buckman dan Brady, 1969. c. Nitrogen N Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer dan lainnya adalah berasal dari aktifitas kehidupan di dalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik, khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminosae dengan bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah BKS, PTN, 1991. Nitrogen berada di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH 4 , NO 3 , NO 2 , dan unsur N. Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO 3. Namun bentuk lain yang juga dapat diserap adalah NH 4, dan urea CON 2 2 dalam bentuk NO 3 BKS.PTN, 1991. Selanjutnya BKS.PTN 1991, menyatakan bahwa dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi, sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut bersama panen, sebagian kembali lagi sebagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan. Adanya yang hilang tererosi atau bertambah karena pengendapan. Nitrogen ditambahkan ke tanah sebagai komponen presipitasi. Penambahan sebagian besar nitrogen secara alami ke tanah di tambahkan melalui fiksasi biologis simbiotik dan nonsimbiotik Foth, 1988. d. Fosfor P Fosfor memainkan peranan yang sangat diperlukan seperti bahan bakar yang universal untuk semua aktifitas biokimia dalam sel hidup. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari tanah oleh tanaman adalah kelarutan yang rendah dari sebagian besar campuran fosfor dan konsentrasi fosfor yang dihasilkan sangat rendah dalam lapisan tanah pada setiap waktu tertentu Foth, 1988. Sebagian besar P tanah bersumber dari pelapukan batuan dan mineral- mineral yang mengandung P yang terdapat pada kerak bumi. Salah satu sifat dari unsur ini adalah tingkat kestabilannya di dalam tanah yang tinggi, sehingga kehilangan akibat pencucian relatif tidak pernah terjadi. Hal ini pula yang menyebabkan kelarutan P dalam tanah sangat rendah sehingga ketersediaan untuk tanah relatif sangat sedikit. Dengan demikian ketersediaan P tanah sangat tergantung kepada sifat dan ciri tanah BKS.PTN, 1991. Ketersediaan P dapat diartikan sebagai P tanah yang dapat diekstrasikan oleh air dan asam sitrat. Penambahan unsur ini diharapkan berasal dari pupuk fosfat, pelapukan mineral-mineral fosfat, dan residu hewan dan tanaman. Sedangkan kehilangan P dapat terjadi karena terangkut tanaman, tercuci dan tererosi BKS.PTN, 1991. e. Kalium K Kalium adalah unsur hara ketiga setelah nitrogen dan fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion K + . Muatan positif dari Kalium akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif nitrat, fosfat atau unsur lainnya BKS.PTN, 1991. Kalium tanah adalah berasal dari pelapukan batuan dan mineral- mineral yang mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar kalium tanah yang larut akan tercuci atau tererosi dan kehilangan ini dipercepat lagi oleh serapan tanaman dan jasad renik. Di dalam tanah dikenal empat bentuk kalium, yaitu K-mineral, K-terfiksasi, K- dipertukarkan dan K-larutan. Tetapi untuk kepentingan pertumbuhan ta naman, kalium tanah dibedakan berdasarkan ketersediaannya bagi tanaman, dan digolongkan ke dalam kalium relatif tidak tersedia, kalium lambat tersedia, dan kalium segera tersedia. Kalium dapat dipertukarkan dan kalium larut, langsung, dan mudah diserap tanaman disebut kalium tersedia BKS.PTN, 1991. Menurut Foth 1988, pada dasarnya kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion diadsorbsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman. f. Magnesium Mg dan Kalsium Ca Kalsium dan magnesium merupakan kation-kation utama pada kompleks pertukaran . Keduanya mempunyai sifat dan prilaku yang mirip dalam ta nah. Unsur-unsur tersebut biasanya dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran, karena keduanya merupakan kation yang paling cocok untuk mengurangi kemasaman dan menaikkan pH tanah. Kalsium dan magnesium tanah diserap tanaman masing-masing sebagai Ca 2 + dan Mg 2 + yang berasal dari bentuk dapat ditukar dan atau bentuk larut air BKS.PTN, 1991. Kalsium merupakan komponen struktural dinding-dinding sel tanaman. Ia sangat mempengaruhi permeabilitas membran sitoplasma. Membran akar akan rusak apabila tidak ada kalsium. Sedangkan Magnesium merupakan satu-satunya unsur anorganik yang menyusun molekul klorofil dan merupakan unsur yang terlibat pada kebanyakan reaksi enzimatis. Oleh karena itu magnesium amat esensial pada proses metabolisme di dalam tanaman. Dibandingkan dengan kalsium , magnesium tidak begitu kuat diadsorbsi pada tempat pertukaran kation, sedikit rendah magnesium dapat ditukar ada dalam tanah, dan defisiensi magnesium lebih sering ditemukan. Defisiensi kalsium dicirikan oleh suatu bentuk yang cacat pembentukan yang kurang dan disintegrasi bagian ujung dari tanaman sedangkan defisiensi magnesium berakibat pada suatu perubahan warna khusus pada daun Foth, 1988. g. Kapasitas Tukar Kation KTK Kation adalah ion yang bermuatan positif seperti Ca ++ , Mg + , K + , Na + , NH + , H + , Al 3+ dan sebagainya. Di dalam tanah kation-kation tersebut terlarut di dalam air tanah atau dijerap oleh koloid-koloid tanah. Banyaknya kation dalam miliekivalen yang dapat dijerap oleh tanah persatuan berat tanah biasanya per 100 g dinamakan Kapasitas tukar kation KTK. Kation-kation yang telah dijerap oleh koloid-koloid tersebut sukar tercuci oleh air gravitasi, tetapi dapat digantikan oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah. Hal tersebut dinamakan pertukaran kation. Jenis-jenis kation yang telah disebutkan di atas merupakan kation-kation umum ditemukan dalam kompleks jerapan tanah. Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na kejenuhan basa tinggi dapat meningkatkan kesuburan tanah, tetapi bila didominasi oleh kation asam Al, H kejenuhan basa rendah dapat mengurangi kesuburan tanah Hardjowigeno, 2003. h. Kejenuhan Basa KB Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah kation- kation basa dengan jumlah semua kation kation basa dan kation asam yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Kation-kation basa umumnya merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman. Di samping itu basa-basa umumnya mudah tercuci, sehingga tanah dengan kejenuhan basa tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut belum banyak pencucian dan merupakan tanah yang subur. Kejenuhan basa berhubungan erat dengan pH tanah, dimana tanah- tanah dengan pH rendah umumnya mempunyai kejenuhan basa rendah, sedang tanah-tanah dengan pH tinggi mempunyai kejenuhan basa yang tinggi pula Hardjowigeno, 2003. Nilai kejenuhan basa bergantung pada intensitas pencucian yang berarti bergantung pada curah hujan, pengatusan setempat dan perembihan sedangkan pengaruh bahan induknya tergolong kecil. Kejenuhan basa tergolong tinggi apabila berkembang pada tempat yang bercurah hujan rendah dan nilai kejenuhan basa tersebut lebih kecil jika berkembang pada tempat yang bercurah hujan tinggi Purwowidodo, 1998

