2. Pegas dan Poros
Pegas yang digunakan pada mekanisme gerak roda ini adalah pegas torsional pegas puntir dengan diameter kawat, d 8 mm, diameter lilitan,
D 19 mm, jumlah lilitan, n 3.1, dan jarak kerja beban terhadap poros
pegas, r 39.6 mm. Beban, P yang harus ditahan sebesar 472.99 N dengan nilai modulus elastisitas pegas 110 GPa menghasilkan defleksi 9
. Setiap sirip membutuhkan dua pegas, sehingga untuk setiap roda membutuhkan
28 pegas atau 56 pegas untuk sepasang roda. Pegas puntir bergerak pada poros yang terpasang kaku pada kedua rim
pelek. Poros tersebut terbuat dari besi behel diameter 16 mm dengan panjang sama dengan panjang sirip yaitu 350 mm. Setiap roda terdapat 14
poros sehingga bahan poros yang dibutuhkan setiap roda adalah 4.9 m atau 9.8 m untuk sepasang roda. Mekanisme sirip berpegas dan poros engsel
dapat dilihat pada Gambar 33.
Pegas Puntir Poros
Engsel Gambar 33. Mekanisme sirip berpegas dan poros engsel.
3. Pelek Rim
Roda yang dirancang mempunyai dua buah pelek rim yang simetris dengan diameter 720 mm. Jarak antar rim dalam dan rim luar adalah 188
mm. Berdasarkan hasil analisis perencanaan diameter bahan rim yang disajikan pada Lampiran 8, diameter bahan rim adalah 18.98 mm atau di
pasaran 19 mm. Hasil ini diperoleh dengan mempertimbangkan diameter roda, bobot traktor, tahanan gelinding, draft, dan bahan yang ada di
49
pasaran. Untuk membuat satu pelek diperlukan besi behel sepanjang 2.26 m, maka untuk satu roda diperlukan besi behel sepanjang 4.53 m atau
9.06 m untuk sepasang roda. Pelek rim hasil rancangan dapat dilihat pada Gambar 34.
Rim luar
Rim dalam
Gambar 34. Pelek rim hasil rancangan.
4. Jari-jari
Berdasarkan hasil analisis perencanaan diameter bahan jari-jari yang disajikan pada Lampiran 9, diameter bahan jari-jari adalah 19 mm. Hasil
ini diperoleh dengan mempertimbangkan diameter roda, gaya resultan, F
r
1.89 kN, dan bahan yang ada di pasaran. Jumlah jari-jari yang digunakan pada setiap roda adalah 8 dan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 4 jari-jari
dalam yang menghubungkan flens dengan pelek dalam, serta 4 jari-jari luar yang menghubungkan flens dengan pelek luar. Jari-jari hasil
rancangan dapat dilihat pada Gambar 35.
50
Jari-jari dalam Jari-jari luar
yang dipasang pada pipa flens
Gambar 35. Jari-jari hasil rancangan.
5. Flens Roda
Flens merupakan bagian roda yang berhubungan langsung dengan poros roda traktor sehingga flens juga dapat dikatakan sebagai pusat
putaran roda. Bentuk dan ukuran dari flens disesuaikan dengan boss roda traktor.
Pada perancangan roda sirip ini, flens terbuat dari stainless steel tebal 11 mm, diameter 210 mm, diameter lubang poros roda 65 mm, diameter
lingkaran lubang baut 115 mm, dan diameter lubang baut 14 mm. Ukuran- ukuran ini disesuaikan dengan boss roda pada traktor yang akan digunakan
yaitu Traktor Kubota Quick G600 dengan daya engine 7.5 hp. Pada perancangan ini, flens roda ditambah dengan pipa besi diameter lubang 65
mm dan tebal pipa 8 mm. Pipa ini berguna sebagai tempat menempelnya jari-jari luar yang terhubung dengan pelek luar. Penambahan pipa ini
diharapkan dapat menambah kekuatan dari rangka yang akan menopang sirip dan menahan gaya reaksi tanah pada saat digunakan. Flens hasil
rancangan dapat dilihat pada Gambar 36.
51
Flens
Pipa
Gambar 36. Flens hasil rancangan.
E. PENGUJIAN RODA 1. Kondisi Tanah
Kondisi lahan sebelum dilakukan pengujian roda Gambar 37 secara lengkap disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Kondisi lahan sebelum pengujian roda No Keterangan
Unit 1
Kadar air basis kering 37.67
2 Bulk density
gcm
3
1.027 3
Tinggi jerami rata-rata cm 20.5
4 Jarak tanam cm
30 x 25 5
Kedalaman lumpur rata-rata cm 15
52
Gambar 37. Kondisi lahan sebelum pengujian.
2. Pengujian Fungsional