III. KONDISI UMUM LOKASI PRAKTEK

A. Luas dan Letak

Kawasan Cagar Alam CA Papandayan dan Taman Wisata Alam TWA Gunung Papandayan ditetapkan sebagai kawasan konservasi CA dan TWA Papandayan dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 226 Kpts – II 1990 tgl. 8 Mei 1990 seluas ; 7.032 Ha, terdiri dari Cagar Alam seluas : 6.807 Ha, TWA seluas : 225 Ha. Letak geografis CATWA Papandayan berada pada 7º30’ Lintang Selatan dan 107º31’ – 180º Bujur Timur. Keterangan : A : Lokasi Parkir B : Kompleks Kawah C : Blok Bunderan : Jalan Kendaraan D : Blok Pondok Saladah E : Blok Bandung Vooruit : Batas Kawasan TWA P apandayan Jarak lokasi dengan kota terdekat : Garut : ± 32 Km Bandung : ± 97 Km melalui Cisurupan ± 81 Km melalui Pangalengan Gambar 1. Peta Papandayan

B. Topografi dan Iklim

Konfigurasi lapangan bergelombang dengan topografi curam, berbukit dan bergunung-gunung serta tebing yang terjal, ketinggian berkisar antara 2.170 sd 2.662 mdpl. Termasuk tipe iklim B, dengan kelembaban udara 70-90 dan suhu berkisar antara 17º-25º C.